by ifid|| 22 September 2024 || || 79 kali
Kotagede merupakan Kawasan Cagar Budaya yang telah ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 14 April 2023. Salah satu pengisi Kawasan Cagar Budaya Kotagede adalah Masjid Gedhe Mataram Kotagede yang juga telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya melalui Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 11 Oktober 2021.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY memiliki tanggung jawab dalam pelindungan, pelestarian, dan pemanfaatan warisan budaya dan cagar budaya yang ada di Kawasan Cagar Budaya Kotagede. Pasar Lawas Kotagede/Mataram merupakan salah satu upaya membangun kesadaran bersama warga masyarakat Jagalan untuk menyajikan potensi kuliner tradisional yang ada di Desa Jagalan dan juga sebagai upaya publikasi secara luas potensi warisan budaya tersebut dengan harapan dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Ucap Dian Laksmi Pratiwi dalam sambutan pembukaan di Pasar Lawas Mataram, Jumat Malam (20/9) di Halaman Masjid Besar Mataram Kotagede.
Penyelenggaraan Pasar Lawas Mataram Gelaran ke-4 Pasar Lawas Mataram kali ini mengusung tema Tepung, Srawung, Dunung. Gelaran ini dapat juga dimaknai sebagai salah satu upaya mendukung Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memanfaatkan kawasan cagar budaya sebagai wadah kegiatan produktif masyarakat.
“Melalui Pasar Lawas Kotagede, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta turut mendukung masyarakat di wilayah Jagalan khususnya dan Kotagede pada umumnya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan juga memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang cagar budaya dan warisan budaya takbenda melalui makanan tradisional”. pungkas Dian
Perhelatan yang digelar setiap tahun ini, menyajikan berbagai makanan jadul seperti jenang gempol, grontol, bakmi pentil, sirup jambu, es tape gosrok, gulali, sate kere, dan banyak lagi lainnya.
Sementara itu Joko Purnomo Wakil Bupati Bantul yang turut hadir mengatakan untuk mengangkat kembali makanan tempo dulu, pemerintah kabupaten sangat berterima kasih kepada lurah dan teman-teman generasi muda yang terus berupaya melestarikan kebudayaan khususnya makanan khas tempo dulu. ''Pasar Lawas ajikan di Pasar Lawas Mataram. Kegiatan seperti ini akan terus kita dorong, dan akan kita dampingi. Pasar Lawas Mataram adalah kolaborasi generasi muda dan tua yang mendukung kegiatan ini, karena mereka kangen dan ingin bernostalgia dengan jajanan jadul. Selain itu generasi muda juga penasaran ingin mencicipi. "Hari ini kita lihat banyak anak-anak muda datang ke sini, banyak anak cucu yang kepingin mengerti seperti apa kuliner khas Mataram.” ucapnya.
Menumbuhkan Ekonomi dan Budaya untuk Masyarakat
Sulthon Abdul Aziz, Ketua Panitia Pasar Lawas Mataram menambahkan, gelaran Pasar Lawas Mataram ini menjadi tempat pertemuan para pelaku UMKM di Kalurahan Jagalan. Menjadi ciri event yang selalu dinantikan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, para pengisi stand kuliner Pasar Lawas Mataram seluruhnya warga Kalurahan Jagalan. "Pasar Lawas ini seluruhnya pelaku UMKM lokal. Dan, setiap stan tak boleh menjual menu yang sama, jadi sebanyak stan yang ada sebanyak itu pula jenis makanan tradisional yang tersaji, bahkan bisa lebih jenisnya," papar Sulthon.
"Saya juga berharap, masyarakat atau wisatawan bisa menikmati kuliner-kuliner yang kami sajikan dengan bebas memilih," lanjutnya. Jadi, bagi penikmat kuliner tradisional Yogyakarta silakan bernostalgia di Pasar Lawas Mataram Kotagede ini. Tentunya, juga menikmati suasana khas peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede ini. Selain puluhan menu tradisional, pengunjung dan wisatawan bisa menyaksikan pergelaran seni dan musik di panggung Pasar Lawas Mataram. "Pasar Lawas Mataram akan dibuka dengan pergelaran tari kolosal yang ditampilkan anak-anak Kalurahan Jagalan. Setiap harinya juga disuguhkan pertunjukan musik keroncong dan klonengan musik Jawa, serta sholawatan Mataraman," tambah Sulthon
Berbagai pertunjukan seni tradisional, seperti tarian khas Mataram, wayang kulit, hingga shalawatan, menjadi daya tarik utama kegiatan ini. Tak hanya itu, Pasar Lawas Mataram juga menghadirkan beragam produk UMKM lokal, termasuk kuliner-kuliner yang dulu sempat populer di masa lampau.
Dengan kombinasi antara budaya, ekonomi, dan kebersamaan, Pasar Rakyat Mataram terus mendapat perhatian banyak pihak dan diharapkan dapat menjadi salah satu event budaya terbesar di wilayah ini.
Dalam kegiatan pasar Lawas Mataram ini tidak hanya menumbuhkan ekonomi lokal, juga membangun kawasan kota gede menjadi lebih dicintai akan kaya budayanya yang menjadi awal mulai peradaban Mataram Islam muncul. Ini bisa kita rasakan di sepanjang jalan menuju pasar kotagede dan masjid Gede Mataram dipenuhi masyarakat yang berbondong-bondong ikut mendatangi Pasar Lawas Mataram.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...