by ifid|| 01 Oktober 2024 || || 55 kali
Bersamaan dengan perubahan dan kemajuan dalam dunia seni musik, telah banyak dilakukan eksperimentasi oleh para seniman di dalam penciptaan karya-karyanya. Eksperimental banyak dilakukan pada berbagai aspek, seperti dalam pemilihan sumber-sumber ide atau dasar-dasar penciptaan yang tidak hanya berorientasi pada aspek fungsional saja, tetapi telah banyak digali potensi-potensi sumber ide dari berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Banyak karya yang merupakan hasil dari eksperimentasi yang merepresentasikan gejala-gejala atau fenomena-fenomena yang berkembang di masyarakat. Perkembangan seni music tersebut di atas menunjukkan adanya dinamika yang menarik, khususnya apabila dilihat pada karya-karya yang diciptakan oleh para seniman musik.
Karya-karya musik yang dahulu hanya berorientasi pada segi fungsional praktis dan keindahan ornamentasi saja, sekarang menunjukkan adanya fenomena perubahan ke karya-karya yang lebih dinamis, konseptual, kreatif dan inovatif. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Cahyo Widayat, dalam membacakan sambutan Kepala Dinas Kebudayaan DIY yang berhalangan hadir, dalam kegiatan Eksperimentasi Seni Musik karya Jaeko Siena, kamis malam (26/9), di Concert Hall Taman BUdaya Yogyakarta.
Taman Budaya sebagai UPTD Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta mengemban tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan pengembangan dan pengelolaan seni budaya. Sebagai institusi seni budaya milik Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka memenuhi tugas pokok dan fungsi tersebut, UPT Taman Budaya akan selalu memposisikan dirinya berperan sebagai etalase dan laboratorium pengembangan dan pengelolaan seni budaya ketika proses kreatif dari para seniman digelar dan dipresentasikan. Kegiatan eksperimentasi Seni merupakan salah satu wujud kepedulian Taman Budaya terhadap pengelolaan/laboratorium seni melalui sebuah proses penawaran sebuah bentuk karya yang ditampilkan.
Dalam sambutannya Cahyo Widayat, mengatakan apresiasinya kepada seniman dan Taman Budaya Yogyakarta. Beliau menyatakan Inisiatif ini patut mendapat dukungan penuh, karena dalam karya ini, Jaeko Siena dengan cermat memanfaatkan alat-alat musik non-konvensional yang ditemukan di sekitarnya, untuk menciptakan sebuah pengalaman mendengarkan yang unik dan inovatif.
"Program-program seperti ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan seni dan budaya di Yogyakarta. Eksperimentasi dilakukan dari berbagai aspek, bukan hanya secara fungsional dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi juga mencerminkan gejala dan fenomena yang berkembang di masyarakat. Melalui pendekatan kreatif, Jaeko Siena dalam mengeksplorasi berbagai tekstur dan nuansa suara yang dihasilkan oleh alat-alat musik, sehingga angin tidak hanya menjadi sumber inspirasi, tetapi juga medium yang hidup dalam proses penciptaan musik. Dengan cara ini, “Samirana” tidak hanya menawarkan keindahan suara, tetapi juga menggugah pemikiran tentang hubungan antara lingkungan, bunyi, dan seni” ucap Cahyo Widayat.
Sementara itu Kepala UPT Taman Budaya Yogyakarta, Purwiati, dalam laporan kegiatan mengatakan, kebanggaan terhadap kegiatan eksperimen seni musik ini. Beliau menekankan bahwa Taman Budaya Yogyakarta selalu mendukung dan menjadikan tempat bereksplorasi untuk melahirkan ide dan gagasan baru dalam memperkaya seni dan budaya lokal.
“Eksperimentasi seni musik merupakan sebuah ruang yang disiapkan oleh Taman Budaya Yogyakarta untuk memberikan akses kepada seniman untuk melahirkan ide dan gagasan dari berbagai cabang seni yang ada di Yogyakarta. Harapannya kegiatan ini menjadi oase kepada seniman untuk berani berinovasi dan dengan konsep seni yang berbeda” kata Purwiati
karya eksperimental dari Jaeko Siena dengan judul “ Samirana”, Samirana diambil dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti 'angin'. Angin tidak hanya berfungsi sebagai unsur alam yang dapat dirasakan, tetapi juga sebagai simbol dari kenangan dan nostalgia. Jaeko Siena dengan brilian menggali kembali suara-suara yang pernah mengisi masa kecilnya, seperti bunyi gerobak kue putu yang melintas, suara layang-layang yang terbang di angkasa, serta berbagai macam suara lain yang membangkitkan rasa nostalgia. Melalui pertunjukan ini, penonton diundang untuk merasakan kembali kenangan-kenangan tersebut dengan cara yang unik dan imersif.
Pertunjukan ini bukan hanya sekedar konser musik biasa, tetapi juga sebuah pengalaman multidimensional yang memadukan suara, visual, dan emosi. Jaeko Siena menggunakan berbagai instrumen dan teknik musik untuk merepresentasikan berbagai elemen angin. Suara yang dihasilkan tidak hanya berasal dari alat musik tradisional, tetapi juga dari benda-benda yang ada di sekitar kita, menciptakan harmoni yang harmonis antara modernitas dan tradisi. Dengan demikian, "Samirana" menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, mengajak penonton untuk merenungkan kembali hubungan mereka dengan lingkungan sekitar.
Melalui penggabungan suara angin dan kenangan masa kecil, Jaeko Siena tidak hanya menciptakan musik, tetapi juga sebuah narasi yang berbicara kepada hati dan pikiran penonton. Setiap nada dan irama yang dihasilkan seolah membawa kita kembali ke waktu yang lebih sederhana, di mana suara-suara kecil mengisi hari-hari kita dengan kebahagiaan dan kehangatan.
Dengan hadirnya "Samirana", Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Taman Budaya Yogyakarta sekali lagi membuktikan diri sebagai tempat yang subur untuk inovasi seni, di mana setiap pertunjukan bukan hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan menginspirasi. Pertunjukan ini diharapkan tidak hanya menarik perhatian pecinta seni musik, tetapi juga masyarakat umum yang ingin merasakan keajaiban dari suara dan nostalgia.
Di akhir pertunjukan Jaeko Siena mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh tim yang bekerja sama dan kurator, serta pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Dinas Kebudayaan DIY melalui UPT Taman Budaya Yogyakarta, yang memberikan ruang untuknya, pengalaman baru bereksperimentasi musik .
“Samirana bisa dikatakan sebuah perjalanan kembali ke akar budaya kita melalui suara. Ini adalah undangan untuk semua orang agar tidak melupakan kenangan-kenangan yang telah membentuk kita, sembari menjelajahi kemungkinan-kemungkinan baru dalam seni. Tentu saja, pertunjukan ini menjadi bukti bahwa seni dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan generasi, budaya, dan pengalaman hidup kita”. pungkas Jaeko.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...