Libatkan Anak Membatik dalam Goresan Kain 150 Meter

by ifid|| 03 Oktober 2024 || || 59 kali

...

Sejarah Hari Batik Nasional berawal dari pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 2 Oktober 2009. Pengakuan ini diberikan dalam sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah di Abu Dhabi, bersamaan dengan pengakuan unsur budaya lain seperti wayang, keris, noken, dan tari Saman. Batik telah diakui sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Taman Budaya Yogyakarta memperingati Hari Batik yang bertajuk "Menapak Jejak Merawat Budaya Yogyakarta Melalui Batik Sebagai Pusaka Dunia." Kegiatan ini diadakan di halaman TBY dan sekaligus merayakan ke-20 Arts for Children (AFC). Dalam kegiatan yang penuh warna ini, peserta diajak untuk membatik bersama di atas kain sepanjang 150 meter, menjadikan momen tersebut tak hanya sebagai perayaan tetapi juga sebagai upaya edukasi dan pengenalan batik kepada generasi muda.

Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, mengatakan kegiatan membatik bersama ini juga dimaksudkan untuk memperingati ke-20 AFC. AFC sendiri merupakan program manajemen talenta yang bertujuan untuk menumbuhkan dan mengidentifikasi bibit-bibit baru di bidang seni, mencakup berbagai aspek seperti tari, musik, teater, dan sastra. "Kami berupaya menciptakan generasi muda yang memiliki olah rasa dan budi pekerti yang lebih baik melalui seni," ucap Dian, menekankan bahwa ini sejalan dengan makna dan filosofi batik.

Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang berkumpul, tetapi juga sebagai platform untuk mengapresiasi dan mengenalkan ciri khas batik Yogyakarta. Sepanjang proses membatik, anak-anak diajarkan untuk mengolah motif-motif khas daerah, sehingga mereka tidak hanya belajar teknik membatik, tetapi juga mengenali dan menghargai kebudayaan lokal mereka. "Dengan mengenal ciri khas DIY, mereka akan semakin mencintai dan menghargai warisan budaya yang ada," kata Dian.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk instruktur dan peserta yang terlibat. Dian mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua yang berkontribusi dalam kegiatan ini. "Kami berterima kasih kepada seluruh instruktur, asisten, peserta bimbingan AFC, serta semua keluarga dan pihak yang terlibat," pungkas Dian.

sebelumnya Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Dra. Purwiati, dalam sambutan laporan kegiatan menyampaikan bahwa Hari Batik bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah kesempatan untuk meneguhkan identitas Indonesia. Menurutnya, mengenakan batik adalah bentuk solidaritas yang melampaui berbagai perbedaan sosial. "Melalui batik, kita bisa bersatu dalam keragaman," kata Purwiyati. 

Kegiatan membatik yang dilaksankan di TBY tidak hanya melibatkan anak-anak yang berpartisipasi dalam program AFC, tetapi juga melibatkan instruktur dan asisten dari berbagai divisi seni. Purwiati menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana edukasi. "Kain sepanjang 150 meter ini merupakan media untuk memperkenalkan batik kepada anak-anak sejak dini," ungkapnya. Ia berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap batik, yang merupakan kekayaan budaya nasional tak benda yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.

Peringatan Hari Batik di Taman Budaya Yogyakarta ini menjadi momentum yang penting tidak hanya untuk merayakan batik sebagai pusaka dunia, tetapi juga untuk membangun rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaan Indonesia di kalangan generasi muda. Dengan mengajak anak-anak untuk langsung terlibat dalam proses membatik, diharapkan warisan budaya ini akan terus hidup dan berkembang di tangan generasi penerus.

Hari Batik Nasional bukan hanya sekedar peringatan budaya, tetapi juga merupakan simbol persatuan bangsa Indonesia. Batik mencerminkan identitas yang melampaui perbedaan sosial dan budaya, dari masyarakat kaya hingga miskin. Melalui batik, bangsa Indonesia bersatu dalam satu identitas kebudayaan yang kuat.

 Tidak hanya itu, batik juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Industri batik memberikan lapangan kerja dan menjadi sumber penghasilan bagi banyak pengrajin di berbagai daerah. Hari Batik Nasional diharapkan dapat terus mendorong perkembangan industri ini, sekaligus melestarikan warisan budaya bagi generasi

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta