"Sumbu Filosofi" dalam Yogya Komik Week

by ifid|| 11 Oktober 2024 || || 60 kali

...

Yogyakarta Komik Week kembali hadir pada tahun 2024 dengan mengusung judul “Konsisten Sequen”, diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kebudayaan) DIY yang bekerja sama dengan komunitas komik Mulyakarya. Acara yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 20 Oktober ini bertempat di Langgeng Art Foundation, yang berlokasi di Jl. Suryodiningratan No.37, Suryodiningratan, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Pada Jumat, 11 Oktober 2024, pembukaan Yogyakarta Komik Week resmi digelar. 

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Zita Uttungga Dwi, SS., Kepala Seksi Seni Dinas Kebudayaan (Kundha Kebudayaan) DIY, yang hadir sebagai perwakilan dari Kepala Dinas yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Zita menyampaikan pandangannya tentang sejarah komik di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa kemunculan komik di negeri ini tak bisa dilepaskan dari pengaruh komik luar negeri, terutama dari Amerika dan China, yang mendominasi penerbitan serta peredaran komik di Indonesia pada tahun 1930-an, dan berlanjut pada era 1970 hingga 1980-an. 

Namun, Zita menambahkan bahwa jauh sebelum itu, Indonesia sebenarnya sudah memiliki sejarah panjang tentang komik dalam bentuk relief atau pahatan yang menghiasi berbagai candi. Relief-relief ini dibuat dengan sangat indah, menggambarkan kehidupan masyarakat, menyampaikan pesan-pesan kebaikan, dan merekam peristiwa-peristiwa penting yang menjadi bagian dari perjalanan sejarah. Menurut Zita, seni visual sudah lama menjadi cara bagi leluhur untuk mewariskan pengetahuan kepada generasi berikutnya. Begitu pula, komik dapat berperan sebagai media komunikasi alternatif yang tidak hanya komunikatif dan menghibur, tetapi juga menjadi sarana untuk mengarsipkan pengetahuan serta kekayaan budaya, yang pada akhirnya bisa diterapkan kepada generasi muda. 

Zita menyampaikan harapannya di acara Pekan Komik ini. Ia berharap acara ini, yang mengangkat berbagai fenomena budaya, perilaku masyarakat, dan nilai-nilai kehidupan, bisa menjadi lebih dari sekadar perayaan. Baginya, Pekan Komik harus menjadi ajang apresiasi yang memberi penghargaan pada karya-karya komik yang dihasilkan. Selain itu, Zita berharap acara ini juga menjadi sarana penting untuk menumbuhkan semangat pelestarian budaya di kalangan masyarakat. Menurutnya, melalui upaya pelestarian ini, karakter dan jati diri generasi muda akan semakin kuat terbentuk, membawa dampak positif bagi masa depan mereka.

Jogja Komik Weeks 2024 melibatkan 30 siswa-siswi SMA/SMK dari seluruh wilayah DIY yang telah berpartisipasi dalam workshop dan lomba komik Kukuruyug #10. Karya-karya mereka yang dihasilkan selama program tersebut kini ditampilkan bersama dengan karya 30 seniman komik yang telah terpilih melalui proses kurasi ketat. Keterlibatan para pelajar ini menunjukkan pentingnya regenerasi dalam dunia komik, sekaligus memberikan ruang bagi kreativitas dan bakat-bakat baru untuk tumbuh dan berkembang. Setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan hasil karyanya kepada publik, yang tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mereka, tetapi juga memperkuat semangat berkarya di kalangan generasi muda.

Mengusung tema "Konsisten Sekuen," acara tahunan ini menghadirkan puluhan karya komik yang mencerminkan keanekaragaman gaya dan cerita, baik dari seniman muda maupun komikus senior. Jogja Komik Weeks 2024 menjadi ajang penting untuk menghargai dedikasi para komikus Indonesia yang terus berkarya dengan konsisten, meskipun dunia komik terus mengalami perkembangan dan tantangan baru. Selain sebagai wadah apresiasi, acara ini juga menginspirasi para seniman untuk terus berinovasi dan menjaga kesinambungan tradisi komik di Indonesia, sekaligus memperkenalkan karya mereka kepada khalayak yang lebih luas.

Yudha Sandy seorang seniman dan komikus yang merupakan Project Manager Yogyakarta Komik Weeks menyampaikan bahwa perjalanan acara ini yang dimulai dari lomba komik untuk anak-anak SMA di tahun 2014, yaitu Kukuruyug yang pertama. "Flashback ke sepuluh tahun yang lalu, kita memulai dari Kukuruyug ke-1, dan sekarang sudah sampai pada Kukuruyug ke-10, jadi ini momen spesial," katanya. Ia juga menjelaskan bahwa jika seluruh alumni Kukuruyug di Jogja dihitung, jumlahnya hampir mencapai 1.000 orang. Dari ajang lomba ini, mereka berkembang lebih jauh dengan membuat pameran komik, dan kemudian menaikkan level acara tersebut menjadi festival yang lebih besar bernama Yogyakarta Komik Weeks. Tahun ini, festival tersebut diselenggarakan untuk pertama kalinya.

Yudha juga memaparkan beberapa agenda menarik yang disajikan dalam Yogyakarta Komik Weeks pada 11 sampai 20 Oktober, di mana selain pameran komik, terdapat bincang-bincang komik bersama Rod R. Driver, sebuah acara Coswalk, dan diskusi-diskusi seputar dunia komik. Semua kegiatan ini dirancang untuk semakin memperkaya pengalaman dan wawasan pengunjung, serta memberikan ruang bagi para komikus untuk saling berbagi ide dan inspirasi.

Terra Bajraghosa, pengajar Desain Komunikasi Visual di FSR ISI Yogyakarta sekaligus kurator pameran, menyampaikan pentingnya konsistensi dalam berkarya. Ia memberikan contoh Alfi Zachkvelle, yang telah berkarya sejak masa Terra SMA dan terus menambah jumlah karyanya hingga sekarang. "Bagi saya, dedikasi Alfi menjadi sebuah inspirasi. Konsistensi dari para seniman seperti dia sangat berperan dalam mewujudkan komik-komik para generasi berikutnya," ujarnya. Terra menambahkan bahwa alasan di balik pemilihan tema "Konsisten Sekuen" untuk pameran ini adalah untuk menghargai komikus yang terus berkarya secara berkelanjutan, sekaligus memberikan motivasi kepada generasi muda agar mengikuti jejak para pendahulu mereka. 

Sebanyak 30 siswa-siswi SMA/SMK dari seluruh wilayah DIY yang telah berpartisipasi dalam workshop dan lomba komik Kukuruyug #10 mendapatkan penghargaan berupa piala berbentuk ayam. Selain itu, total hadiah sebesar 30.000.000 rupiah juga disiapkan untuk seluruh peserta sebagai apresiasi atas kreativitas dan usaha mereka dalam berkarya.

Pameran Yogyakarta Komik Weeks dibuka secara resmi dengan pemotongan pita yang dilakukan oleh Zita, Kepala Seksi Seni, yang mewakili Kepala Dinas Kebudayaan Kundha Kebudayaan DIY. Dalam momen spesial tersebut, Zita didampingi oleh tamu-tamu terhormat lainnya, menandai dimulainya Yogyakarta Komik Weeks. Setelah pemotongan pita, para tamu yang hadir pun turut serta untuk melihat dan menikmati pameran komik yang dipamerkan. Sherina/fit

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta