FKY: UMPAK BUKA-Benda Sebagai Arsip Hidup, Sejarah dan Membangun Identitas Masyarakat

by ifid|| 11 Oktober 2024 || || 162 kali

...

Lapangan Bawuran menjadi saksi berlangsungnya Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2024 yang resmi dibuka pada hari Kamis, 10 Oktober 2024. FKY 2024 berpusat di Area Lapangan Bawuran, yang terletak di Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Festival ini menghadirkan berbagai pertunjukan seni dan budaya yang merayakan kekayaan tradisi lokal, serta memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakat.

Pawai Pusaka Warga menjadi prosesi pertama dalam pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2024. Pawai ini dilepas oleh Kepala Bidang Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni (ATLAS) Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dra. Y. Eni Lestari Rahayu, tepat pada pukul 14.15 WIB, dari Lapangan Segoroyoso menuju Lapangan Bawuran. Acara ini diikuti oleh sekitar 1.000 peserta yang berasal dari lima kontingen pawai, yang terdiri dari perwakilan empat kabupaten dan satu kota di DIY. Mereka mengarak ratusan benda sehari-hari, merayakan benda-benda tersebut sebagai pusaka berharga, serta menunjukkan betapa pentingnya warisan budaya dalam kehidupan masyarakat.

Tujuan akhir dari Pawai Pusaka Warga adalah Lapangan Bawuran. Setelah tiba di lokasi, para peserta pawai duduk bersama di depan panggung, menciptakan suasana kebersamaan dan keakraban. Mereka kemudian menyaksikan sambutan-sambutan dari para tokoh dan panitia festival, yang menandai dimulainya rangkaian acara FKY 2024. 

Sambutan pertama dari Basundara Murba Anggana atau biasa yang dipanggil Mas Ang selaku Direktur FKY 2024, menjelaskan, “Sejak pertama kali diadakan pada tahun 1989, FKY selalu hadir mendampingi dinamika masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahun ini, dalam penyelenggaraan yang ke-35, FKY terus memperluas cakupannya sebagai ruang gerak kebudayaan yang relevan. FKY selalu hadir dengan inovasi yang segar. Pada tahun 2023, Dinas Kebudayaan DIY membentuk Komite Pengarah untuk menyusun peta jalan tematik FKY hingga tahun 2027, dengan urutan tema: Ketahanan Pangan, Benda, Adat Istiadat, Bahasa, dan Nilai-nilai Budaya.” Ia juga menambahkan bahwa FKY akan diselenggarakan setiap tahunnya secara bergilir antara empat kabupaten: Kulon Progo, Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kota Yogyakarta, sehingga semua daerah dapat berkontribusi dan merasakan semangat kebudayaan yang diusung oleh festival ini.

Setelah sukses digelar tahun lalu di Kulon Progo, FKY 2024 memilih Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, sebagai kawasan penjelajahan dan pencatatan kebudayaan yang menyoroti "benda" dengan tema "Umpak Buka." Menurut B. M. Anggana, “Pleret adalah kawasan yang memiliki sejarah besar. Di kawasan ini, kita bisa melihat jejak itu berupa umpak kerto yang kini tersimpan di Museum Sejarah Purbakala Pleret. Latar ini menjadi tema yang tepat untuk FKY 2024.” Sebagai penutup sambutannya, B. M. Anggana mengutip Umar Kayam, “kebudayaan iku gaweane wong akeh.” Ia menjelaskan bahwa kalimat ini mencerminkan bahwa FKY bukan hanya milik pemerintah atau panitia, tetapi merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Yogyakarta. Festival ini adalah wujud kolaborasi antara pemerintah, panitia, dan seluruh warga Yogyakarta dalam merayakan dan melestarikan kekayaan budaya yang ada.

Sepakat dengan kata penutup mas Eng Ketua FKY 2024, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A, Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, FKY 2024 melalui program-program yang disajikan menjadi sebuah upaya dalam menepatkan benda sebagai arsip hidup yang mencatat sejarah dan membangun identitas masyarakat terutama di Bantul. Hal tersebut senada dengan falsafah leluhur Sangkan Paraning Dumadi.

"FKY kami susun sebagai sebuah alternatif menelusuri kembali darimana kita berasal dan kemana kita harus kembali, sambil membaca kembali apa-apa saja yang telah ditinggalkan oleh mereka yang mendahului kita. Laku penelusuran jejak budaya ini menjadi penting dalam rangka melanjutkan estafet warisan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi," ungkap Dian.

Dian menyatakan pihaknya menaruh harapan agar FKY dapat terus menjadi titik temu bersama, ruang kolaborasi, dan mensinergikan berbagai kerja budaya dalam satu nafas Kebudayaan Yogyakarta. Hal ini sesuai arahan Gubernur DIY, urusan kebudayaan bukan hanya milik satu sektor tetapi milik seluruh sektor yang ada dalam masyarakat itu sendiri.

"Karena kebudayaan merupakan cara hidup yang menjadi ibu peradaban, maka kami mengajak mengembalikannya FKY ke masyarakat. Semoga FKY senantiasa menjadi salah satu kegiatan unggulan yang berdampak baik, meningkatkan kesejahteraan, memupuk kemandirian dan penyemangat dalam mengisi keistimewaan dengan kerja-kerja budaya," jelasnya.

 

Pembukaan FKY 2024 juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sri Paku Alam X, serta (Pjs) Bupati Kabupaten Bantul, (Pjs) Bupati Kabupaten Sleman, dan sejumlah pegiat seni dan kebudayaan di Yogyakarta. Kehadiran para tokoh dan pemangku kepentingan ini menambah kemeriahan acara dan menunjukkan dukungan kuat terhadap pengembangan seni dan budaya di daerah tersebut.

Sementara itu dalam sambutan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY,  (KGPAA) Sri Paku Alam X “festival ini telah terbukti menjadi salah satu magnet yang menarik wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Selain itu, FKY memberikan dorongan yang signifikan bagi sektor ekonomi kreatif dan pariwisata sehingga berdampak langsung pada masyarakat luas kedepannya.” 

"Melalui berbagai program yang ditawarkan, festival ini juga menjadi ruang bagi generasi muda untuk belajar, berinteraksi, dan memahami pentingnya melestarikan budaya sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari," imbuhnya.

Menurut Wagub DIY, FKY 2024 menjadi ruang refleksi bagi semua ini mengambil tema Umpak Buka yang menawarkan sebuah perenungan mendalam terhadap makna fondasi dalam kehidupan budaya masyarakat Jawa. Umpak, sebagai penyangga utama dalam arsitektur tradisional, memiliki arti yang jauh melampaui benda fisiknya. Dan juga adalah simbol kekokohan dasar, tatanan, dan prinsip yang menjadi tempat berpijak dalam membangun kehidupan yang harmonis.

"Ini adalah representasi dari bagaimana nilai-nilai budaya kita terus menjadi pilar yang menopang dinamika perubahan zaman. Semoga Festival Kebudayaan Yogyakarta ini dapat membawa manfaat yang besar, tidak hanya bagi kebudayaan, tetapi juga bagi perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat Yogyakarta," terang Sri Paduka.

Menandai diresmikannya FKY 2024, Jamasan Pusaka Warga dipilih sebagai simbolisasi dari festival ini. Para tamu undangan melakukan jamasan pusaka, yaitu upacara pembersihan pusaka yang sehari-hari dibawakan sebelumnya oleh Pawai Pusaka Warga. Prosesi Jamasan Pusaka Warga menjadi peristiwa kebendaan tersendiri yang kaya makna. Selain membuka FKY 2024, prosesi ini juga merepresentasikan betapa sakralnya pusaka dan benda-benda sehari-hari dalam perjalanan hidup masyarakat. Hal ini menegaskan pentingnya menghargai warisan budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah prosesi Jamasan Pusaka Warga, rangkaian pembukaan dilanjutkan dengan Flashmob Pusaka Warga, yang menambah keceriaan dan semangat acara. Para peserta dari berbagai kalangan berkumpul untuk menampilkan tarian dan gerakan kreatif, menggambarkan nilai-nilai kebudayaan Yogyakarta. Suasana semakin meriah saat mereka bergerak serempak, menari dengan penuh energi di tengah lapangan. Flashmob ini tidak hanya menghibur para tamu, tetapi juga menjadi bentuk ekspresi kolektif yang merayakan keberagaman budaya. Momen tersebut berhasil menarik perhatian masyarakat yang hadir, mengundang senyum dan tepuk tangan, serta mengajak semua orang untuk ikut serta dalam merayakan festival dengan semangat kebersamaan.

Setelah penampilan Flashmob Pusaka Warga, rangkaian acara dilanjutkan dengan penampilan Ansambel Tiup Yogyakarta Royal Orchestra. Dalam pertunjukan yang memukau ini, mereka membawakan berbagai lagu, salah satunya adalah “Walang Kekek.” Suara harmonis dari alat musik tiup menyatu dengan irama lagu tersebut, menciptakan suasana yang penuh keceriaan dan nostalgia. Para penonton ikut hanyut dalam alunan musik, merasakan keindahan budaya Yogyakarta yang terwakili melalui lagu tradisional ini. 

Dalam acara FKY 2024, tersedia juga tenant penjualan yang menawarkan berbagai produk lokal dan kerajinan tangan. Para pengunjung dapat menjelajahi stand-stand yang tersedia, seperti stand permainan anak, barang-barang seni yang unik dan tidak ketinggalan stand Pawon, Stand ini sebagai stand untuk ajang memasak makan tradisional yang sudah tetapkan oleh panitia FKY, dan pesertanya dari ibu-ibu PKK di Kelurahan Bawuran. Kehadiran tenant penjualan ini menambah suasana festival yang meriah, memberikan kesempatan kepada para pelaku usaha lokal untuk memamerkan karya mereka. Antusiasme pengunjung terlihat jelas saat mereka berbelanja sambil menikmati pertunjukan seni, menciptakan pengalaman yang menyenangkan. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya acara, tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat setempat, menjalin ikatan yang kuat antara budaya dan perdagangan di Yogyakarta.

Pras, warga Piyungan, menyampaikan kesannya tentang FKY 2024, “Menurut saya ini event yang bagus sih, karena di dalamnya ada perpaduan antara kebudayaan dan modernisasi. Saya sendiri tahu tentang FKY ini dari media sosial, TikTok. Harapan saya untuk tahun depan, mungkin acaranya bisa lebih ditingkatkan lagi, baik dari segi konsep acara, bintang tamunya, dan mungkin juga kebijakan-kebijakannya bisa lebih diperhatikan.” 

Lain halnya Rinda dan Elda, dua penjual aksesoris dari Bangunjiwo, Bantul, mereka mengungkapkan antusiasme mereka terhadap FKY 2024: “Kami menjual aksesoris dari manik-manik, seperti gelang, kalung, cincin, tas, dompet, dan lain-lain. Kami tahu tentang FKY ini dari media sosial Instagram, dan sejak tahun lalu sudah follow akun IG FKY. Harapan kami untuk FKY tahun depan, semoga bisa tambah ramai lagi dan sukses terus buat FKY.” Bagi mereka, FKY tidak hanya menjadi ajang untuk berjualan, tetapi juga kesempatan untuk memperkenalkan produk kerajinan lokal kepada lebih banyak orang.

Masyarakat ikut merayakan dan menjadi saksi sekaligus pelaku peristiwa benda dalam FKY 2024 dengan tema "Umpak Buka." Festival ini akan berlangsung di panggung utama Lapangan Bawuran, Bantul, mulai tanggal 10 hingga 18 Oktober 2024. Selama periode tersebut, pengunjung dapat menikmati beragam pertunjukan seni, pameran, dan kegiatan budaya yang menggambarkan kekayaan tradisi Yogyakarta. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi semua orang untuk terlibat langsung dalam merayakan kebudayaan dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.

Dana Keistimewaan DIY yang ikut mensupport Kegiatan FKY ini menjadi lebih bermanfaat untuk kemajuan kebudayaan serta dengan adanya kegiatan FKY yang secara tempat dan letaknya hampir di ujung selatan sisi timur dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar dan menumbuhkan dan mensejahterakan ekonomi sosial masyarakat kalurahan Bawuran pada khususnya dan masyarakat  Kabupaten Bantul pada umumnya, seperti slogannya Danis Migunani, Danais Mrantasi.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta