Jelajah Budaya : Paramuka Milang Carita-Tahta Untuk Rakyat 

by ifid|| 17 Oktober 2024 || || 71 kali

...

Jelajah Budaya dalam FKY 2024 merupakan payung besar yang berperan sebagai jembatan percakapan yang memperkaya pengetahuan masyarakat tentang kebendaan yang mungkin belum sepenuhnya dipahami. Dengan menghadirkan pengetahuan baru dan perspektif yang segar, program ini tidak hanya menghormati dan melestarikan warisan budaya, tetapi juga memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kebendaan berperan dalam membangun dan mempertahankan peradaban serta nilai-nilai yang ada dalam masyarakat saat ini.

Program ini berupaya menghadirkan pengalaman artistik dan korporeal yang mengeksplorasi bagaimana materialitas menjadi arsip hidup, mencatat sejarah, identitas, dan perjuangan kelompok masyarakat. Melalui pembacaan atas benda-benda tersebut, kolektivitas terus dipelihara, menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Jelajah Budaya sendiri akan hadir melalui 3 sub program yakni, Telusur Tutur, Paramuka Milang Carita-Tahta Untuk Rakyat dan Lokakarya.

Paramuka Milang Carita-Tahta Untuk Rakyat 

Paramuka merupakan program yang akan mengajak publik untuk "mengalami" situs benda. Secara spesifik akan dipilih 18 situs benda selama 6 hari di area Bantul yang kemudian diaktivasi oleh berbagai elemen masyarakat dan pertunjukan komisi yang menggali narasi situs tersebut dengan pertautan sejarah dan tradisi lisan di masyarakat.

Program ini akan melibatkan Pramuka DIY pada setiap penyelenggaraannya sebagai bagian dari aktivasi, baik sebagai penonton maupun elemen pertunjukan. Publik yang lebih luas akan dikondisikan melalui registrasi terbatas, kemudian berkumpul di satu titik untuk berangkat menuju lokasi PARAMUKA bersama-sama dengan kereta kelinci yang disediakan oleh panitia FKY.

Paramuka Milang Carita-Tahta Untuk Rakyat  ke 3 yang dilaksanakan di Makam Panjang Mas dan Ratu Malang, dalam kegiatan ini dihadiri Seniman Senior seperti, Butet Kartaredjasa, Landung Simatupang, Heri Plered  Serta Siti Fauziah atau yng lebih di kenal bu Tejo. 

Ketua Panitia FKY 2024 B.M. Anggana atau mas Eng, mengatakan Hari ini kita berkumpul di Makam Ratu Malang, Pleret, untuk bersama-sama menjelajahi dan merenungkan sebuah karya monumental yang tidak hanya menggambarkan perjalanan hidup Sultan Hamengkubuwono IX, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang visi dan dedikasinya terhadap rakyat dan bangsa, yakni Buku "Tahta untuk Rakyat", sebuah buku yang bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah panggilan untuk kita semua agar senantiasa mengingat pentingnya kepemimpinan yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Buku tersebut terbit pada 1982, diketuai oleh Mohamad Roem, Mochtar Lubis dkk. Di dalamnya terdapat tulisan dari tokoh-tokoh penting bangsa ini, seperti Bagong Kussudiarja, TB Simatupang, Rosihan Anwar dan lain sebagainya.

 

Kenapa  memilih Makam Ratu Malang, Pleret, untuk membaca kembali Tahta untuk Rakyat dalam FKY 2024 yang bertema Benda? Karena kekuasaan, seperti benda, memiliki umur: bisa ditinggalkan, ditransformasikan, atau diwariskan. Sultan HB IX bukan hanya mewariskan tahta, tetapi membongkar dan mendefinisikan ulang makna kekuasaan itu sendiri. Di tengah gejolak republik yang baru lahir, beliau mengambil langkah berani—melepaskan sebagian kekuasaan kesultanan untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Dengan keputusannya tersebut, ia menegaskan bahwa kekuasaan tidak diukur dari berapa lama seseorang memegangnya, tetapi seberapa besar ia mengabdi untuk rakyat. Lokasi pembacaan ini, di situs bersejarah yang mungkin sering dilupakan, menjadi pernyataan simbolis bahwa sejarah yang hidup harus terus dihadirkan dalam ruang-ruang publik kita.

Lebih jauh Eng menyatakan, Sultan HB IX tidak hanya bicara soal kekuasaan politik, tapi juga tentang kepemimpinan generasi yang beliau inisiasi melui Gerakan Pramuka Indonesia. Melalui Gerakan Pramuka, ia menanamkan nilai-nilai keberanian, disiplin, dan kebersamaan yang justru makin mendesak di tengah transisi kekuasaan hari ini. 

Pramuka adalah bentuk kekuasaan tanpa mahkota—pendidikan karakter yang menyiapkan pemimpin tanpa takhta tapi dengan integritas. Dalam tema Benda festival ini, kita diingatkan bahwa warisan bukan sekadar objek mati di museum atau simbol-simbol kosong. Warisan yang sejati adalah nilai-nilai yang terus hidup dan diuji dalam setiap generasi. 

“Di Makam Ratu Malang ini, kita berharap tidak hanya memperdengarkan buku tersebut, tetapi juga menghidupkan spirit kepemimpinan Sultan HB IX sekaligus mempertanyakan kembal”, pungkasnya

Dipuncak kegiatan jelajah budaya Paramuka Milang Carita-Tahta Untuk Rakyat  ke 3 di isi dengan musik Karawitan Dinasti dengan lantuan musik dan pembacaan esai oleh seniaman sastra, tidak sampai disitu dihadirkan juga tarian-tarian yang cukup menghibur audien, pencak dari kegiatan ini di tutup dengan pembacaan Esai oleh Siti Fauziah atau bu Tejo, Aktor senior Ladung Simatupang dan Butet Kartaredjasa. 


Paramuka Milang Carita-Tahta Untuk Rakyat  ke 3 diikuti 53 dengan peserta dari SMA N 2 Bantul, SMA N 1 Jetis, SMA N 1 Srandakan, ISI Yogyakarta. Aktivitas mereka adalah, “Tur Ziarah Tubuh” bersama Fitri Setyaningsih di Sendang Makam Panjang Mas dan Ratu Malang, Tur Museum Pleret, Pameran Pusaka Warga, Pertunjukan Musik Puisi Karawitan, Pembacaan Esai “Tahta Untuk Rakyat, Pembagian bibit tanaman buah, dan Instalasi situs spesifik.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta