by ifid|| 19 Oktober 2024 || || 54 kali
Riuh, padat, di bawah terik menyengat, terkadang juga silir itu yang tergambar dalam kemeriahan Festival Kebudayaan Yogyakarta selama 10 hari, yang berlangsung di Lapangan Bawuran, Pleret Bantul. FKY 2024 bertajuk Umpak Buka berakhir, antusias warga Bantul dan Yogyakarta dengan total 80 ribu orang lebih menjadi bagian dari peristiwa kebendaan selama berlangsungnya FKY 2024.
Helatan FKY 2024 mampu menggerakkan masyarakat di sekitar Bawuran, ini terbukti dari pengunjung yang datang hampir setiap harinya ada 10 ribu orang, yang menikmati helatan FKY ini. Penutupan ini bukan berarti disudahi, karena tahun depan FKY masih berlanjut dengan roadmap tematik; Adat Istiadat, Bahasa, dan Nilai-nilai Budaya. Keberlanjutan FKY berupaya mengiringi dinamika masyarakat Yogyakarta, sehingga FKY tidak hanya dijalankan bahkan dimiliki oleh sebagian kalangan melainkan kepunyaan dari seluruh masyarakat Yogyakarta.
Berakhirnya berbagai program utama menjadikan FKY 2024 mengguratkan jejak langkah dalam penjelajahan jagad benda di Bantul. Program ini tidak hanya menghormati dan melestarikan warisan budaya, tetapi juga memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kebendaan berperan dalam membangun dan mempertahankan peradaban serta nilai-nilai yang ada dalam masyarakat saat ini.
Program Jelajah Budaya dengan ketiga sub-programnya telah berhasil melakukan pencatatan istilah warga melalui Telusur Tutur, mengaktivasi benda dan situs-situs bersejarah bersama barisan pramuka dalam Paramuka, serta mempelajari pengetahuan dan pembuatan benda pada kelas Lokakarya.
FKY Rembug berhasil menziarahi keilmuan tokoh-tokoh penting yang memiliki ikatan dengan Pleret, menciptakan ruang diskusi kritis serta inklusif, dan menempatkan pelaku-pelaku benda dalam masyarakat sebagai tokoh vital. yang dikemas dalam 3 sub program. Wicara, Siniar dan Musyawarah Umpak.
Pasaraya Benda sudah menghadirkan benda pada aktivitas transaksi, memberikan kontribusi ekonomi masyarakat. Diikuti 50 tenant dari berbagai daerah Yogyakarta yang menjajakan pakaian lawas, barang hasil daur ulang, kerajinan tangan (craft), barang bekas dan Antik, perkakas dengan material kayu/batu/tanah/logam serta benda lainnya yang sekiranya bisa dihadirkan dalam situasi transaksional.
Pawon Hajat Khasiat (PHK) aktivasi dapur dengan sistem dapur terbuka (open kitchen) yang menawarkan pengalaman kolektif penyajian kuliner dan interaksi sosial dalam suasa intim sekaligus nyaman. Selain itu, Pawon Hajat Khasiat merupakan sebuah hub yang digagas serta dirancang dalam semangat gotong-royong dan independen guna mewadahi saling-silang aktivitas dan pengetahuan kebudayaan. Pawon Hajat Khasiat ingin mencoba berperan sebagai ruang temu dari dinamika aktivitas kebudayaan yang nantinya dapat dirumuskan menjadi sebuah bentuk energi positif dalam mendorong kemajuan kebudayaan.Pawon Hajat Khasiat senantiasa menyuguhkan hidangan lezat dari khazanah lokalitas warga Bantul untuk mengisi perut seluruh pengunjung FKY 2024.
Program Kompetisi, yang terdiri dari Rakitswara, dan Mural dari Rakuat, Gladen Jemparingan, juga mampu menyuguhkan kompetisi baru dalam helatan FKY. Rakitswara menawarkan tiga produk alat musik baru. Satu alat musik bersuara “merdu”, dua mempunyai bentuk serta kemasan yang ngepop, tiga gawai musik cemangking. Mural dari Rakyat dengan tema "Pusaka Warga" juga mampu sebagai sarana merayakan “benda” sehari-hari yang dalam pandangan pribadi pemiliknya memiliki nilai setara dengan pusaka. Program ini menyoroti ide tentang demokratisasi benda, di mana setiap orang dapat menentukan sendiri apa yang dianggap berharga dalam hidupnya. Mural dari Rakyat bertajuk "Pusaka Warga" di ikuti oleh 15 finalis mural. Gladhen Jemparingan Aktivasi olahraga panahan tradisional berpijak pada tradisi dan budaya Yogyakarta, Peserta Kompetisi Gladhen Jemparingan Peserta Kategori Putra : 90 orang, Peserta Kategori Putri : 34 orang.
Pameran Seni Rupa dan Arsip Sastra Yogya “Azimat–Siasat”, Pameran ini memayungi dua anasir, yakni seni rupa dan sastra. Pada seni rupa akan menyuguhkan karya seni yang berupaya menerjemahkan tema besar “benda” dengan memiliki dua sisi di dalamnya, di sisi objektivitasnya berupa benda budaya yang memiliki bentuk kemudian sisi subjektivitasnya yang melekat pada manusianya. Sedangkan pada sastra, akan menampilkan linimasa perjalanan sastra Yogya dari masa kemerdekaan hingga mutakhir melalui arsip dan artefak. Pameran ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat FKY karena menjadi titik temu antara realitas dengan segala yang diangankan dan diinginkan. Seluruhnya diupayakan dan ditempatkan sebagai moda yang dipergunakan berkesinambungan. Dengan demikian, keberadaan benda seni tidak hanya hadir sebagai ‘sesuatu’ yang konkret dan abstrak semata, tetapi memiliki dampak nyata (baca: budaya, intelektualitas, hingga ekonomi) pada masyarakat
Program Sumbangsih Dermawan Seni Berhadiah (SDSB) merupakan platform seni yang digagas secara kritis dengan semangat kontemporer dan asas kemandirian dalam pemajuan seni, kebudayaan, dan ekosistem masyarakat seni. Gagasan ini berasal dari Fajar Riyanto, seorang seniman yang berfokus pada praktik seni kontekstual dengan mengamati dan mengeksplorasi fenomena terkini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perjalanannya, program ini juga melibatkan anggota masyarakat seni lainnya seperti: peneliti, kurator, manajer seni, penulis, desainer, musisi, dan seniman dalam pengelolaan dan pengembangan program.
Terletak di pojok ujung sisi utara deretan stand pameran FKY, SDSB dalam pelaksanaannya, memelintir sebuah permainan toto (lotre) angka yang pernah populer di era Orde Baru dengan istilah “Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah” pada tahun 1989-1994. Praktik ini dianggap sebagai judi karena pada dasarnya adalah undian atau lotre berhadiah yang dikemas dalam narasi penggalangan dana untuk membiayai penyelenggaraan olahraga. Menyerupai hal tersebut, program SDSB mengapropriasi sistem tukar yang tidak hanya terkonversi dalam bentuk uang perjudian, tetapi apresiasi terhadap karya seni yang dikerjakan oleh praktisi seni.
Proram FKY Bugar dihadirkan untuk olahraga senam untuk umum. Agenda ini merupakan kegiatan yang bersifat suka cita yang fungsi utamanya adalah untuk menarik massa agar hadir di FKY. Program ini menjadi salah satu konten di Panggung FKY24. Harapannya selesai berolahraga bersama, para peserta akan masuk dan mengeksplorasi Pasaraya Benda FKY.
Dikunjungi Lebih dari 80.000 Orang dan Zero Waste
Selama 9 hari berlangsung FKY 2024 sudah menjalankan 32 program, keterlibatan pelaku seni dan kebudayaan di dalamnya mencapai 2.017 orang. Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan DIY sempat berujar bahwa FKY memiliki dampak ekonomi masyarakat yang nyata.
Hal tersebut terjawab melalui data pemasukan dari keseluruhan aktivitas ekonomi FKY 2024 mencapai Rp 324.937.475. Menariknya lagi, FKY 2024 berhasil menciptakan lingkungan bersih selama berlangsung.
BM Anggana, Ketua FKY 2024 mengungkap dalam laporan kegiatn Penutupan FKY 2024 mengatakan, total sampah 189.115 Kg lebih dikumpulkan oleh tim kebersihan FKY 2024 guna dikelola secara mandiri. Diharapkannya FKY juga dapat menjadi representasi bahkan contoh dari usaha pengelolaan sampah di Yogyakarta.
"Geliat benda sebagai kebudayaan dalam tema Umpak Buka FKY 2024 sukses menciptakan perhatian tersendiri. Narasi-narasi tentang kebendaan selama kegiatan FKY 2024 gencar mengudara melalui berbagai postingan di sosial media menjangkau sebanyak 2.200.000 pemirsa," ungkapnya.
Laman fky.id bahkan dikunjungi oleh netizen luar negeri mulai dari, United States, Singapore, Belanda, China, Jepang, Norway, Cambodia, Canada, Germany, United Kingdom, Australia, France, Italy, dan masih banyak lagi.
Dengan total pengunjung website mencapai 18.819 netizen. Data ini memperlihatkan bahwa FKY 2024 tidak hanya diikuti secara antusias di lapangan melainkan juga di sosial media. pungkas BM ketua FKY 2024
Dian Laksmi Pratiwi yang turut hadir dalam penutupan FKY 2024 mengatakan bahwa Festival Kebudayaan Yogyakarta hari ini dalam perjalanannya mewujud sebagai sebuah upaya aktivasi budaya. Dengan mengarusutamakan partisipasi warga untuk menjadi bagian dari festival. Dalam FKY 2024 warga bukan sekedar penonton dan namun pelaku dan sumber pengetahuan.
“Program-program yang telah disusun dijadikan sebagai ruang yang menggerakkan kekayaan budaya dan pengetahuan yang kadang kerap terpendam. Oleh karena itu bagi kami Festival ini adalah sebuah investasi budaya. Melalui tema “Umpak Buka”, FKY mencoba membuka kembali, menghidupkan, meniupkan nyawa kepada benda-benda yang diam dengan membangkitkan cerita-cerita terpendamnya”, tutur Dian.
Melalui FKY 2024 ini, kami mengajak masyarakat sekalian untuk memahkotai Pelaku Budaya, mengapresiasi pelestari-pelestari budaya yang hadir di keseharian kita. Bahwa kebudayaan yang kita nikmati tidak lahir sendiri, melainkan hasil dari proses kehidupan yang berjalan selama ribuan tahun. Pelaku-pelaku budaya itu merupakan sumber kita menggali pengetahuan untuk kemudian memaknai kembali menjadi hal-hal yang bernilai tinggi. Apresiasi budaya ini yang kami harap menjadi sebuah kesadaran kolektif. Meremajakan Semangat Pelestarian Budaya di tengah gempuran perkembangan zaman.
Semoga dengan hadirnya FKY juga dapat meningkatkan kesejahteraan baik dalam arti perputaran ekonomi maupun naiknya sosial value juga memperkuat aktivitas budaya masyarakat dan mengutuhkan identitas Manusia Jogja. Kami pun mengapresiasi antusias Generasi Muda, yang dengan semangat turun tangan , sowan pada generasi pendahulunya, menjadi bagian dari upaya merawat pengetahuan, berdedikasi tinggi dalam mewujudkan suatu perayaan kebudayaan.
Dengan bangga Dian juga menyampaikan captain tentang sampah, FKY 2024 kali ini Zero Waste dalam arti semua sampah yang ada dikelola hingga ke hilir, sehingga tidak meninggalkan puing sampah setelah perayaan. Inovasi ini kami harap dapat menjadi percontohan dan diteruskan sehingga Jogja dengan sekian banyak acaranya tetap dapat secara beriringan menjaga lingkungan.
“Harapan kami kedepan, FKY dapat terus bertumbuh menjadi “Festival Warga”. Bagi kami, capaian sebuah Festival bukan semata-mata soal angka, namun seberapa jauh festival tersebut dapat menjadi bagian dari nafas aktivitas budaya masyarakatnya, seberapa jauh sebuah festival itu dapat memberikan manfaat dan mengaktivasi pelaku budayanya. Semoga Apa yang telah ditinggalkan FKY dapat terus bergulir, Senantiasa terjadi kerja budaya yang jalin menjalin meningkatkan kesadaran dan melanjutkan estafet pewarisan pengetahuan pada generasi selanjutnya”, kata Dian
Di akhir sambutan Dian Lakshmi Pratiwi, mengucapkan terima kasih dan apresiasi juga Kepada Tokoh-tokoh, para pakar, maestro dan pelaku budaya yang terlibat dalam FKY. Begitu pula seluruh Panitia pelaksana, Panitia Warga, Volunteer, Teman-teman Pramuka, Jupel-jupel Cagar Budaya, Museum di Kawasan Pleret, Penjual Tenant, dsb yang menjadi bagian dari garda depan Festival Yogyakarta 2024.
Pemerintah Kabupaten Bantul, yang diwakili oleh PJS Bupati Bantul Adi Bayu Kristanto, berlangsungnya fky 2024 yang mengusung tema umpak buka ini menjadi media refleksi bagi semua pihak. Saya berharap agar festival kebudayaan yogyakarta tidak hanya sebatas selebrasi budaya, tetapi juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan ekonomi, pariwisata, dan pendidikan baik di kabupaten bantul dan daerah istimewa yogyakarta.
Festival kebudayaan yogyakarta juga diharapkan memberikan dorongan yang signifikan bagi sektor ekonomi kreatif dan pariwisata, yang berdampak langsung pada masyarakat luas. Melalui berbagai program yang ditawarkan, festival ini juga menjadi ruang bagi generasi muda untuk belajar, berinteraksi, dan memahami pentingnya melestarikan budaya sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, Adi Bayu ingin festival ini juga mempertemukan kita semua dalam merajut kebersamaan, memperkuat identitas yogyakarta sebagai pusat kebudayaan yang inklusif, di mana masa lalu dan masa kini menyatu dalam harmoni.
“Mari terus kita kuatkan fondasi kebudayaan kita sebagaimana tema umpak buka, yang akan melandasi setiap sendi kehidupan kita dengan budaya istimewa yogyakarta dan jati diri kawulo ngayogyakarta hadiningrat”, ucap Adi Bayu Kristanto.
Para penampil di penutupan didukung oleh Disbud Bantul, mereka adalah, Pentas Kesenian Jathilan (Fasilitas Komunitas Seni), Pentas Kesenian Reog Wayang, Tari & Gamelan Anak-anak, Pentas Kesenian Sendratari Prabawangi Prabasa Jenggala, Pentas Kesenian Tari Garapan Bandung Bondowoso, Kesenian Musik Kontemporer Plentong Konslet, Flashmob Jathilan Diponegoro, Kesenian Tari Fire Dance Sanggar Flownesia, TTM Akustik, dan Shaggydog.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...