Lakon Panji dalam Festival Kethoprak DIY 2024

by ifid|| 28 Oktober 2024 || || 82 kali

...

Perhelatan Festival Ketoprak se-DIY kembali digelar pada tahun ini. Berlokasi di Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta (TBY), festival melibatkan seluruh kontingen kabupaten/kota se-DIY, guna memperebutkan hadiah total 15 juta, piagam, serta piala bergilir.

Penghargaan tidak hanya ditujukan secara kolektif saja, para peserta dari setiap kontingen juga berkesempatan mendapatkan sejumlah penghargaan individu, seperti Sutradara terbaik, penulis naskah terbaik, serta aktor/aktris terbaik, akan mendapatkan trofi, piagam, dan uang pembinaan sebesar 2 juta rupiah. Kemudian ada penata iringan terbaik, pemeran pembantu pria/wanita terbaik, penata busana terbaik, dan penata artistik terbaik, yang akan mendapatkan trofi, piagam, dan uang pembinaan sebesar 1,5 juta rupiah.

Festival ini resmi dimulai pada Jumat malam (25/10/2024), dimana kontingen Bantul, Gunungkidul, serta Sleman mengawali penampil festival di hari pertama. Masing-masing menampilkan lakon berjudul Kencana Rupa Wineca (Bantul), Glugut (Gunungkidul), dan Kembang Kesimpar (Sleman).

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni, Yuliana Eni Lestari, mengatakan bahwa tujuan sebagai sarana penguatan identitas seni kethoprak yang sudah ada dan penguatan karakteristik ketoprak yang bersumber dari nilai-nilai tradisi dan seni tradisi yang tumbuh dan berkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta, 

“Tidak hanya itu Dinas Kebudayaan DIY juga memberikan ruang kreatif bagi seniman dalam mengolah ide menata dan mempergelarkan pertunjukan yang dapat memberikan tontonan dan tuntunan kepada masyarakat. ujar Eni Lestari 

Tahun ini, melalui Tema “Panji” , lewat Festival Kethoprak Dinas Kebudayaan DIY berupaya untuk kembali mengenalkan tokoh-tokoh panji kepada masyarakat, Khususnya Panji Semirang. Hikayat Panji Semirang memberikan kesimpulan yang kuat mengenai pentingnya ketabahan, kesetiaan, dan nilai hubungan keluarga dalam menghadapi berbagai rintangan kehidupan. Internasilasi nilai-nilai panji ini menjadi penting sebagai sebuah langkah pelestarian kisah panji. Sebab kisah-kisah dari periode Jawa klasik ini bahkan telah diakui dunia melalui UNESCO sebagai “Memory of The World”. 

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, yang juga hadir dalam pembukaan festival ketoprak ini, menyampaikan bahwa festival ini bisa dibilang cukup ikonik dan bersejarah, karena perjalanannya yang cukup panjang, yakni hampir mendekati 50 kali penyelenggaraan.

“Itulah komitmen kami di Pemda DIY (Dinas Kebudayaan DIY) yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan kabupaten dan kota, untuk selalu mengiringi setiap langkah dan perkembangan dan pertumbuhan ketoprak di DIY, dengan melakukan pembinaan yang sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Dan anda semua akan menjadi saksi dari hasil pembinaan tersebut,”kata Dian 

Lebih lanjut Dian mengatakan dengan berbagai pertunjukan yang tersaji, kami berharap kisah panji dapat terus dikontekskan kembali terhadap perkembangan zaman. Bahwa berbagai fenomena sosial yang kini terjadi, telah banyak yang tersiratkan pada kisah-kisah panji. Baik nilai-nilai kepahlawanan, sikap-sikap ksatria, kepemimpinan maupun kemurnian hati, dan sebagainya. 

Dian berharap bahwa festival ini dapat semakin berkembang, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. “semakin banyak pelaku, semakin banyak penulis naskah yang nantinya dapat turut mengembangkan seni ketoprak di DIY.”

Dian juga menekankan bahwa “Festival ini jangan hanya dianggap sebagai kompetisi semata, tapi lebih dimaknai sebagai “silaturahmi budaya”, saling bertemu, yang nantinya akan saling transfer ide dan gagasan, yang dapat memunculkan kreasi baru untuk tahun-tahun selanjutnya,” pungkas Dian.

Festival ini dilaksanakan dua hari yang dimulai dari tanggal 25-26 Oktober 2024. Di hari pertama sudah terlihat keriuhan penonton pandemen kethoprak yang hadir sembari menunggu festival dimulai mereka menyantap menu angkringan yang sudah di disediakan oleh panitia. Penampilan pertama tanggal 25 oktober 2024 dimulai dengan kontingen kabupaten Bantul dengan lakon “ Kencana Rupa Wineca” yang menceritakan Raja Lembu Amisena di Istana Daha merasa bingung di hatinya, karena ia akan menikahi Galuh Candra Kirana, putrinya, dengan putra dari Istana Jenggala, Raden Panji Inu Kertapati. Istrinya, selir Nyi Dinuka Sura, menyusun rencana agar Raden Panji Inu Kertapati menikahi Galuh Ajeng, putrinya. Sejak Galuh Candra Kirana sudah meninggalkan Istana Daha.   Adegan demi adekan yang di sajikan oleh kontingen Kabupaten bantul cukup berwarna, dengan nuasa drama percintaan dan kisah romatis mampu membuat penonton pademen kethopak terbawa suasana serta di ending yang di bawakan penuh dengan daya kejut.

Sementara itu penampilan dari kontingen Kabupaten Gunung Kidul, dengan Lakon “Glugut” yang mengisahkan tentang ratapan para janda dan ibu yang ditinggalkan oleh para prajurit yang menjadi korban perang Kediri dan Jenggala. Karena dewi Kili Suci menolak untuk menerima kekuasaan, bahkan setelah dibujuk oleh orang bijak Gentayu, perang tidak dapat dihindari. Pertempuran sengit akhirnya menghancurkan harapan para wanita. Perang semakin intensif karena ada orang-orang yang memanfaatkan situasi untuk mengumpulkan kekayaan tanpa mempertimbangkan penderitaan orang lain, berdiri teguh di tengah kekacauan perang. Dengan demikian, itu menjadi tugas dewi Kili Suci. Secara alami seorang biarawati, dia berubah menjadi dewi Candra Kirana yang ditakdirkan untuk meninggalkan kerajaan, menjadi sarana untuk menyatukan Kediri dan Jenggala. Dia menjadi pelindung para janda yang ditinggalkan karena perang. Di bawah bendera Semirang, dia menetap di hutan, membuka kabut yang terbentang setelah pertempuran. Sajian yang sangat berbeda ditunjukkan oleh kontingen Gunung Kidul terutama saat tirai panggung dibuka dan menggambarkan suasana haru, tragis dengan visual para pemain yang di warna dengan nuansa abu-abu, ini menambah suasana dalam pementasan menjadi tragis dengan latar belakang cerita yang disajikan menjadi hal baru dalam pementasan festival kethoprak. Auara penonton dalam melihat penampilan kedua tersebut sangat terlihat dan ikut dalam keheningan yang disajikan oleh kontingen Kabupaten Gunung Kidul. 

Kontingen Kabupaten Sleman menjadi kontingen terakhir di hari pertama, dengan Lakon “Kembang Kasimpar” yang mengisahkan Ketika terpojok dalam suatu situasi, tidak mampu menanggung penderitaan yang datang secara bergelombang, Galuh Candra Kirana merasa bahwa hidup menjadi tidak berarti. Pada akhirnya, pikirannya kabur, berniat mencari jalan menuju kematian. Namun, keinginan sejatinya terwujud dalam tindakan tercela. Galuh Candra Kirana dibangunkan dalam hati dan pikiran oleh Dewi Kilisuci. Hidup harus terus berjalan. Segala sesuatu yang terjadi adalah ujian untuk memilih dan menerima kemuliaan. Layaknya bunga yang mekar dari keindahan Puri Kediri, Galuh Candra Kirana melangkah ke kehidupan baru. Di Bumi Perdikan yang terletak di Alas Asmarantaka, di bawah kewenangan bernama Panji Semirang. Saat cerita terungkap, Panji Semirang mengungkapkan kebenaran. Di tengah cinta, yang telah berpisah selama beberapa waktu. Sajian yang di diawali dengan adegan tokoh wayang dengan bayang membuat penasaran penonton, seperti apa sajian dari kontingen Kabupaten Sleman, adegan kedua dengan sebuah drama perlakuan keras dan kejam yang didapat oleh Galuh dalam tokoh cerita, dan di akhir adegan terjadi peperangan, Asmarantaka, di bawah kewenangan bernama Panji Semirang. Saat cerita terungkap, Panji Semirang mengungkapkan kebenaran yang mengakibatkan penyesalan oleh Dewi Kilisuci.

Festival Kethoprak DIY berlanjut di hari kedua tanggal 26 Oktober 2024, yang diawali dengan penampilan kontingen Kabupaten Kulon Progo dengan Lakon “Singlon dari naskah Keristi Yuliani satu-satunya penulis perempuan di festival Kethoprak DIY 2024. Lakon ini mengisahkan Seseorang tidak bisa berhenti karena ia harus selalu bergerak maju, tidak peduli seberapa berat bebannya. Demikian pula, Galuh Candrakirana memiliki jalannya sendiri. Galuh lebih suka menjauh dari godaan yang benar-benar haknya. Dia menarik diri dari daya pikat godaan. Hutan Raja Dana merupakan kawasan yang akan menjadi tempat untuk menulis cerita baru. Meski tidak semuanya bisa berjalan sesuai keinginan, hidup harus terus bergerak maju, dan kehidupan yang dipaksakan harus ditanggung. Pertunjukan yang penuh dengan drama intrik ini juga terlihat di dalam beberapa adegan di lakon ini, dan mengambil sudut pandang berbeda dari kontingen Kabupaten lainnya. suasana penonton juga terlihat antusias dalam menyaksikan sajian dari kontingen Kabupaten Kulon Progo.

Kota Yogyakarta menjadi kontingen terakhir dalam Festival Ketoprak se DIY di tahun 2024, dengan lakon “Candani” lakon ini mengisahkan  sisi lain peristiwa yang terjadi di masa kerajaan Kediri Jenggala, pada saat pergolakan antara Kediri dan Jenggala terselip cerita hubungan Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Takdir menginginkan mereka bersatu namun alam berkehendak lain, cobaan demi cobaan mereka hadapi, mereka berdua sadar bahwa cinta mereka menjadi bagian strategi politik kerajaanya, peristiwa politis, trik dan intrik, politisasi kekuasaan hingga drama-drama asmara selalu mereka hadapi. Benturan batin keduanya memunculkan sosok Roro Candani, wanginya cendani membuat keduanya percaya bahwa takdir itu jujur, bahwa apa yang sudah tertulis tak bisa diubah. Candani adalah bukti dari takdir dan kesucian hati mereka. Kontingen Kota mengemas lakon tersebut dengan nuansa dan improv yang  juga berbeda sedikit seperti sendratari tetapi masih kental dengan dialog-dialog kethoprak.

Catatan Dewan Juri Festival kethoprak se DIY 2024, Ki Murjana, yang juga penata iringan Kethopak memberikan sedikit catatan dalam  mengadakan Festival Kethoprak tahun 2024 yang saat ini telah berhasil dilaksanakan dipercayakan untuk mengamati Festival Ketoprak dalam ternyata dari empat Kabupaten satu kota semuanya sudah menunjukkan kreativitas dan peningkatan peningkatan kreasi 

Ki Murjana  berpesan kepada pengiring khususnya, untuk berkreasi dan banyak membaca tentang sejarah-sejarah,  di mana nanti yang kaitanya dengan iringan khususnya kethoprak disitu diperoleh bahwa iringan ketoprak itu tidak hanya Semata bahwa pada cerita-cerita khusus iringan.

Sementara itu RM Altiyanto Henryawan juga menambahkan Pertunjukan Kethoprak dalam Festival Ketoprak tahun 2024 ini menurut saya pribadi lompatan-lompatan gagasan baik dari lakon tafsir lakon sampai pada kreativitas pemanggungan sangat luar biasa, tapi karena memang apa festival kali ini memang harus kemudian diurutkan,  sayangnya masih begitu sehingga dalam ukuran-ukuran secara detail Kami mencoba mencermati betul-betul apa yang sudah disajikan oleh setiap kontingen. Namun demikian Sekali lagi selamat semua pertunjukan yang menarik semuanya menghadirkan pertunjukan kethoprak yang sangat layak untuk ditonton. Mudah-mudahan dengan kesadaran ide-ide kreatif yang tumbuh ini ini menjadi apa namanya semacam potensi-potensi baru bagaimana kemudian Pertunjukan kethoprak ini terus berkembang mengikuti para pelakunya mengikuti para publiknya penikmatnya dan juga para penyelenggaranya.

RM Altiyanto Henryawan menambahkan bahwa dirinya  yakin meskipun nanti bukan menjadi terminal lain karena semuanya sangat luar biasa semuanya punya nilai kedutannya masing-masing yang sangat layak untuk diapresiasi Namun demikian buah bentuk identitas estetik pertunjukan yang namanya kethoprak.

Stefanus Prigel Siswanto ,festival berjenjang dari kabupaten hingga Daerah Istimewa Yogyakarta hasil  komparasi setiap tahunnya hasil karya kita bersama peristiwa perubahan zaman lakoni tanpa meninggalkan kearifan lokal dan identitas perbedaan sebuah dinamika perkembangan seni ketoprak dalam penilaian ini jelas keaktoran kemudian penyutradaraan. Bagaimana cara mengolah alur cerita kemudian sentuhan-sentuhan ide kreativitas yang sangat luar biasa inilah sebuah tanda bahwa kita berkembang bersama-sama, berlomba-lomba untuk mewujudkan ide kreativitas yang luar biasa dalam malam hari ini. 

Sementara itu  Okie Surya Ikawati selaku Juri satu satunya perempuan juga berpesan untuk pandemen-pandeman Kethoprak, festival ini menjadi media pembelajaran bagi generasi Z untuk mengetahui bentuk utuh atau ketoprak Mataram Yogyakarta maka setuju nggak kalau festival ini harus tetap ada. Sementara itu  untuk tata busana kita juga memberikan keleluasaan untuk berinovasi mumpung lakonnya itu adalah karya sastra bukan sejarah maka kemudian kita memberikan flu kita memberikan kisi-kisi Bagaimana teman-teman bisa memberikan atau menyajikan sebuah desain baru busana atau tata busana kethoprak. 

  Di Penghujung Kegiatan ini di umumkan lima terbaik dari lima kontingen Festival Kethoprak se DIY. Penyaji Pertama terbaik pertama di dapat oleh kontingen Kabupaten Gunung Kidul, terbaik kedua di dapat oleh Kabupaten Sleman, terbaik ketiga didapat oleh kabupaten Kulon Progo, terbaik keempat didapat oleh Kabupaten Bantul dan yang terbaik kelima didapat oleh Kota Yogyakarta.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta