by admin|| 24 November 2016 || 80.895 kali
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Perajin batik Kulonprogo mulai merasakan tanda-tanda kelesuan pasar batik yang biasa terjadi di akhir tahun.
Untuk menjaga stabilitas produksinya, perajin batik Kulonprogo mulai kembali memperkuat pemasaran secara lokal.
Pemilik Batik Farras, Umbuk Haryanto, mengatakan produksi lokal beberapa bulan terakhir menurun sekitar 20 persen. Fenomena tersebut, menurutnya, tidak lepas dari kondisi ekonomi nasional, yang menurutnya juga lesu.
Tren penurunan pasar batik di akhir tahun, menurutnya, kerap terjadi menyeluruh. Tidak hanya di Kulonprogo tetapi juga di daerah sentra batik lainnya, misal di Pekalongan.
Untuk wilayah Kulonprogo terbilang cukup beruntung karena memiliki motif khas berupa Geblek Renteng. Dia pun mengaku di akhir tahun ini kembali memperkuat pasar lokal.
"Nanti pasar nasional akan kembali kalau sudah masuk tahun ajaran baru 2017," katanya, Selasa (22/11/2016) kemarin.
Menurutnya, tidak sedikit sekolah yang akan memesan batik seragam mulai beberapa bulan di awal tahun.
Keharusan lembaga sekolah agar siswanya mengenakan batik khas Kulonprogo pun ikut mendongkrak pasal lokal.
Batik Farras sebenarnya sudah memiliki pelanggan hingga tingkat nasional. Produk Farras bahkan sampai ke Jakarta, Bandung, Samarinda dan daerah lainnya. Namun agar pasar tetap stabil, pelanggan lokal juga diperkuat.
Terlebih, saat ini batik China sudah banyak yang masuk ke wilayah bahkan daerah di Indonesia. Dengan memperkuat pasar lokal, produk China itu tidak akan pernah menjadi kompetitor.
Tidak tanggung-tanggung, untuk memperkuat pasar lokal batik Kulonprogo, Umbuk kini telah memiliki 500 pembatik tulis. Mereka tersebar di wilayah Kecamatan Lendah. (*)
by admin || 24 November 2016
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Perajin batik Kulonprogo mulai merasakan tanda-tanda kelesuan pasar batik yang biasa terjadi di akhir tahun. Untuk menjaga stabilitas produksinya, perajin batik ...
by admin || 09 Oktober 2016
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rombongan Funbike Gebyar Museum Pleret tiba di Museum Purbakala Pleret. Tari Sigrak Sesolak, Tari Nawung Sekar ...
by admin || 07 Oktober 2016
YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogya (Disbud DIY) bersama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPMD) mengadakan 'Karnaval Selendang Sutra' 2016 guna mengurangi gesesekan ...
by admin || 07 September 2016
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY bersama Masyarakat Tradisi (Matra) Yogyakarta, akan menyelenggarakan Festival Gejog Lesung Keistimewaan, pada 9 dan 10 September 2016 ...
by admin || 16 Oktober 2016
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo menggelar Festival Budaya Menoreh 2016. Rangkaian acara yang diselenggarakkan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kulonprogo ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...