by ifid|| 31 Januari 2025 || || 79 kali
Labuhan Merapi adalah simbol hubungan erat antara masyarakat dengan alam dan leluhur. Bagi masyarakat sekitar Gunung Merapi, ritual ini bukan hanya sekedar upacara adat, tetapi juga bagian dari kehidupan mereka yang penuh dengan nilai-nilai spiritual, kearifan lokal, dan identitas budaya. Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan Daerah yang berdiri di atas nilai-nilai filosofis yang mengakar dan terus tumbuh hingga saat ini. Seperti tata kota yang mengacu kepada garis imajiner dari Pantai Parangtritis hingga Gunung Merapi. Garis imajiner merupakan gagasan dari Sri Sultan Hamengkubuwana I yang memiliki makna mengenai falsafah perjalanan hidup manusia, yakni lambang keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam dan manusia dengan sesama manusia
Keselarasan dan keseimbangan hubungan dengan Tuhan dan alam, diwujudkan melalui ritual rasa syukur yang dilaksanakan setiap tahunnya melalui Upacara Adat Labuhan di Gunung Merapi yang digelar oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Upacara ini merupakan rangkaian peringatan Tingalan Dalem Jumenengan atau bertahtanya Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Raja Keraton Yogyakarta.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar tradisi labuhan di Gunung Merapi di Srimanganti, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Labuhan Merapi ini, untuk memperingati kenaikan tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X ini berlangsung khidmat, diikuti para abdi dalem dan sejumlah masyarakat penderek yang mengikuti tradisi tahunan ini. "Labuhan Merapi itu adalah tugas dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang mempunyai hajad adalah Keraton. Tujuannya untuk memohon kepada Tuhan yang Esa, semoga diberikan keselamatan dan dijauhkan dari malapetaka," kata Mbah Asih Juru Kunci Merapi atau Mas Wedana Surakso Hargo Asihono, sebelum memimpin pelaksanaan labuhan di Gunung Merapi, Jumat (31/1/2025).
Labuhan Merapi ini menyita perhatian masyarakat luar daerah yogyakarta bahkan dari mancanegara juga menyaksikan dan mengikuti prosesnya, ini terlihat sekitar pukul 06:00 WIB semua masyarakat yang ingin mengikuti proses labuhan sudah berkumpul di petilasan Mbah Maridjan. Prosesi Upacara labuhan dimulai sekitar pukul 06:20 WIB, ubo rampe dari Keraton Yogyakarta itu, dibawa oleh Mbah Asih bersama puluhan abdi dalem berjalan kaki dari pendopo Petilasan Mbah Maridjan di Kinahrejo menuju Sri Manganti yang berjarak lebih kurang 2,5 kilometer.
Mbah Asih mengatakan tujuan dari upacara labuhan Merapi adalah menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual. Dengan upacara ini, kita berharap mendapatkan berkah, keselamatan, serta tetap mempertahankan tradisi dan budaya Jawa.
Adapun uborampe yang dibawa saat prosesi labuhan ini, di antaranya uborampe tersebut meliputi Nyamping Cangkring, Kawung Kemplang, Semekan Gadhung, Semekan Gadhung Mlathi, Semekan Banguntulak, Kampuh Poleng Ciut, Dhesthar Daramuluk, Paningset Udaraga, Sela Ritus Lisah Konyoh, amplop Yatra Tindhih, dan biji Ses Wangen. Menurut Mbah Asih, uborampe tersebut sama seperti tahun tahun sebelumnya, tidak ada perbedaan. Adapun filosofi maknanya beragam.
Masyarakat dan Labuhan Merapi
Labuhan Merapi bukan hanya sekedar ritual keagamaan atau tradisi keraton, tetapi juga menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di sekitar Gunung Merapi. Upacara ini mencerminkan hubungan erat antara masyarakat dengan alam, kepercayaan terhadap kekuatan gaib, serta kepatuhan terhadap tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Peran Masyarakat dalam Labuhan Merapi Meskipun Labuhan Merapi diprakarsai oleh Keraton Yogyakarta, masyarakat sekitar Gunung Merapi, terutama yang tinggal di lerengnya, memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan upacara ini. Kepercayaan dan Kearifan Lokal Masyarakat sekitar Gunung Merapi meyakini bahwa gunung ini bukan sekadar gunung berapi, tetapi juga memiliki dimensi spiritual. Labuhan sebagai cara untuk menjaga keseimbangan alam, sehingga masyarakat bisa hidup berdampingan dengan kekuatan Merapi.
Bagi masyarakat sekitar, Labuhan Merapi bukan hanya ritual, tetapi juga bagian dari identitas budaya mereka. Wisata Budaya, upacara ini menarik wisatawan dan peneliti yang ingin memahami budaya Jawa lebih dalam. Pelestarian Tradisi, generasi muda dilibatkan agar Labuhan Merapi tetap lestari. Ekonomi Lokal, kehadiran peserta dan wisatawan membantu meningkatkan pendapatan warga sekitar melalui usaha kecil seperti warung makan dan souvenir.
Masyarakat percaya bahwa Gunung Merapi memiliki kekuatan besar yang bisa membawa bencana jika keseimbangannya terganggu. Oleh karena itu, Labuhan Merapi dilakukan sebagai bentuk permohonan agar diberikan keselamatan dari erupsi dan bencana alam lainnya. Upacara ini merupakan simbol keseimbangan antara manusia dan alam. Masyarakat percaya bahwa menjaga hubungan baik dengan Gunung Merapi dan roh-roh penjaganya, seperti Kyai Sapu Jagad, dapat membantu mereka hidup berdampingan dengan alam secara harmonis. Menghormati dan Melestarikan Tradisi Leluhur, Labuhan Merapi merupakan warisan budaya yang telah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Melalui upacara ini, masyarakat dan Keraton Yogyakarta menjaga dan melestarikan adat istiadat yang telah diwariskan oleh para leluhur. Menguatkan Identitas Budaya Jawa Sebagai bagian dari budaya Jawa, Labuhan Merapi memperkuat nilai-nilai lokal dan menunjukkan kearifan masyarakat dalam menghadapi kekuatan alam. Upacara ini juga menjadi simbol hubungan erat antara Keraton Yogyakarta dan masyarakatnya.
Labuhan Merapi merupakan manifestasi nyata dari kepercayaan masyarakat Jawa terhadap harmoni antara manusia dan alam. Dengan ritual ini, masyarakat tidak hanya memohon keselamatan, tetapi juga mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan terhadap alam yang telah memberikan kehidupan. Tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya Jawa memiliki cara unik dalam memahami dan merespons kekuatan alam melalui ritual yang penuh makna.
Di era modern ini, Labuhan Merapi tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat khususnya Jawa. Selain memiliki nilai spiritual, upacara ini juga menarik perhatian wisatawan dan peneliti yang tertarik dengan tradisi lokal. Dengan demikian, Labuhan Merapi tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya melestarikan budaya dan menjaga keseimbangan ekologi.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...