by ifid|| 01 Maret 2025 || || 16 kali
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pertunjukan teatrikal yang mengisahkan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Cerita dalam teatrikal ini mengangkat sejarah perjuangan TNI dan rakyat Yogyakarta dalam merebut kembali kota dari pendudukan Belanda, yang menjadi momentum penting dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia. Acara ini berlangsung di halaman Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, pada (1/3/2025) Sabtu pagi. Diawali dengan Upacara peringatan Hari Peringatan Kedaulatan Negara (HPKN) 2025 di dalam Lapangan Mandala Krida, kemudian dilanjutkan dengan pementasan teatrikal utama yang menggambarkan strategi dan perlawanan rakyat Yogyakarta terhadap pendudukan Belanda. Adegan dalam teatrikal ini dikemas dengan dramatika tinggi, dimulai dari adegan pembelajaran di luar kelas yang di kemas denga drama musikal dan lanjutkan dengan adegan strategi gerilya yang dirancang oleh Jenderal Sudirman, hingga persiapan pertempuran yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Adegan pertempuran yang dramatis, dipadukan dengan efek suara yang memukau, membuat suasana semakin hidup dan emosional. Selain itu, ditampilkan pula peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memberikan dukungan strategis, serta gambaran kehidupan rakyat yang tetap bertahan dan berjuang di tengah situasi perang. Teatrikal ini ditutup dengan momen kemenangan, di mana pasukan Indonesia berhasil merebut kembali Yogyakarta sebagai simbol perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Pertunjukan ini bertujuan untuk melestarikan sejarah, mengenang perjuangan rakyat Yogyakarta dalam merebut kembali kota dari pendudukan Belanda, serta menanamkan nilai-nilai patriotisme dan kebangsaan kepada generasi muda.
Ribuan penonton memadati area pertunjukan untuk menyaksikan teatrikal yang dikemas dengan dramatika tinggi, efek visual, serta aksi yang menggugah semangat kebangsaan. Kegiatan ini disaksikan oleh berbagai kalangan, termasuk masyarakat umum, pelajar, akademisi, sejarawan, para pejabat daerah, kepala OPD, serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda). Selain itu, sejumlah veteran yang pernah mengalami langsung peristiwa Serangan Umum 1 Maret juga turut hadir, menambah nuansa historis dan emosional dalam acara ini. Salah satu pemain dalam pertunjukan ini, Rahmat, mengungkapkan bahwa membawakan peran sebagai pejuang membuatnya semakin memahami betapa besar pengorbanan para pahlawan. Sementara itu, Harin, yang berperan sebagai seorang ibu guru, menyampaikan bahwa perannya mengajarkan betapa pentingnya pendidikan dan semangat perjuangan dalam membangun bangsa. "Sebagai seorang guru dalam cerita ini, saya merasa terhubung dengan bagaimana pendidikan menjadi bagian dari perlawanan terhadap penjajahan. Ini pengalaman yang sangat berharga bagi saya," katanya. "Berperan dalam teatrikal ini adalah pengalaman luar biasa. Saya bisa merasakan sedikit dari perjuangan mereka, dan ini membuat saya semakin menghargai sejarah bangsa kita," ujarnya. Para aktor yang terdiri dari seniman teater, pelajar, dan komunitas sejarah berperan dalam menghadirkan kembali peristiwa monumental yang menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh yang diperankan dalam pertunjukan ini antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai pemimpin perjuangan di Yogyakarta yang memberikan dukungan strategis dan logistik bagi gerilyawan, Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar yang mengoordinasikan strategi gerilya dari tempat persembunyiannya, Letkol Soeharto yang memimpin jalannya serangan, serta para pejuang dan rakyat yang berperan dalam merebut kembali kota dari tangan Belanda.
Dinas Kebudayaan DIY berperan aktif dalam mendukung penyelenggaraan acara ini sebagai bentuk pelestarian sejarah dan edukasi bagi generasi muda. Kegiatan ini didanai oleh Dana Keistimewaan DIY sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya dan sejarah di Yogyakarta. Dinas Kebudayaan DIY berharap bahwa pertunjukan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus menghargai dan memahami sejarah perjuangan bangsa. Dinas Kebudayaan DIY menyampaikan harapannya agar pertunjukan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memahami sejarah bangsa. Serangan Umum 1 Maret adalah bukti bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya dilakukan oleh tentara, tetapi juga rakyat yang bersatu. Kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai patriotisme kepada generasi muda.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...