by ifid|| 01 Maret 2025 || || 14 kali
Yogyakarta kembali menjadi pusat perhatian pecinta budaya dengan digelarnya Pameran Keris Tinulad #1. Acara yang berlangsung pada 1-3 Maret 2025 di Grha Keris Yogyakarta ini menghadirkan berbagai koleksi keris pusaka yang sarat nilai sejarah dan filosofi. Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan serta meneladani nilai-nilai budaya yang terkandung dalam warisan perkerisan Nusantara.
Pameran Tinulad #1 menampilkan berbagai keris pusaka milik para sesepuh perkerisan Yogyakarta. Pengunjung dapat melihat secara langsung beragam jenis keris dengan pamor yang unik serta memahami makna simbolis di balik setiap bilahnya. Selain sebagai ajang edukasi, acara ini juga menjadi wadah bagi komunitas perkerisan untuk berbagi wawasan mengenai pelestarian dan perawatan keris.
Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY yang berkesempatan membuka pameran tersebut mengatakan Pameran Tinulad #1 bagian dari kerjasama yang terjalin antara Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta melalui rekan-rekan pengelola Grha Keris Tahun 2025. Kegiatan pameran mengambil tema “Tinulad”. Tulad dalam bahasa Indonesia berarti contoh, sedangkan tinulad berarti dicontoh atau dijadikan patokan bermakna sesuatu yang dapat dijadikan acuan. Pameran ini mempersembahkan pusaka koleksi para sesepuh perkerisan di Yogyakarta. yang menunjukkan proses dan pengalaman dari para sesepuh perkerisan dalam menempatkan keris berdasarkan kriteria tertentu yang pada masanya dianggap sebagai pertimbangan paripurna.
“Pameran ini memperluas cara pandang terhadap keris dengan segala kompleksitasnya. agar para generasi selanjutnya mampu mengambil nilai-nilai adiluhung dari budaya keris itu sendiri”,tutur Dian
menurut Dian, tujuan ini diselaraskan dengan pemilihan waktu pelaksanaan pameran yakni pada 1 Maret 2025 bertepatan dengan peringatan Serangan Umum 1 Maret dengan semangat angleluri luhuring budaya dalam bingkai nilai kepahlawanan, nilai dan semangat untuk menggali dan melestarikan pengetahuan dari para pendahulu menjadi bagian untuk diteladani.
Dinas Kebudayaan DIY turut mendukung penyelenggaraan pameran ini sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya tradisional. Dengan adanya kegiatan seperti ini, masyarakat diharapkan “semakin mengenal dan menghargai keris bukan hanya sebagai benda koleksi, tetapi juga sebagai warisan budaya yang memiliki nilai spiritual, estetika, dan sejarah”, pungkas Dian
Selain pameran, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan diskusi budaya, lokakarya pembuatan keris, serta sesi konsultasi tentang keaslian dan perawatan keris. Dengan berbagai kegiatan menarik yang ditawarkan, Tinulad #1 menjadi momentum penting dalam upaya mengenalkan serta merawat tradisi perkerisan di kalangan generasi muda.
Dengan adanya dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, Dinas Kebudayaan DIY optimistis bahwa seni dan tradisi perkerisan akan tetap lestari dan berkembang di tengah tantangan modernisasi.
Sejalan dengan tema, tujuan, dan ruang lingkup pameran, maka dipilihlah keris-keris yang akan dipamerkan dari tokoh-tokoh sesepuh perkerisan di Yogyakarta yang memiliki pengaruh dan daya aruh keteladanan yang baik. Adapun diantara keris yang dipamerkan adalah milik tokoh GBPH Prabukusumo, GBPH Yudhaningrat, Alm. KRT. Poespodiningrat, Alm. KRT. Tjondropoespito, Alm. Imam Soedjono, Alm. KRT. Hastononegara, Alm. Empu Djenoharumbrodjo, Alm. S Loemintu, Eko Supriyono, Alm. KRT. Projokardono, Ki Ismara Kusumatatwa, Budi Hermawan, Dr. RM. Kunyun, Marsindra, Dr. Fajar Waskita, Empu Sungkowo, Perwakilan Alm. Djiwodiharjo ,Y. Sukaryo Prawirodiprodjo, Alm. Wibatsu Mahabau, dan Alm. Budihardjo Wirjodirdjo.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...