by admin|| 06 Desember 2016 || 41.629 kali
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Acara sebar udhik-udhik menjadi salah satu ritual tahunan yang selalu ditunggu masyarakat tiap Maulud dalam penanggalan Jawa tak terkecuali pada Senin (5/12/2016) malam dimana ratusan masyarakat mengikutinya.
Dalam acara tersebut pihak Keraton Yogyakarta akan memberikan sedekah kepada masyarakat berupa uang koin atau receh, beras dan bunga.
Penghageng II Kawedanan Hageng Punokawan (KHP) Krido Mardowo, KRT Waseso Winoto merupakan budaya luhur kerajaan dalam usaha mensejahterakan warganya.
"Udhik-udhik ini budaya nenek moyang, dadi pemimpin kudu gawe (harus membuat) kesejahteraan rakyat. Isinya udhik-udhik kan untuk membuat kesejahteraan rakyat," jelasnya.
Walaupun zaman sudah bergeser dan banyak yamg sudah berubah namun isi udhik-udhik tetap dipertahankan.
Dalam udhik-udhik ini keraton membagikan uang koin atau receh, beras bercampur bunga dan diberi kunyit atau beras kuning.
Walaupun untuk masa kini uang tersebut memang tidak seberapa namun nilai dan manfaatnya tetap tidak tergantikan.
"Jangan hanya dilihat jumlahnya, arto (uang) udhik-udhik manfaatnya tinggi karena sudah didoakan ngarsa dalem (Sri Sultan HB X, Raja Yogyakarta) supaya bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat," tambahnya.
Ratusan masyarakat sendiri memang masih menjunjung tinggi nilai udhik-udhik hingga rela berdesakan memperebutkannya.
Salah seorang warga Wagiyem (59) mengaku sangat senang bisa mendapatkan 4 buah koin dalam udhik-udhik tahun ini.
"Buat penenang hati dapat barang dari keraton disimpan saja tidak untuk dibelanjakan," ujarnya. (tribunjogja.com)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...