Gamelan Kanjeng Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Guntur Madu Ditabuh di Bangsal Ponconiti

by admin|| 06 Desember 2016 || 65.516 kali

...

TRIBUNJOGJA.COM JOGJA - Ratusan orang nampak antusias berkumpul di sekitar Bangsal Ponconiti Keraton Yogyakarta sejak Senin (5/12/2016) sore. Mereka dengan setia menunggu prosesi ritual Miyos Gongso yaitu prosesi dibawanya dua buah gamelan milik keraton le Masjid Gedhe Yogyakarta dalam rangka memperingati maulid nabi.

Sejak sore dua buah gamelan yaitu Kanjeng Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Guntur Madu sudah ada di Bangsal Ponconiti.

Adapun sekitar pukul 19.00 WIB kedua gamelan tersebut mulai ditabuh oleh para abdi dalem, masyarakat yang berkumpul pun makin banyak yang berdatangan.

Mereka menunggu salah satu rangkaian dari Miyos Gangsa yaitu sebar udhik-udhik dimana pihak keraton akan membagikan sedekah kepada masyarakat.

Sekitar pukul 20.00 WIB akhirnya pihak keraton keluar untuk menyebarkan udhik-udhik, nampak tiga orang rayi dalem atau adik raja berada di depan yaitu GBPH Prabukusumo, GBPH Yudhaningrat dan GBPH Cakraningrat.

Di belakang mereka nampak pula empat dari lima orang putri dalem atau putri raja yang juga keluar yaitu GKR Mangkubumi, GKR Hayu, GKR Bendoro dan GKR Condrokirono mengiringi. Hanya satu orang putri dalem yang tidak tampak yaitu GKR Maduretno.

Seusai berkeliling di bangsal ketujuh orang keluarga inti keraton tersebut kemudian segera menyebarkan udhik-udhik berupa uang receh, beras dan bunga kepada masyarakat yang menunggu.

Masyarakat yang sudah menunggu lama pun langsung berebut udhik-udhik tersebut dengan berdesak-desakan bahkan mereka juga rela mencari sampi ke sudut-sudut bangunan dan pepohonan yang memang ada sekeliling bangsal.

Banyak orang yang meyakini bahwa uang udhik-udhik tersebut bisa membawa kebaikan bagi mereka.

Acara inti yaitu Miyos Gongso sendiri akan dilaksanakan jelang tengah malam nanti, nantinya dua gamelan tersebut akan dibawa melewati Siti Hinggil Kraton Yogyakarta melewati Pagelaran, Alun-alun Utara untuk selanjutnya ke barat menuju gapura masuk Masjid Gedhe Kauman dengan dikawal oleh dua bregada prajurit Kraton Yogyakarta, yakni Jogokaryo dan Patangpuluh. (*)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta