by admin|| 09 Desember 2016 || 15.225 kali
Yogyakarta, www.gudeg.net - Prosesi Grebeg yang akan berlangsung pada (12/12) jam 08.00 WIB akan didahului oleh proses Tumplak Wajik sebagai ritual awal dalam membuat Gunungan Sekaten yang sedianya dilaksanakan sore ini (09/12) di Kagungan Dalem Magangan kompleks Kraton.
Menurut Staf Tepas Keprajuritan Kraton Ngayogyakarta Hadinigrat, prosesi ini diawali dengan penyerahan ubo rampe dari Sultan HB X kepada Pengageng II Widyo Budoyo kemudian didoakan oleh Ponco Kaji atau kaum. Setelah didoakan, wajik yang sudah ada kemudian ditumplak atau ditumpahkan untuk dibuat rangka gunungan wadon.
Selama prosesi tumplak wajik, gejok lesung menggema mengiringi aktivitas itu hingga selesai. Biasanya gejog lesung ini dibunyikan oleh abdi dalem keparak. Sebelum wajik ditumpahkan ke dalam tempat pembuatkan rangka gunungan, para ponco kaji mendoakan keselamatan Sultan dengan Luhuring Asma Dalem dan Wilusuf Asma Dalem. Doa berpusat kepada Sultan HB X sebagai raja dan memohan keselamatan bagi masyakat yang tinggal di DIY.
Secara umum, hiasan gunungan wadon berasal dari bahan dasar ketan. Setelah prosesi usai, warga akan mengoleskan Dlingo Bengle atau empon-empon yang warnanya kuning dibagian leher mereka sebagai simbol penolak bala.
Dalam peringatan Grebeg tiap tahunnya, Kraton Yogyakarta biasanya akan membuat enam macam gunungan yakni, Gunungan Bromo, Gunungan Lanang, dua buah Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan. Semuanya akan dikirab pada upacara grebeg Maulud.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...