Kirab Bregada Warnai HUT ke-70 Desa Pakembinangun

by admin|| 19 Desember 2016 || 48.215 kali

...

TRIBUNJOGJA.COM, PAKEMBINANGUN - Ribuan masyarakat berbondong-bondong memadati sepanjang bahu Jalan Kaliurang Km 18, Pakem, Sleman, Sabtu (17/12/2016).

Dari anak kecil hingga dewasa tampak antusias menonton Bregada yang menjadi puncak acara hari ulang tahun (HUT) ke-70 dan Merti Desa Pakembinangun tersebut.

Meski cuaca tidak menentu, dari terik hingga hujan mengguyur, masyarakat tetap setia menonton Bregada perwakilan dari sepuluh padukuhan yang ada di Desa Pakembinangun.

Ada juga Bregada motor trail yang juga turut berpartisipasi.

Para Bregada tersebut berjalan dari tiga titik yaitu Padukuhan Wonogiri di sisi utara, Padasan di sisi timur, dan Pakem di sisi selatan.

Garis akhir yang menjadi titik kumpul adalah Kantor Desa Pakembinangun.

"Bugus benderanya besar-besar ada gunungan juga," ujar salah satu penonton anak-anak.

Selain menyaksikan Bregada, para penonton juga sudah tidak sabar untuk berebut 10 gunungan yang mewakilkan setiap padukuhan.

Aneka buah-buahan, sayur mayur, hingga berbagai makanan menjadi primadona dalam acara tersebut.

Setelah dilakukan penyerahan bendera, gunungan tersebutpun direbutkan tepat di halaman Kantor Desa Pakembinangun.

Tua muda berbaur menjadi satu. Ada yang dapat buah, ada pula yang dapat sayur mayur.

Kepala Desa Pakembinangun, Suranto menjelaskan Kirab Bregada untuk peringatan ulang tahun desa baru pertama kali ini dilakukan.

Suranto menegaskan bahwa Desa Pakembinangun ingin terus nguri-nguri budaya Jawa.

"Ini juga bentuk kesenian yang harus dilestarikan," jelasnya.

Pemerintah Desa Pakembinangun pun kedepan akan membuat agenda rutin Kirab Bregada.

Sehingga bisa mendukung dan menjadi tujuan wisata Desa Pakembinangun.

Dalam acara tersebut juga diadakn lomba tumpengan dari masing-masing padukuhan.

Lomba tersebut menjadi ajang kreatifitas ibu-ibu di masing-masing padukuhan. (tribunjogja.com)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta