Disbud dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Gelar Lomba Panahan Gaya Mataram

by admin|| 24 Februari 2017 || 54.898 kali

...

YOGYA (TRIBUNJOGJA.COM) - Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan menggelar lomba jemparingan gaya Mataram pada Minggu, 26 Februari 2017.

Bertempat di lapangan Trirenggo Bantul, event yang baru digelar untuk pertama kalinya ini akan memperebutkan trophy dari Dinas Kebudayaan DIY dan Kraton Ngayogyakarta Hadinigrat.

"Event ini digelar sebagai langkah Disbud dan Kraton Ngayogyakarta melestarikan salah satu ajaran adiluhung yang sarat makna filosofis dari Pangeran Mangkubumi," ujar KRT Wijoyo Pamungkas, selaku Panitra Gendhewa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam acara jumpa pers yang digelar di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY, Kamis (23/2/2017).

Event ini juga merupakan kegiatan yang berbeda dari biasanya, karena lanjut Wijoyo event ini tidak ada kaitannya dengan olahraga panahan yang digagas KONI.

"Tidak ada atlit panahan dalam lomba ini, tidak ada rivalitas pula diantara satu pemanah dengan pemanah lain. Semuanya adalah pelaku budaya karena berperan melanjutkan tradisi leluhur,"

Jemparingan tradisional Mataraman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki landasan filosofis "PAMENTHANGING GANDHEWA PAMANTHENGING CIPTA" yang artinya pembentukan watak (karakter) pribadi yang pandai, cerdas, berkonsentrasi sebagai langkah awal melakukan suatu tujuan.

Event ini pun tebilang lain daripada yang lain karena masing-masing pesertanya nanti diwajibkan untuk mengenakan busana jawa lengkap, khususnya busana Mataraman (abdi dalem : busana pranakan, umum : takwa atau surjan).

Selain itu dalam membidik sasaran nanti pemanah diwajibkan duduk bersila, dengan memposisikan busur mendatar (horisontal) sejajar dengan dada pemanah.

Bila pada umumnya anak panah dalam olahraga panahan ditarik sejajar dengan pelipis mata, namun di jemparingan ini anak panah diposisikan di depan dada pemanah.

Sementara itu, Raden Wedhana Joyo Diharja, selaku Kahartakan Gendhewa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengatakan olahraga yang dulunya hanya dipakai oleh prajurit Nyutra Kraton untuk latihan menghadapi perang.

"Bila umumnya pemanah membidik sasaran dengan mata mereka, di jemparingan ini pemanah akan dilatih memanah dengan hati, perasaan dan insting. Jadi, bila nanti ada yang sedang galau sedih dan gundah kala mengikuti event ini, saya mnjamin dia tidak akan berhasil mengenai sasaran," jelasny.

Perlombaan ini nanti akan dilaksanakan dalam 20 ronde, setiap rondenya pemanah hanya dibolehkan melepaskan 4 anak panah.

Sedang untuk penilaiannya, pemanah akan mendapatkan poin 3 bila mengenai sasaran kepala berwarna merah, 2 poin kena sasaran leher berwarna kuning, 1 poin kena sasaran badan berwarna putih, serta bila mengenai sasaran pocong/bokong poin akan dikurangi 1.

Nantinya event ini juga akan digelar di beberapa Kabupaten di Yogyakarta. (Hening Wasisto)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta