TRADISI KULONPROGO Hari Ini, Ada Gebyar Seni Pareanom di Kedung Pedut

by admin|| 15 Maret 2017 || 54.673 kali

...

Harianjogja.com, KULONPROGO — Dinas Kebudayaan DIY menggelar Gebyar Seni Pareanom di kawasan wisata air terjun Kedung Pedut, Dusun Kembang, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo, Selasa (14/3/2017) hari ini.Gelar Budaya Pareanom diawali dengan lomba membuat penjor dari pagi hingga sore hari. Kemudian kesesokan harinya dilanjutkan dengan kirab bergedo Kedung Pedut hingga pukul 12.00 WIB, dilanjutkan dialog budaya, kesenian angguk, dan kesenian wayang kulit semalam suntuk.

“Harapannya dengan adanya kegiatan ini masyarakat semakin bersemangat dalam membangun dan menata kawasan berbasis lingkungan dan budaya,” kata Kepala Seksi Sejarah, Dinas Kebudayaan DIY, Bambang Marsamtoro, dalam keterangan persnya di Kantor Dinas Kebudayaan DIY, Senin (13/3/2017).

Kepala Dusun Kembang, Kawasan wisata air terjun Kedung Pedut mulai ramai menjadi kunjunga wisatawan sejak dua tahun lalu. Awalnya kawasan itu hanya kawasan perbukitan. Kemudian pada 2015 warga sekitar berinisiatif untuk memanfaatkan aliran sungai di lokasi tersebut menjadi daya tarik.

Potensi air terjun yang tidak pernah surut itu kini masih tetap dirawat oleh masyarakat setempat. Bahkan berbagai paket wisata kini sudah mulai ditawarkan mulai dari outbond, flying fox, refting, dan beberapa warung kuliner khas kampung juga sudah mulai banyak.

Disamping potensi wisata, menurut Sarija, Kedung Pedut juga memiliki nilai budaya. Dari cerita leluhur mereka, konon di air terjun Kedung Pedut, Pangeran Diponegoro pernah tertirah. “Cerita itu masih berkembang di masyarakat, bahkan orang-orang tua dapat menyebutkan nama dan gelar Pangeran Diponegoro yang cukup panjang,” ujar Sarija.

Dusun Kedung Pedut juga masih terletak dalam satu kawasan dengan goa Kiskendo, Goa Seplawan, Gunung Kelir, dan Gunung Gadjah, yang masing-masing tempat memiliki cerita dan mitologi berdasarkan penuturan warga sekitar. “Maka selain mengembangkan budaya, acara gebyar seni ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik wisatawan,” imbuh Bambang. ( Sekar Langit Nariswari)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta