Mewarnai Topeng: Bisa Kita, Bisa Mereka Juga

by admin|| 11 April 2017 || 11.081 kali

...

Memandangi guratan warna-warni pada deretan topeng-topeng kecil, hasta karya anak-anak berkebutuhan khusus, bisa jadi dalam pikiran kita tercetus pertanyaan, ”Apa mungkin?”

Perlu dicamkan benar bahwa setiap anak adalah istimewa, memilki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda, terutama anak-anak yang berkebutuhan khusus. Meskipun demikian, kita sering tutup mata terhadap kelebihan mereka, karena cenderung melihat kekurangannya, dan tidak memandang kekurangan mereka sebagai bagian lain yang melengkapi keistimewaan mereka. Kita belajar dari mereka bahwa setiap anak pasti memiliki kelebihan.

Bakat atau kelebihan mereka dapat digali dan dikembangkan lagi. Mereka membuka mata kita bahwa tidak semua anak bisa segigih, seantusias, atau seberbakat mereka. Tugas kita membantu mereka, agar bisa memenuhi kebutuhannya, sesuai dengan kemampuannya.

Bahasa rupa, dalam hal ini melakukan kegiatan seni rupa, dapat menjadi wadah untuk mengungkapkan dan mengembangkan diri seseorang. Hal ini juga digunakan anak-anak untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya, menyampaikan luapan hati, keinginan, dan pikirannya. Dibandingkan dengan orang dewasa yang cenderung berpikir nyata, pikiran anak-anak penuh khayal dan masih murni, melampaui daya cipta orang dewasa. Karena itu, sudah selayaknya mereka mendapat bimbingan dan arahan atau pendampingan yang semestinya dari kita.

Demikian pula seandainya mereka diberi kesempatan melukis atau menuangkan warna pada bentuk relief, topeng misalnya, dan bebas memilih warna, tidak perlu dibatasi dengan pakem tertentu dalam seni lukis, tentu mereka seperti bermain-main dengan riang gembira  di taman bunga penuh warna. Topeng-topeng yang semula putih semua, bisa dikenali dan punya muka sendiri setelah diwarnai. Ibarat seorang anak, yang dilahirkan seperti kertas putih, menanti untuk diwarnai, dan mencari warna kehidupannya sendiri. Topeng-topeng itu seakan-akan bisa menyapa kita melalui warna-warna dengan coraknya masing-masing.

Penting memperhatikan keberanian mewujudkan daya cipta dalam bentuk dan warna, serta upaya dan perjuangan mereka membuat karya, ungkap psikolog Intan Kusuma Wardhani, M.Psi. Penghargaan atas karya mereka bukan semata-mata didasarkan pada penilaian seperti pada sebuah lomba, atau juga didasarkan pada estetika bentuk dan kerapian saja.

Karya mereka bukan sekadar tontonan, setelah itu sudah, selesai, melainkan lebih dari itu. Ada nilai lebih yang harus dicari di balik warna-warna. Menggugah kehidupan dengan warna, bukan bisa kita saja, melainkan bisa mereka juga. Kenalilah diri kita dan mereka dengan rupa-rupa warna, apapun wadah rupanya.

Latar belakang pendidikan mereka yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa), atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, adalah untuk membantu anak-anak, tidak terkecuali anak yang berkebutuhan khusus, menggali dan mengembangkan sumber dayanya, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.

Lingkungan sekolah inklusif bermanfaat juga untuk siswa lainnya, bukan untuk anak berkebutuhan khusus saja. Mereka bisa belajar untuk menghargai perbedaan, mengangkat rasa percaya diri, dan bisa saling berbaur dengan anak-anak lain, tanpa memandang kekurangannya sebagai hambatan belajar.

Sebanyak 100 karya anak-anak berkebutuhan khusus, dipamerkan di Pusat Kegiatan Deaf Art Community, Lembaga Peduli Anak Bangsa, Yogyakarta. Karya itu merupakan karya peserta lomba lukis relief dari lima sekolah luar biasa di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu SLB Bhakti Putra, Ngawis, Karangmojo, Gunungkidul; SLB Negeri 1 Gunungkidul; SLB Bhakti Wiyata, Graulan, Giripeni, Wates, Kulon Progo; SLB Ganda Daya Ananda, Yayasan Sayap Ibu, Purwomartani, Kalasan, Sleman; dan SLB Negeri 1 Yogyakarta. Pameran berlangsung sejak  30 Maret sampai dengan 5 April 2017.

(hen/ppkp)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta