Residensi Seniman: Titian Karier dan Pembuktian Profesionalitas Pekerja Seni

by admin|| 17 Mei 2017 || 15.413 kali

...

Istilah residensi melekat sebagai modus operandi seni rupa Indonesia. Banyak pihak senantiasa mereproduksi makna residensi sambil menyesuaikan teknik penggarapannya. Residensi seni bisa jadi serupa dengan mondok, retret, atau live-in, karena bertujuan membentuk suasana khusus untuk kerja seni, semacam suasana yang tidak berjarak dan mengundang banyak orang dari berbagai macam lapisan. Untuk mencapai keadaan yang tidak berjarak dengan masyarakat, dibutuhkan membaca suasana aktual lingkungannya.

Pada dasarnya, seluruh aktivitas residensi dan dinamika proses berkarya seniman telah melibatkan publik atau masyarakat dalam banyak bentuk. Keterlibatan publik atau masyarakat, antara lain mulai dari asisten program yang kebanyakan adalah mahasiswa, penulis, perancang grafis, sebagai narasumber untuk informasi yang diperlukan, pendukung teknis berupa perajin dan artisan untuk membantu produksi karya, hingga partisipan untuk aktivitas seperti lokakarya, pemutaran film, atau diskusi. Sekira lebih dari satu dekade lalu, penyelenggaraan program residensi seni (kontemporer) merambah ranah kerja untuk manajer pameran dan kurator. Kosakata yang akrab dengan paparan residensi, antara lain uji coba, belajar, pertukaran, eksplorasi, keragaman, dan idiom lain yang memperluas kebutuhan akan proses.

Residensi merupakan tempat dan kesempatan yang bagus untuk mengembangkan minat karena belajar langsung dari ahlinya. Melalui residensi, juga diperkenalkan dengan lingkungan seni yang bakal memperluas wawasan dan jaringan pertemanan.

Tantangan terbesar bagi para pekerja seni adalah upaya mereka memanfaatkan lingkungan seni itu, sehingga mampu mendobrak kemapanan cara kerja seni, sekaligus memperkaya nilai hubungan kegiatan seni dengan publiknya. Hal terpenting, program residensi seni perlu digugat jika tidak membawa manfaat sebagai titian karier atau pembuktian profesionalitas pekerja seni.

Sejak program residensi berkala yang diselenggarakan Yayasan Seni Cemeti, bernama Landing Soon (2006−2009), riset ditempatkan sebagai salah satu bekal seniman untuk bisa mengenal kebudayaan baru yang ditemukan, dengan menyempatkan selama tiga bulan untuk sepenuhnya konsentrasi bekerja, melakukan uji coba dan interaksi antarseniman, profesionalis, atau pun dengan kelompok tertentu. Diungkap Michiel Morel, selaku rekan penyelenggara, dalam buku Dua Puluh Lima Tahun Cemeti, bahwa program residensi seniman penting untuk mempersatukan para seniman dalam budaya non-Barat dan membuka peluang bagi mereka menjelajahi berbagai macam praktik seni di Indonesia. Tinjauan mendalam, riset, dan jelajah praktik seni dalam lingkungan yang beraneka ragam merupakan bagian dari tujuan yang hendak dicapai.

Boleh disebut bahwa seniman, kurator, atau peneliti yang mondok di Rumah Seni Cemeti mendapatkan beasiswa belajar kebudayaan di Yogyakarta. Ujian atas kesempatan tersebut diletakkan pada tahap akhir residensi melalui kegiatan yang jamaknya berbentuk pameran dan artist talk.

Ketiga seniman residensi yang ikut gelombang pertama tahun 2017 ini, Laura Marsh (Auckland, Aotearoa, Selandia Baru); Kevin van Braak (Belanda), dan Yosefa Aulia (Indonesia), diharapkan dapat menghasilkan sebuah tanggapan personal yang bermakna dan bermanfaat bagi khalayak (masyarakat Yogyakarta khususnya).

Theodora Agni, manajer residensi pada Rumah Seni Cemeti, mengemukakan bahwa pada bulan pertama, mereka akan dipertemukan dengan sejumlah jejaring yang punya sumber daya bagi perkembangan gagasan dan penelitian yang digunakan untuk reka karya yang akan disajikan nantinya pada akhir bulan ketiga. Selain itu, para seniman juga akan diperkenalkan pada dinamika seni dan budaya di Yogyakarta melalui kunjungan ke studio seniman, bengkel dan pusat kerajinan, serta situs arkeologis dan situs budaya. Dari kegiatan ini, mereka diharapkan mendapat gambaran, dan membantu semakin mengenal ruang tempat mereka berproses selama tiga bulan, mulai dari Maret hingga Mei 2017.

Memasuki bulan kedua, dilaksanakan kegiatan yang bernama 'Kamar Tokek', yang merupakan ruang pertukaran referensi antarseniman residensi dengan publik tertentu. Ruang pertukaran ini dibangun untuk mendukung tahapan berkarya dan penelitian residensi, serta menguji gagasan karyanya sebelum dipertunjukkan kepada publik. Wujudnya bisa bermacam-macam, misalnya, pemutaran film, diskusi terbatas dengan kelompok tertentu, lokakarya berbasis ketrampilan dengan perajin, dan lain-lain.

Bulan ketiga digunakan para seniman residensi untuk mewujudkan gagasan karya mereka, berupa karya atau proyek interaktif yang melibatkan publik. Penyajian hasil residensi ini biasanya diselenggarakan pada minggu terakhir pada bulan ini. Untuk periode residensi yang pertama ini, presentasi hasil residensi akan diadakan pada tanggal 23−31 Mei 2017. Pembukaannya dijadwalkan pada Selasa, 23 Mei 2017, jam 19.30.

Tahun 2017 ini, Cemeti menyediakan tiga slot untuk residensi seniman. Pertama, pada bulan Maret−Mei 2017, didukung Mondriaan Fund (Belanda), Asia New Zealand Foundation  (Selandia Baru), dan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta; kedua, mulai dari 1−30 Juli 2017, Cemeti melakukan pertukaran seniman (resiprokal) dengan ruang seni lain, yaitu Objectifs, sebuah ruang seni nonprofit di Singapura, yang khusus menampilkan karya berbasis fotografi dan film. Cemeti mengirim Agan Harahap untuk menjalani residensi selama bulan Januari 2017 di Singapura, dan sebaliknya, Objectifs akan mengirim Kin Chui untuk menjalani residensi pada 1−30 Juli 2017 di Yogyakarta; dan ketiga, program residensi reguler Cemeti, dijadwalkan berlangsung pada September−November 2017, bekerja sama dengan Goethe-Institut Jakarta, mengundang seniman dari Jerman dan Indonesia.(hen/ppsf)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta