Bagas Nur Satwika, Dalang Cilik Terbaik DIY 2017

by admin|| 23 Agustus 2017 || 15.655 kali

...

Bagas Nur Satwika, dari Kabupaten Bantul, dipilih sebagai dalang cilik terbaik Daerah Istimewa Yogyakarta 2017, dan berhak mewakili DIY pada tingkat nasional, 21−23 September 2017, di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Mengusung lakon Rama Tambak, pada lomba dalang cilik Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, 23 Agustus 2017, di Dinas Kebudayaan DIY, Bagas memperoleh nilai 5.895, mengungguli Muhammad Zaki Kaditama, dari Kabupaten Sleman (5.700); Arifatur Iksan Bayu Pradigtya, dari Kabupaten Gunungkidul (5.440); Ebenheser Wahyu Armanto, dari Kota Yogyakarta (5.195); dan Hilmy Maulana Adi, dari Kabupaten Kulon Progo, yang mendapat nilai 4.875.

Mereka dinilai dewan juri, yang terdiri dari Udreka, S.Sn., M.Sn., dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (ketua/anggota); R. Yuwono, S.Kar. (sekretaris/anggota); dan tiga anggota, Dr. Trisno Santoso (ISI Surakarta); Dr. Sumaryono (ISI Yogyakarta); dan Indra Tranggono, budayawan Daerah Istimewa Yogyakarta, dari kecakapan membawakan cerita wayang selama 45 menit. Penilaian ini meliputi sabet (komposisi gerak, ketrampilan gerak, dan pemilihan wayang berdasarkan penokohan (wanda); catur (antawacana, janturan, bahasa/sastra, dan greget saut); sanggit (penggarapan adegan, kemasan cerita, dan tafsir); gendhing (dhodhogan/ keprakan, sulukan, dan sekar); serta penyajian (etika, kewibawaan, busana, dan keselarasan).

Terkait dengan penampilan para peserta, Dr. Trisno Santoso, salah satu anggota dewan juri, yang sudah empat kali menjadi juri nasional, mengungkap bahwa pada tingkat nasional, tidak dipikirkan gaya, entah NTB (Nusa Tenggara Barat), Kalimantan, dan lain-lain, karena sudah melebur menjadi satu, yaitu wayang Indonesia.

Kebanyakan dalang cilik, di luar Jawa Tengah, masih kurang dalam penggarapan tokoh, dan belum terarah. Sejarah, hal-hal yg berhubungan dengan Jawa, belum dipikirkan. Perlu penajaman konflik dalam adegan, misal sebab akibatnya. Pesan dalam cerita yang disampaikan, jiwa ksatriya, kepahlawanan atau cinta kasih, disesuaikan dengan usia anak-anak. Tema juga harus punya keeratan dengan judul. Tembang suluh, ambigus suara anak-anak, disesuaikan dengan tokoh. Kelemahan perlu dihindari, misalnya cengkok.

Selain itu, perlu sentuhan kejiwaan, yang masuk pada lakon, dan tidak mengada-ada. Dari awal sampai akhir, tutup kayon, lakon yang ada laga, unjuk kemampuan dalang, sebagai penyampaian pesan yang jelas, kebanyakan masih belum tergarap. Baru sekadar mengurutkan adegan, dan berupaya menampilkan pakeliran yang bagus.

Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. Umar Priyono, M.Pd.  mengemukakan dalam sambutan pembukaan bahwa upaya pelestarian pedalangan di Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat perhatian masyarakat (terutama dari kalangan pedalangan), dalam hal ini mencari bibit unggul penerus gaya Yogyakarta. Kepala dinas juga mengungkap kebanggaannya terhadap kesiapan kabupaten/kota menghadapi kegiatan ini.

Setelah pengumuman hasil lomba yang disampaikan ketua dewan juri, Udreka, S.Sn., M.Sn., penghargaan kepada peserta lomba diserahkan oleh wakil kepala Dinas Kebudayaan DIY, Singgih Raharjo, S.H., M.Ed.

Pentas dalang cilik Daerah Istimewa Yogyakarta 2017 di pendapa Dinas Kebudayaan DIY, disaksikan ketua Persatuan Pedalangan Indonesia DIY, Ki Edi Suwondo; Kepala Seksi Seni Kontemporer, Dra. Yuliana Eni Lestari Rahayu; dan Kepala Seksi Tata Nilai Sosial Budaya, Drs. I Gede Adi Atmaja. Kegiatan tahunan ini merupakan kerja sama Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) DIY, dan pembina pedalangan kabupaten/kota.(hen/ppsf)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta