Tantangan Pelik Garap Wayang Ringkes Dalang Cilik

by admin|| 27 September 2017 || 9.914 kali

...

Pertunjukan wayang dengan durasi 45 menit itu tidak biasa. Maksudnya, pertunjukan wayang itu biasanya dengan durasi panjang, bisa lima sampai tujuh jam, baik siang maupun malam. Sedangkan untuk lomba, festival dan semacamnya (contoh, lomba dalang cilik Daerah Istimewa Yogyakarta pada 23 Agustus 2017), ungkap Dr. Trisno Santoso, salah satu anggota dewan juri lomba dalang cilik, dan sudah empat kali sebagai juri nasional, dituntut waktu yang pendek, karena jumlah peserta yang kemungkinan lebih dari lima orang.

Menggarap pertunjukan pakeliran pendek itu tidak mudah, karena para sesepuh masih berpegangan pada pathet yang komplit, yaitu nem, sanga, manyura (dan galong untuk Yogyakarta). Sedangkan dari susunan pertunjukan, karena terbelenggu oleh pathet, mengakibatkan penggarapan tokohnya tidak terarah, kurang memikirkan sebab akibat pertikaian tokoh yang sesuai dengan tema garapan lakon. Wayang anak memang seperti ini, sulit dan pelik.

Anak (dalang cilik) hanya melaksanakan konsep yang diajarkan penggarap (pelatihnya), dan selama ini masih sangat jarang. Bekal si dalang cilik, baru ketrampilan tekniknya. Kalau penggarapnya kurang wawasan, hasilnya anak mendalang seperti dalang dewasa, bukan dalang anak. Penulis naskah dalang anak pun sangat langka, seperti yang terjadi pada teater anak, padahal teater terbilang bebas.

Acuan untuk menggarap pakeliran yang hanya berdurasi 45 menit, digunakan konsep pakeliran padat yang tercetus di Surakarta. Sejak 1977, pakeliran padat sudah disebarkan di seluruh Jawa Tengah melalui penataran-penataran dalang, sarasehan, lokakarya, lomba naskah, lomba penyajian pakeliran padat, serta siaran radio dan televisi, kepada kalangan pedhalangan, budayawan, dan masyarakat pecinta wayang.

Pakeliran padat bukan menggeser kedudukan pakeliran semalam suntuk, melainkan untuk memperkaya kehidupan budaya. Bahwa yang digarap dalam pakeliran padat itu meliputi gerak, rupa, suara (Gerak: cepengan, solah, entas-entasan, dll; Rupa: boneka wayangnya, tampilannya, garis-garis dalam solah yang diungkapkan dalam kelir/layar, wanda wayang, tatahan, sunggingan, dll.; Suara: karawitan, tembang, sulukan, dhodhogan, keprakan, dll.). Dalam pakeliran padat, unsur-unsur tadi harus digarap secara dukung mendukung. Maksudnya, hal yang ditampilkan itu ada tujuan yang jelas.

Dalang itu tidak sekadar memainkan wayang, tetapi juga harus menjadi sutradara, pemain, penyusun musiknya, penata gerak, dan lain-lain, sehingga untuk menjadi dalang dibutuhkan kemandirian yang penuh. Terkait dengan dalang bocah, inilah beban beratnya. Wayang itu pertunjukan untuk orang dewasa, maka sampai saat ini masih sangat jarang yang menampilkan wayang kulit untuk anak (yang dimaksud Trisno Santoso di sini, bukan boneka wayang untuk anak, dan membuat boneka wayang baru.

Trisno Santoso melihat bahwa di Yogyakarta masih berpegang pada alur cerita dari para sesepuh dulu, misalnya Kumbakarna Gugur, ya, dipanah oleh Rama mulai dari tangannya, kakinya, atau dipretheli satu-persatu. Dalam Karno Gugur, ditampilkan Patih Adimanggala yang diutus untuk meminta kinang kepada Dewi Surtikanti, dan masih banyak lagi.(hen/ppsf)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta