Menyikapi Bahasa Tutur dan Bahasa Baku dalam Bahasa Jawa

by admin|| 30 Desember 2017 || 4.707 kali

...

Bahasa Jawa sebagai bahasa tutur (bahasa percakapan sehari-hari), diungkap pemerhati bahasa Jawa, Paksi Raras Alit, memang berbeda dengan bahasa bakunya. Semua bahasa punya gejala seperti itu. Kita belajar bahasa Inggris, sebagaimana bahasa Jepang, bahasa Indonesia, dan lain-lain, kalau dalam bertutur (percakapan), tidak mungkin baku. Kalau percakapan dalam bahasa Inggris, ada menyingkat-nyingkat, atau slang-nya, bahasa Jawa juga begitu, ngokonya juga, seperti luweh (dibiarkan demikian).

Kalau bahasa yang baku, memang harus dipelajari, karena pada bahasa yang lain, seperti bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bahasa tersebut sudah dikembangkan sedemikian rupa dan punya kurikulum yang tepat, misalnya ada TOEFL (bahasa Inggris Amerika), atau ujian negara (bahasa Indonesia). Sedangkan bahasa Jawa, belum sampai pada taraf seperti itu.

Menurut Raras Alit, instansi pendidikan-lah yang paling bertanggung jawab untuk membetulkan bahasa Jawa yang baku atau yang benar. Kalau bahasa sehari-harinya, biarkan saja dengan keadaannya seperti sekarang, karena perkembangan bahasa tutur (percakapan) memang seperti itu, dan pasti akan mengalami perubahan yang bermacam-macam gejalanya.

Terkait dengan aksara Jawa, dia menyampaikan keinginannya mengenai perbaikan penulisan aksara Jawa pada papan nama jalan. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama, agar tidak berlarut-larut, dan menimbulkan polemik. Sebagai tindak lanjutnya nanti, disepakati semacam aturan penuntun, yaitu paugeran Sriwedari dan paugeran dari kongres bahasa Jawa 1996, 2000 dan 2016.

Kalau mau nguri-uri aksara Jawa, sudah cukup dengan belajar baca tulis dan diterapkan dalam kehidupan. Justru kultus dan mitologi yang menyelubungi aksara Jawa yang selama ini menjadi semacam senjata makan tuan terhadap gejala kepunahan aksara Jawa. Predikat klenik, mistis, magis itulah penghambat lestarinya aksara Jawa, bahkan demikian parahnya, masih ada orang yang dicap klenik, kejawen, ghoib, karena menyimpan dan mempelajari kitab kuno dengan tulisan aksara Jawa.(hen/ppsf)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta