Warna Lain Mainan Tradisional Angkrek di Tangan Seniman Tari

by admin|| 09 Januari 2018 || 4.716 kali

...

Berawal dari rasa prihatin akan perhatian anak-anak yang terus berkurang terhadap mainan tradisional (salah satunya angkrek), bahkan mereka nyaris tidak mengetahui mainan ini, seniman tari dari Bantul, Anggoro Tri,  berupaya mengenalkan kembali mainan angkrek melalui seni tari. Penghasilan perajin yang terus menurun, juga menyebabkan Anggoro merasa terpanggil (sesama seniman di Kampung Dolanan) ingin membantu dengan caranya sendiri. 

Diakui Anggoro Tri bahwa karya-karyanya sederhana saja, sehingga cukup mudah dibuat. Lucunya, ungkap Anggoro, pada awalnya, penarinya yang rata-rata berusia 12 tahun pun tidak tahu angkrek. Keadaan ini bisa dimaklumi dia, karena mainan tersebut merupakan kegemaran anak-anak tempo dulu. Walaupun mainan tradisional masih dapat ditemukan, sekarang mainan modern menjadi sesuatu yang cenderung dicari-cari mereka. [Angkrek adalah semacam boneka dari kertas karton yang bisa digerak-gerakkan tangan dan kakinya dengan menarik-narik seutas tali].

Melalui ekplorarsi, kemudian improvisasi, dan dikomposisikan dengn gerakan yang dinamis, rancangan tari Angkrek diselesaikan dalam dua bulan. Dilatih hanya dalam tiga kali tatap muka (latihan), tidak disangka-sangka Anggoro, ketika dipertunjukkan selama tujuh menit pada Festival Tari Nusantara 2017 di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, dia diganjar dengan penghargaan sebagai penata iringan terbaik. Keikutsertaan dia dan anak-anak didiknya pada festival yang bertema Gelar Koreografi Indonesia tersebut, mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta, dan mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebenarnya Anggoro punya latar belakang pendidikan tari tradisional klasik, namun sebagian besar karya-karyanya punya gerakan-gerakan lucu (komikal). Hal ini diwujudkan dalam tari yang dipertunjukkan anak-anak, padahal biasanya dilakukan remaja atau dewasa. Dia pun tidak mengkhususkan pada anak-anak saja, tetapi kebetulan dalam berproses, karya-karyanya sering kepada anak-anak. Tari remaja yang sering diterapkan pada anak-anak adalah tari cantrik mentrik.

Dia melatih anak didiknya dalam tata gerak (komposisi) dan pendalaman karakter (kebanyakan karakter komikal), dibantu sejumlah pelatih setingkat sekolah menengah atas. Anak-anak yang dididik di sanggarnya, diakui Anggoro punya sumber daya menjanjikan, sehingga masih bisa berkembang lebih lagi. Dengan dorongan, semangat, dan kesabaran, diharapkan bahwa nantinya mereka mencintai kegiatan seni yang dijalani.

Selama ini, penarinya sudah terbiasa, sehingga cukup mudah menyesuaikan diri. Kedekatannya dengan anak-anak dan mampu membangun kepercayaan mereka, ditempa dari pengalaman yang cukup lama mengajar di sekolah dasar di Kota Yogyakarta, seperti Ungaran dan Suronatan, ketika masih berkuliah pada jurusan tari, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Anggoro tidak neka-neka mengungkap kiatnya bertahan, yaitu berkarya terus, sesuai dengan perkembangan zaman dan kepentingan pasar. Dia pun banyak berkarya diluar lomba, dan sering ikut festival. Membiasakan terus berkarya, tidak terpatok waktu dan kesempatan, misalnya karena ada proyek (mendapat pesanan atau lomba), baru mau berkarya. Gagasan tarinya bisa dari permainan zaman dulu, legenda, dan sejarah, bahkan didapatkan dari mengikuti workshop dan berbagi pengalaman dengan seniman lain. Pergaulannya yang cukup luas juga dari kegiatannya pada paguyuban seniman tari se-Bantul (sebagai wakil ketua), membawa pengaruh pula.

Anggoro punya dua sanggar. Satu sanggar di Kretek, digunakan sebagai bentuk pengabdian masyarakat (latihan dilaksanakan secara gratis). Sedangkan satu lainnya di Pandes, di kawasan Kampung Dolanan, tempatnya membuka jasa pendidikan tari, diusahakan secara mandiri. Dia juga membentuk perkumpulan tari anak-anak yang dinamai ”Cling”.

Berdasarkan pengalamannya melatih anak-anak (kebetulan pesertanya kebanyakan anak-anak), kemampuan mereka menari atau menarik minat mereka dalam menari, biasanya tampak dalam satu atau dua tahun. Penari yang terus bisa bertahan di sanggarnya, kurang lebih selama lima tahun. Meskipun demikian, setelah mereka keluar dari sanggar, dia sering diminta membantu melatih, misalnya  terkait dengan lomba atau kegiatan pertunjukan lain. Dari kegiatan seperti ini, Anggoro semakin dikenal orang.(hen/ppsf)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta