Nilai Sebuah Film yang Patut Diperhitungkan, Selain Memenangi Festival

by admin|| 12 Januari 2018 || 4.000 kali

...

Film yang menang pada festival, boleh saja dianggap telah mengangkat nama Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta). Selama ini memang, film yang berhasil adalah yang menang. Meskipun demikian, diungkap dewan juri sayembara pembuatan film dana keistimewaan 2018, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, film yang punya pasar sendiri (bukan festival), merupakan prestasi yang tidak diperhatikan, misalnya, karena sering ditonton masyarakat, atau tingginya permintaan masyarakat. Pembuat film perlu menanamkan sikap bahwa film itu adalah film publik. Mental pembuat film yang  baik, punya keinginan kuat bahwa film yang dibuat harus sampai pada penonton.

Harus dimengerti bahwa selama ini yang dipikirkan konten, tidak pernah dikembangkan bahwa ada nilai populer yang tidak diukur. Ada hal-hal yang luput dari perhatian, terkait dengan hal itu. Output boleh dianggap seperti yang diharapkan. Karena itu, perlu ada standar baru. Kalau mengulang seperti tahun sebelumnya, sayang sekali. Dewan juri tidak khawatir pada hal teknis, tetapi hampir semua pada tahap sadar produksi. Perlu evaluasi yang menunjukkan bahwa suatu film mendapat perhatian penonton atau bisa dinikmati publik. Nilai lebih suatu film bisa tampak melalui festival, ditayangkan/diputar, atau berguna sebagai bahan studi/belajar.

Pembuat film diberi kesempatanan untuk mengambil pendekatan personal (personal film), dengan menerapkan atau menggali sumber daya teknik untuk keindahan, misalnya, atau popular (audience) film, dengan maksud mudah dipahami masyarakat umum. Walaupun demikian, karena ini didanai pemerintah, ada hal-hal yang harus dihindari di dalam film, seperti pornografi, pornoaksi, dan lain-lainnya, yang rawan memicu keresahan di kalangan masyarakat.

Ditegaskan dewan juri, pada jumpa pers di Dinas Kebudayaan DIY, Rabu, 10 Januari 2018, yang dihadiri pula Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Drs. Umar Priyono, M.Pd., dan Plt. Kepala Seksi Perfilman, sekaligus Kepala Seksi Seni Kontemporer, Dra. Sri Eka Kusumaning Ayu, bahwa pembuatan film ini (sayembara pembuatan film danais) bukan membuat film yang bagus atau bermutu, atau pun masalah administratif saja. Dana pembuatannya (film fiksi 198 juta rupiah, dan dokumenter 170 juta rupiah) juga dapat dipergunakan secara bertanggung jawab, dengan memperhatikan perimbangan (kewajaran) penggunaannya dalam hal perencanaan dan pelaksanaannya. Diharapkan bahwa film yang dibuat, memang patut didanai sedemikian dan bermanfaat. Pengelolaan dana akan dikawal supervisor, dari pra-produksi, produksi, sampai pasca-produksi.

Dewan juri sayembara pembuatan film terdiri dari lima kurator, yaitu Dwi Sujanti Nugraheni, Indra Tranggono, Ifa Isfansyah, Dyna Herlina Suwarto, S.E., M.Sc., dan Ajish Dibyo; serta lima supervisor, yaitu Senoaji Julius, Alia Damaihati, Liza Anggraeni, Greg Arya, dan R.M. Altiyanta. Peraturan dan persyaratan sayembara pembuatan film yang diadakan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, secara lengkap dapat dilihat pada situs jogjafilm.com.(hen/ppsf)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta