Dari Kampung Cepit, Condongcatur, Mengalir Semangat Persahabatan Manusia dengan Sungai

by admin|| 16 Maret 2018 || 4.665 kali

...

Perilaku masyarakat masih banyak yang tidak peduli akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Mereka menganggap sungai sebagai tempat membuang sampah secara mudah, murah, bahkan tanpa biaya, tidak melalui petugas yang mengurus sampah. Keadaan ini membuat tidak nyaman masyarakat di sekitar sungai, dan yang ingin merawat sungai. Jika tidak terawat, dan hanya sebagai tempat pembuangan sampah, sungai terasa tidak nyaman. Menyikapi perilaku masyarakat yang memrihatinkan itu, dan mengajak masyarakat agar mau bersahabat dengan sungai, sejumlah kegiatan digelar secara berkala di Condongcatur sejak hampir tiga tahun lalu, seperti jazz lepen, mancingmania, juga festival tempe, dan lain-lain. Mereka ingin disadarkan bahwa menjaga kebersihan sungai justru membawa manfaat, bahkan anak-anak bisa bermain di sungai.

Dewi Nur Laila, penggerak PKK Desa Condongcatur, yang menganggap kebiasaan buruk membuang sampah di sungai sebagai virus, terus berupaya menyadarkan masyarakat. Dia mengajak masyarakat  tidak membuang sampah di sungai melalui video pendek pada media sosial. Sekarang, setiap padukuhan di Condongcatur (juga darwis dan dasawisma) berlomba-lomba membuat video pendek seperti itu. Selain itu, hampir semua padukuhan sudah punya bank sampah. Anak-anak kecil paud pun sudah dikenalkan dan diajarkan peduli lingkungan sejak dini. Upaya mengurangi perilaku buruk tersebut, mulai membawa manfaat, antara lain bisa mengangkat nama Condongcatur. Kawasan kumuh di sana menjadi tempat yang bagus dan layak huni.

Ella, panggilan akrab Dewi Nur Laila, yang tinggal di Kampung Cepit, merasa sangat jengkel pada orang yang tampak berpendidikan, necis, cantik-cantik, ganteng-ganteng, ternyata diam-diam memperparah keadaan, dengan ikut-ikutan membuang sampah di sungai. Sering terjadi juga, ada yang membuang dari kendaraan roda empat atau roda dua, kemudian kabur secepat-cepatnya.

Ella, yang ditunjuk sebagai sutradara, dibantu kawan-kawan dari komunitas Pelang, komunitas Sungai Green Kayen, PPK Desa Condongcatur, dan RAPI Depok, masing-masing lima orang, mengikuti workshop pembuatan film pada masyarakat desa, dibimbing para pegiat film, yaitu Khusnul Khitam (Tatam), Bambang Kuntara Murti (Ipung), dan Jihad Aji, serta pendamping seperti Indra Sukmana (Komeng), Riyanto Nugroho, dan Budi Adi Santosa. Kegiatan ini merupakan pengalaman yang cukup berarti dan bermanfaat bagi masyarakat desa, terutama peserta workshop. Tidak berhenti sampai di sana, mereka berencana membuat film lagi, sebagai sarana saling berbagi informasi dengan masyarakat lain. Pada workshop ini, mereka mengangkat tema upaya menggerakkan masyarakat desa agar sadar dan mau bersahabat dengan sungai.

Pembuatan film itu merupakan bagian dari workshop pembuatan film dengan memberdayakan masyarakat desa, yang juga dilaksanakan berturut-turut di Kulon Progo; Nglanggeran, Gunungkidul; dan Wijirejo, Bantul, sepanjang Februari 2018, kerja sama Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (seksi perfilman) dengan Paguyuban Filmmaker Yogyakarta.(hen/ppsf)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta