by admin|| 01 Juli 2015 || 26.306 kali
Dialog terbuka bersama Cak Nun dan Kyai Kanjeng menjadi puncak acara Tamansari Art Festival 2015 di Plaza Ngasem Yogyakarta.
Ribuan pengunjung memenuhi Plaza Ngasem Yogyakarta Senin (29/06/15) sejak pukul 20.00 WIB usai sholat Taraweh menghadiri Tamansari Art Festival II, 2015 yang menampilkan Wayang Hip Hop bersama Dhalang Ki Catur “Benyek” Kuncoro dengan konco-konco.
Puncak acara diisi dengan dialog mengusung tema “Menjadi Manusia Jawa Sejati” bersama Budayawan EmHa Ainun Najib (Cak Nun) beserta Kelompok Kyai Kanjeng, dua dhalang wayang kulit yakni Ki Seno Nugroho dan Ki Gondo Suharno serta Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Umar Priyono.
Dialog segar namun berisi menjadi pusat perhatian utama seluruh pengunjung yang rela tidak meninggalkan tempat duduk hingga pukul 1 dini hari.
Pihak panitia penyelenggara telah mengantisipasi serbuan pengunjung dengan menyiapkan big screen tayangan diatas panggung sehingga diposisi manapun pengunjung berada tetap bisa menyimak kejadian di atas panggung tanpa harus berdesakan. Bahkan ada penjual lembaran plastic sebagai alas duduk menjajakan barang dagangannya.
Tema “Menjadi Manusia Jawa Sejati” yang diulas Cak Nun bersama-sama dengan Ki Seno Nugroho dan Ki Gondo Suharno menambah wawasan pengunjung yang sebagian besar adalah anak-anak muda, terlebih para penggemar Cak Nun dan Kyai Kanjeng-nya yang setia mengikuti kemanapun pentas.
Orang Jawa itu sangat lembah manah bahkan tatkala Majapahit jaya, Majapahit menyebarkan kebudayaan keseluruh dunia dan transmigran dari Jawa yang disebarkan oleh Majapahit itu dalam bentuk tim yang sangat lengkap, ada ahli pertanian, ada ahli teknik, ahli meubeler hingga ahli agama dalam hal ini Brahmana.
Sesungguhnya Orang Jawa itu merupakan representatif Nabi Muhammad SAW, penuh dengan kelembutan, penuh dengan kebijaksanaan, sangat penyabar dan tahan penderitaan. Hal itu diungkapkan tokoh masyarakat Madura yang hadir dalam dialog tersebut.
Kehadiran Cak Nun dan Kyai Kanjeng termasuk artis Novia Kolopakingdi Plaza Ngasem Yogyakarta, memberi warna tersendiri bagi Tamansari Art Festival 2015 yang digelar tepat Purnama di bulan Suci Ramadhan 1436 Hijriyah.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...