Merentangkan Benang Merah Sejarah Bahasa Jawa: Tidak Pernah Ada Bukti Empiris, Seribu Tahun Lalu Mas

by admin|| 04 April 2018 || 14.765 kali

...

Para ahli bahasa menyatakan bahwa bahasa Jawa berasal dari bahasa Melayu kuno dan bahasa Jawa kuno (Kawi), kemudian berkembang menjadi bahasa Jawa seperti sekarang. Meskipun demikian, hal ini dipertanyakan Ki Sondong Mandali [Djoko Winarto, 11 Mei 1951−21 Oktober 2015)], penulis kawruh kejawen. Menurut Ki Sondong, andai masyarakat Jawa pada zaman kuno menggunakan bahasa Kawi (Jawa kuno), pastilah ada masyarakat di desa-desa terpencil sekarang ini yang masih menggunakan secara aktif. Kenyataannya, bahasa Kawi atau Jawa kuna malah tidak ada bekasnya sama sekali dalam pergaulan masyarakat. Seandainya ada perubahan, tentu tidak banyak. Semakin terpencil perdesaan di Jawa, bahasa Jawanya semakin medhok.

Bahasa pergaulan orang Jawa sejak zaman kuno hingga sekarang, tetap (ajeg) menggunakan bahasa Jawa yang sekarang. Masyarakat awam bergaul sehari-hari dengan bahasa Jawa ngoko atau krama. Setiap daerah punya bahasa dan dialek setempatnya masing-masing. Mungkin saja terdapat perbedaan, namun cenderung dalam hal perbendaharaan kata, karena sulit mengubah bahasa suatu bangsa yang dapat merata sampai di pelosok-pelosok.

Bahasa Kawi tidak digunakan sebagai bahasa sehari-hari masyarakat awam (kawula alit) Jawa, dan mereka tidak paham sama sekali dengan bahasa tersebut. Bahasa Sanskerta, Melayu kuno dan Kawi, digunakan sebagai lingua franca, artinya bahasa pergaulan antarnegara (kerajaan) di Nusantara. Bahasa tersebut merupakan bahasa ’elit’ (kalangan terbatas saja yang mempergunakan dan memahami), bahkan mungkin digunakan dalam lingkungan terbatas di kraton (bangsawan), atau terkait dengan keagamaan (brahmana).

Menanggapi pendapat Ki Sondong Mandali (Djoko Winarto) tersebut, bahwa bahasa pergaulan masyarakat Jawa sejak zaman kuno hingga sekarang, tetap (ajeg) menggunakan bahasa Jawa yang sekarang (ngoko atau krama), Paksi Raras Alit (pemerhati bahasa Jawa) menyatakan, terkait dengan pengajaran sejarah bahasa Jawa, bahwa selama belum ada bukti lisan (bukti fakta yang patut dan ilmiah), tidak dapat diambil suatu simpulan tentang penggunaan bahasa Jawa dalam percakapan pada zaman dahulu.

Bukti yang sekarang ditemukan adalah bukti tertulis (tulisan) dalam bahasa Jawa kuno dan Sanskerta. Boleh disebut bahwa bahasa Jawa kuno dan Sansekerta memang digunakan untuk kalangan tertentu, seperti bangsawan, dan brahmana. Sedangkan bukti verbal (terucapkan atau rekaman suara), yang menjelaskan bahwa dari dulu, misalnya, pada tahun 1500, atau 1000, masyarakat Jawa menggunakan bahasa ngoko atau kromo, tidak pernah ada bukti empiris. Tidak diketahui mengenai bahasa yang digunakan masyarakat Jawa pada waktu itu. Dengan demikian, diingatkan Paksi Raras Alit mengenai perlunya kehati-hatian terhadap pernyataan yang disampaikan kepada masyarakat, bahwa suatu pendapat tidak dapat dibenarkan tanpa bukti yang empiris atau hanya sebatas dugaan.

Dasar pernyataan Ki Sondong Mandali, dari teori berbahasa bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai wahana berkomunikasi, juga memiliki peran sebagai sarana mempertunjukkan (alat ekspresi) budaya yang mencerminkan bangsa penggunanya. Kecakapan berbahasa suatu bangsa adalah cerminan budaya bangsa yang terwujud dalam sikap berbahasa itu sendiri. Teori yang dimaksud adalah pengertian bahasa yang dirumuskan Panitia Perumus Kurikulum Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, untuk sekolah menengah kejuruan, pendidikan menengah kejuruan, pada 2003.(hen/ppsf)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta