Misteri Topeng Panji

by admin|| 03 Mei 2018 || 12.324 kali

...

Topeng panji (wayang Panji) merupakan penanda peralihan wayang purwa (Mahabharata dan Ramayana) ke wayang madya, atau boleh disebut bahwa keberadaan wayang madya tergambar pada wayang Panji. Kisah ini merupakan lanjutan Parikesit, dan muncul kira-kira pada masa Jayabaya (1050−1100). Ini pula nilai penting topeng Panji, yaitu latar belakang munculnya Jayabaya. Nama Panji, berasal dari cerita agung yang mengawali masa madya, yaitu Panji Asmarabangun dan Galuh Candrakirana. Musuh mereka adalah Panji Semirang Asmarantaka dan Galuh Ajeng.

Sejak wayang madya, raja, petinggi dan bangsawan Jawa harus bisa menari wayang wong itu, sebagai sarana untuk menemukan jati diri (tedhak sungging). Ken Arok, Ken Dedes, Hayam Wuruk pun terkena kewajiban ini. Tari ini sering dilatih, namun bukan sekadar latihan jasmani, melainkan juga untuk tedhak sungging.

Peran topeng Panji adalah sebagai tari yang khusus untuk mendidik seorang raja (dan harus disaksikan ayahnya, walaupun pengecualian pasti ada), sehingga kurang dikenal masyarakat. Dengan demikian, ini pula yang merupakan misterinya, ungkap Herman Sinung Janutama, sejarahwan, budayawan, dan peneliti filsafat Jawa. Peran topeng Panji (atau Trajumas) adalah sebagai khazanah pendidikan untuk para raja dan pemimpin. Karena itu, wayang ini hanya dikenal di kalangan para raja. Trajumas itu sakral. Demikian pula yang cirebonan. Seorang nenek (nyai) penari topeng Panji di Cirebon, begitu mencekam, dan menimbulkan suasana mistis, ketika menari dengan topengnya. Saat dipakai, kesan nenek-neneknya hilang.

Salah satu produk wayang madya adalah topeng (jogetan topeng). Tari topeng Panji ditarikan dengan menggunakan sepuluh topeng, antara lain Semar, dan Rahwana. Makna topeng yang banyak ini adalah raja tidak boleh dinasihati orang dan harus bisa menasihati diri sendiri. Karena itu, seorang raja harus belajar Sutasoma, Sarwasastra, Sanghyang Kamahayanikan, dan lain-lain. Selain itu, harus menguasai Sastra Gending, dan sepuluh hal (dasa M, yaitu manembah, momong, momot, momor, mursid, murakapi, mapan, mituhu, mitayani, dan mumpuni) yang harus dikuasai juga.

Bentuk wayang Panji bermacam-macam setelah seribu tahun. Awal mulanya dari satu pancuran, sekarang topeng Panji berkembang menjadi sendratari, tari klothekan, dan wayang klithik.(hen/ppsf)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta