Dintib Tertibkan Spanduk Pejuang Khalifatullah

by admin|| 02 Juli 2015 || 5.131 kali

...

Berdalih Tidak Berizin,  Banyak Dipasang di BCB

JOGJA – Setelah terpasang lebih dari sebulan, Dinas Ketertiban (Dintib) Kota Jogja akhirnya menertibkan spanduk-spanduk dari pejuang Khalifatullah. Ini mereka lakukan karena spanduk yang berisi dukungan terhadap paugeran Keraton itu tidak berizin.

“Sejak dua hari lalu. Malam Sabtu (3/7) sudah kami lakukan penertiban,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Operasional (Dalops) Dintib Kota Jogja Totok Suryonoto kemarin (6/7).

Ia mengungkapkan, penertiban ini dilakukan karena spanduk sejenis kini merebak di beberapa tempat. Inilah yang kemudian membuat Dintib mengambil langkah penertiban. ”Spanduk-spanduk itu juga dipasang di daerah larangan,” tandasnya.

Hal itu, lanjut Totok, melanggar Peraturan Daerah (Perda) Penyelenggaraan Izin Reklame. Sebab, spanduk-spanduk tersebut terpasang di Bangunan Cagar Budaya (BCB). Beberapa juga di kawasan cagar budaya. “Atas perintah dari kepala daerah, kami lakukan penertiban,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, terhadap spanduk yang tak berizin, pihaknya berwenang untuk melakukan penertiban. Ini berlaku untuk semua spanduk. Termasuk, spanduk yang sama jika kembali merebak di beberapa sudut kota. “Kalau tidak berizin, ya kami copot lagi,” terangnya.

Oleh karena itu agar spanduk-spanduk tersebut tak melanggar, Totok mengimbau kepada pemasang untuk mengajukan permohonan pemasangan. Jika spanduk-spanduk itu mengantongi izin, Dintib tak mungkin untuk melakukan penertiban.

Totok juga menolak saat ditanyakan penertiban itu permintaan khusus. Yang jelas, dirinya hanya mendapatkan perintah untuk menertibkan spanduk liar itu. ”Kami tidak mungkin ada tendensi apa pun. Semuanya murni karena melanggar perda,” tambahnya.

Selama dua hari, puluhan spanduk dari pendukung Sultan laki-laki atau Keraton tetap sesuai paugeran ini hilang. Sang pemasang pun mengeluhkan masalah ini. Apalagi, spanduk-spanduk itu merupakan ekspresi kekecewaan warga.

Tapi karena melanggar perda, Dintib tak mau tahu. Mereka menertibkan spanduk-spanduk itu. Dintib bahkan menargetkan bisa membersihkan spanduk-spanduk itu dalam waktu dekat. Mereka sudah menjadwalkan operasi penertiban secara intensif.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta