by admin|| 02 Juli 2018 || 14.431 kali
Orang yang membuka jalan menuju penemuan Candi Borobudur, setelah berabad-abad terlupakan, ternyata bukan (penjajah) Inggris dan Belanda, melainkan penduduk asli Indonesia. Namanya Tan Sin Jing, yang bernama asli Raden Luwar, dan lebih dikenal sebagai KRT Secodiningrat.
Dari biografi ”Tan Jin Sing: Dari Kapiten Cina Sampai Bupati Yogyakarta” (1990), tulisan TS Werdoyo, keturunan Tan Jin Sing, diberi tahu bahwa pada 3 Agustus 1812, Tan Jin Sing bertamu di rumah residen Inggris di Yogyakarta, John Crawfurd, yang sedang bersama dengan atasannya, letnan gubernur jenderal Thomas Stamford Raffles. Tan Sin Jing memperkenalkan diri sebagai bupati Yogyakarta, dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat, yang diangkat oleh Sultan Hamengkubuwono III.
Pada pertemuan itu, Tan Jin Sing mengetahui bahwa Raffles tertarik akan candi-candi di Jawa (pada waktu itu, Raffles telah melihat Candi Prambanan). Raffles pun mengungkap keinginannya untuk meneliti. Menanggapi hal itu, Tan Jin Sing memberi tahu bahwa seorang mandornya (semasih kecil), pernah melihat sebuah candi besar di Desa Bumisegoro, dekat Muntilan, puluhan tahun silam. Tertarik, Raffles meminta Tan Jin Sing untuk membuka jalan menuju candi itu.
Dengan bantuan Paimin, penduduk setempat, dan kawan-kawannya, jalan rintisan menuju Candi Borobudur dapat selesai dibuat pada Desember 1813 (semula, jalan ini selebar 20 meter, namun kemudian ditambah sampai 50 meter, atas permintaan Cornelius). Tan Jin Sing dan Rachmat (mandornya itu) dapat melihat wujud Candi Borobudur, meskipun sekeliling candi masih ditumbuhi semak belukar, dan bagian bawahnya terkubur dalam tanah. Keadaan ini sengaja dibiarkan Tan Jin Sing, karena khawatir akan merusak bebatuan candi dan bisa mengakibatkan keruntuhannya. Dia mengungkap rasa takjubnya akan Candi Borobudur, dan menaksir bahwa candi itu berumur 1.000 tahun, serta merupakan tinggalan orang Jawa yang beragama Hindu dan Budha.
Raffles tidak sempat melihat langsung Candi Borobudur, namun telah menugaskan Mayor Herman Christian Cornelius, arkeolog berkebangsaan Belanda, dibantu ketiga stafnya, untuk melakukan penelitian di Candi Borobudur pada Januari 1814. Cornelius sangat terkesan dengan upaya Tan Jin Sing.(hen/ppsf)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...