Kisah Kipas sebagai Senjata Rahasia Wanita

by admin|| 10 Juli 2018 || 18.803 kali

...

Kalau merasa sumuk (kepanasan), dengan sendirinya kita menggerak-gerakkan sesuatu yang bisa digunakan sebagai kipas, misalnya koran, map plastik, dan lain sebagainya. Kipas sendiri merupakan alat yang biasa digunakan sehari-hari untuk mengurangi rasa kepanasan itu. Kata ”kipas” memang bisa merupakan alat, atau kata kerja untuk menunjukkan tindakan seperti itu. Tukang sate justru menggunakannya, walaupun sedikit berbeda, untuk menambah panas bara arang pada tempat pemanggangan sate. Ada pula yang menggunakan kipas sebagai kelengkapan untuk tari-tarian, dan hiasan di dinding. Sampai sekarang, umumnya seperti itu kegunaan kipas.

Berbeda dengan di Barat (Eropa). Pada satu masa, abad ke-18 dan 19, masa Victoria [pemerintahan Ratu Victoria, Kerajaan Inggris (United Kingdom)], kipas digunakan untuk menyampaikan pesan rahasia. Dari sini terungkap jelas bahwa sebenarnya, banyak kegunaan dan fungsi kipas.

Wanita pada masa Victoria sudah biasa menggunakan kipas (sampai kini pun penggunanya kebanyakan wanita), begitu juga sarung tangan dan payung, bukan sebagai pelengkap semata-mata. Dihias dengan corak dan warna bermacam-macam, kipas bermanfaat pula sebagai bahasa rahasia untuk menarik perhatian atau menyampaikan perasaannya (termasuk kasih sayang) kepada pria. Dengan lain kata, kipas digunakan juga sebagai bentuk percakapan yang khas. Walaupun demikian, mungkin belum tentu si pria bisa memahami bahasa rahasia itu, yang memiliki dua lusin perlambang yang berbeda-beda maknanya.

Pada masa itu, muncul istilah fanologi atau speaking fan (bahasa kipas). Pada kedua sisi kipas terdapat cetakan pertanyaan dan jawaban, berupa tanda dan gerakan dengan kipas. Contoh, kipas ditunjukkan dengan tangan kiri, memutar-mutarnya, artinya ”Saya sudah punya yang lain”; dipegang dengan tangan kiri, di depan wajah, artinya ingin berkenalan; menjatuhkan kipas, artinya kita berteman saja; diletakkan pada pipi kanan, ”Ya”; dan diletakkan pada pipi kiri, artinya ”Tidak”.

Jean-Pierre Duvelleroy, pembuat dan pengecer kipas indah dari Prancis. menerbitkan selebaran yang menjelaskan gerak-gerik berkode dengan kipas (bahasa Prancis, Le Language de L'Eventail) yang digunakan wanita untuk mengatakan sesuatu itu, sebagai cara untuk mendongkrak penjualan kipas, usaha  yang didirikannya di Paris pada 1827. Dia paham bahwa kipas punya tempat istimewa bagi kaum wanita. Sebelum Duvelleroy, ada The Original Fanology or Ladies Conversation Fan yang dibuat Charles Francis Badini di London pada 1797. Hebatnya, sampai sekarang namanya tetap terkenal, dikaitkan dengan kipas indah buatan Prancis sebagai warisan yang langka, selain karena semangat pewarisnya, sehingga dapat bertahan hampir dua ratus tahun (191 tahun).

Kipas menjelma sebagai penguat daya pikat wanita dan menambah rasa percaya dirinya. Joseph Addison menggambarkan arti penting kipas bagi wanita melalui publikasi harian The Spectator di Inggris pada 27 Juni 1711, yang diterbitkan bersama dengan Richard Steele, bahwa wanita punya senjata kipas, layaknya laki-laki yang berpedang.

Awal mula keberadaan kipas, diperkirakan sejak masa Mesir kuno, dilihat pada tinggalan Tutankhamun (raja Mesir), dari ribuan tahun silam (abad ke-13 sebelum Masehi). Temuan ini menunjukkan bahwa kipas digunakan terutama pada acara/upacara kerajaan. Boleh disebut bahwa pada masa itu, kipas masih merupakan barang mewah dan dikaitkan dengan mitos. Bahan dari bulu burung merak, terutama yang bercorak seperti mata, dipercayai sebagai pelindungan bagi yang punya.

Sebelum kertas dan kain lazim digunakan, (daun) kipas dibuat dari kulit binatang (vellum). Gagang kipas pun dibuat dari bahan yang tidak kalah bagus, sehingga terkesan mewah, seperti tempurung kura-kura, gading, tulang, cangkang kerang, logam, atau kayu terbaik.

Meskipun kipas angin listrik telah ditemukan, dan sekarang digunakan di mana-mana, hal ini tidak begitu saja melibas keberadaan kipas tangan. Bisa kita bayangkan bahwa ibu atau ayah menemani anak-anaknya yang akan tidur, mendongengi sambil mengipas-ngipasi dengan kipas tangan (mungkin memang kipas, atau koran, juga benda lainnya yang bisa digunakan untuk mengipas-ngipas), bukan kipas angin listrik.(hen/ppsf)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta