by admin|| 17 Juli 2018 || 13.741 kali
Sejumlah kepala patung Budha yang hilang dari stupa pada Candi Borobudur, ternyata disimpan di museum di luar negeri. Museum nasional pernah pula kehilangan sejumlah lukisan, keramik kuno, juga stupa, yang bernilai miliaran rupiah, ternyata ada di luar negeri. Menanggapi kemungkinan pengembaliannya, hal ini malah mengacaukan sejarah Indonesia, kemuka Didit Hadi Barianto, S.T., M.Si., D.Eng., geolog dari Universitas Gadjah Mada, ahli stratigrafi, paleontologi, dan kuarternari geologi,.
Meriam-meriam dan senjata api kuno, yang bukan buatan Indonesia, banyak ditemukan di Indonesia, dan disimpan di museum-museum di Indonesia. Keramik Cina banyak yang ditemukan di Indonesia, apa harus dikembalikan kepada Cina? Tentu tidak perlu. Temuan ini sudah menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Yang penting tidak diselundupkan, walaupun ada kemungkinan terjadi penyelundupan.
Sejumlah benda yang disimpan di museum di Indonesia yang diberitakan hilang, ternyata ditemukan di museum di luar negeri. Merupakan perkara yang sulit kalau ingin memintanya kembali, atau ingin membuktikan hal itu sebagai tindak kejahatan penyelundupan, kecuali tertangkap tangan.
Universitas Leiden punya fosil dan artefak yang ditemukan di Jawa Tengah, dari ekspedisi Dubois dan Selenka, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, antara 1891 dan 1907. Ribuan benda temuan itu dibawa kabur ke Belanda. Sebenarnya, hal ini tidak boleh dilakukan, ketika ditemukan di sini, kemudian dibawa kabur dari tempat asalnya (ditemukan).ungkap Didit. Hal ini pernah terjadi pada masa penjajahan Belanda. Indonesia tidak bisa bertindak apapun, karena tidak punya kewenangan (peraturan perundang-undangan tidak ada) sama sekali. Ahli arkeologi dari pribumi (Indonesia) juga tidak ada. Keadaan Indonesia pada waktu itu pun masih dalam cengkeraman penjajahan Belanda (gonjang-ganjing politik, dan sedang berjuang untuk merdeka). Karena itu, kesempatan mengungkap keadaan Indonesia pada masa silam, diambil mereka.
Dasar teori geologi di Indonesia, memang dari orang Belanda. Meskipun demikian, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, sekarang banyak teori baru yang mengubah atau menggantikan teori yang lama. Pada masa penjajahan Belanda, pulau-pulau dianggap diam, padahal sebenarnya bergerak. Anggapan demikian, karena belum ada bukti paleomagnet, surveyseismis, data analisis gravitasi, dan data satelit. Pada masa itu, batu saja, hanya diperiksa dengan mikroskop.(hen/ppsf)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...