by admin|| 17 Juli 2018 || 8.661 kali
Terkait dengan pergelaran ”Festival Kesenian Yogyakarta” yang ke-30 kalinya, dijadwalkan pada 23 Juli−9 Agustus 2018, Indra Tranggana, pengamat kebudayaan, mengingatkan panitia pelaksana festival bahwa perlu merangkul kembali atau melakukan silaturahmi pada media massa. Menurut Indra, belakangan ini pemberitaan mengenai festival kesenian Yogyakarta cenderung menyurut. Selain itu, sedang menghangatnya suhu perpolitikan, tidak sampai mencemari kemurnian pelaksanaan festival nanti, yaitu tidak menyiratkan simbol (lambang) yang terkait dengan politik atau mengandung konotasi politik. Karena itu, panitia perlu mengetahui persis bahan (materi) kegiatannya.
Satu-satunya pertunjukan−ditengah kemeriahan festival yang bakal digelar, antara lain festival video mapping, festival kearifan lokal, bioskop FKY, serta panggung tari dan panggung kontemporer−yang tidak menghasilkan kebisingan (brebeg) adalah pesta musik elektronik (31 Juli−8 Agustus), karena menggunakan keluaran suara dari headphone. Para seniman dari Jepang, pemain suling tradisional, ikut pula meramaikan, dan dijadwalkan ambil bagian pada penutupan festival kesenian Yogyakarta 2018. Pelaksaan festival dipusatkan di kawasan Pyramid, Jalan Parangtritis, dan sebagian di kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Pawai di sepanjang Jalan Malioboro, dengan peserta sebanyak 29 rombongan, terdiri dari kurang lebih 1.000 orang, ada pula kendaraan hias, menandai pembukaan festival pada 23 Juli 2018. Peserta memakai topeng tokoh yang ramah dan sumeh untuk melengkapi tampilan busananya. Mereka berangkat (start) dari Taman Parkir Abubakar Ali, dan berkumpul kembali (finish) di titik nol.
Panitia festival, Robby Setyawan (ketua satu), Ishari Sahida (ketua dua), dan Doni Baskoro (manajer acara), juga kepala bidang adat dan seni tradisi, merangkap pelaksana tugas kepala bidang seni dan film, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Setyawan Sahli, S.E., M.M., hadir pada selayang pandang mengenai jadwal kegiatan Festival Kesenian Yogyakarta yang ke-30, 23 Juli−9 Agustus 2018, di pendapa Dinas Kebudayaan DIY, Selasa siang, 17 Juli 2018.(hen/ppsf)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...