FKY Ke-30, 2018: Memacu Unjuk Kerja Seniman dan Tersenyum Mengikuti Perkembangan Zaman

by admin|| 23 Juli 2018 || 9.007 kali

...

Gaung semangat mèsemèlèh (mèsem dan semèlèh, tema FKY tahun ini) seakan-akan memancar seketika ke segala penjuru, dari Jalan Malioboro, begitu kenong dipukul oleh Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Ir. Gatot Saptadi, disambung dengan bunyi kentongan bertalu-talu, secara bersama-sama, yang dilakukan sejumlah pejabat teras di DIY, antara lain staf ahli gubernur bidang hukum, pemerintahan dan politik, Drs. Umar Priyono, M.Pd.; wakil kepala dinas kebudayaan DIY, Singgih Raharjo, S.H., M.Ed., serta wakil ketua DPRD DIY, Arif Noor Hartanto. Suasana meriah tersebut pada Selasa sore, 23 Juli 2018, merupakan pembukaan secara resmi Festival Kesenian Yogyakarta ke-30, yang digelar mulai dari 23 Juli sampai dengan 9 Agustus 2018.

Kelompok musik Senyawa, bintang tamu pada pembukaan festival tersebut, melarutkan meriahnya suasana dengan mempertunjukkan gaya musik khas mereka, yang telah dibawa melanglang buana di Eropa. Dentingan dan dentuman dari alat musik petik bambu wukir, yang dimainkan dengan garang oleh Wukir Suryadi, sambung-menyambung  menjadi satu dengan alunan cepat dan bertenaga vokalisnya, Rully Sabhara.

Dikemukakan sekretaris daerah bahwa kegiatan festival kesenian Yogyakarta telah melalui evaluasi dan terus dilakukan perbaikan, sehingga menjadi kegiatan yang ditunggu masyarakat. Festival ini merupakan ajang unjuk kerja dan memacu semangat seniman untuk berkarya secara penuh (maksimal). Kegiatan ini dikemas sedemikian rupa sebagai wahana penghubung antarbudaya. Boleh dari luar, namun dari dalam juga berkembang. Dengan demikian, budaya itu bersifat dinamis, disikapi bukan sebagai kata benda, melainkan kata kerja yang dinamis.

Rangkaian acara pembukaan FKY ke-30 dipungkasi dengan pawai topeng, melengkapi busana khas atau unik, yang diikuti sebanyak 29 rombongan, terdiri dari kurang lebih 1.000 orang, dan ada pula kendaraan hias. Di antara mereka, terdapat sejumlah peserta yang cukup terkenal dan punya prestasi.

Peserta pertama, pembuka pawai, kelompok marching band Projo Tamansari, mendapat penghargaan internasional di Filipina; Omah Oblong, mencetak rekor MURI dengan membuat kaos raksasa berukuran 36 kali 44 meter; sanggar Natya Laksita Didik Nini Thowok, dan peserta terakhir, penutup pawai, adalah J-Toku, lima besar pemenang sayembara film (kategori fiksi) dana keistimewaan DIY 2018. Selain tuan rumah Daerah Istimewa Yogyakarta, turut serta pula peserta tamu dari Kalimantan Timur; Sumba Barat, Waikabubak, Nusa Tenggara Timur; Kalimantan Tengah, dan Papua.

Pawai yang banyak corak dan warna ini seolah-olah mewakili harapan dan semangat para seniman, seperti yang disampaikan ketua panitia FKY ke-30, 2018, Robby Setyawan, untuk terus memperbaiki yang sudah dilakukan, dan terus tersenyum mengikuti perkembangan zaman.(hen/ppsf)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta