by admin|| 25 September 2018 || 7.092 kali
Kecerdikan Mang Ujo mengemas angklung sedemikian rupa, menggiring anggapan masyarakat umum, sehingga seolah-olah angklung berasal dari Jawa Barat. Sebenarnya, diungkap seniman musik bambu dan ilustrator musik, Agus ‘Patub’ Budi Nugroho, seperti halnya soto, angklung dapat ditemukan di mana-mana. Angklung jathilan di Sleman, angklung Banten, angklung Reog Ponorogo, angklung bambu hitam di Bali, dan ada pula angklung di Irian.
Demikian pula alat musik petik yang ditempatkan pada mulut, di Toraja disebut karombi; di Bandung, karinding; di Jawa, namanya rinding. Di Kota Yogyakarta, alat ini bisa didapatkan di sebuah toko batik terkenal dan cukup besar (setiap Kamis dipentaskan) di Jalan Malioboro. Daerah-daerah yang punya alat musik khas, tidak perlu terlalu bangga (ke-ge-er-an, cetus Agus), karena itu merupakan tindakan nenek moyang yang sudah sangat adil mewariskan kekayaan budidaya untuk penerus mereka. Sekarang, tindakan yang bijaksana adalah melestarikannya.
Alat musik lain, seperti kalempong (gamelan Padang, Sumatra), nadanya untuk lagu-lagu Sumatra, Minang, tidak bisa digunakan untuk Gundul Pacul, Suwe Ora Jamu. Begitu pula gamelan denggung, nadanya masih Jawa Barat, lagu-lagunya untuk mereka, misalnya Es Lilin, tidak bisa untuk lagu-lagu Yogyakarta. Sekarang campur aduk, musiknya nusantara, wilayah nadanya barat. Angklungnya memang Bandung, atau Indonesia, namun nadanya seperti piano.
Seperti Mang Ujo yang berhasil mengemas angklung sedemikian rupa (Saung Mang Ujo), Agus ’Patub’ ingin mengangkat citra suling slendro Yogyakarta. Dia mengidam-idamkan tempat wisata musik di Daerah Istimewa Yogyakarta, bukan semata-mata untuk tempat berfoto selfi-selfi, melainkan di sana juga membuat, mempertunjukkan, melibatkan orang untuk bermain musik khas Yogyakarta. Menurut Agus, di antara gamelan, suling, dan angklung, mungkin pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta masih lebih melirik sanggar yang mengangkat musik gamelan (dibandingkan dengan suling atau angklung) yang dianggap sebagai kesenian Daerah Istimewa Yogyakarta.
Masih jauh dari bisa mewujudkan tempat bermusik khas Yogyakarta, kenyataan sekarang jutru sejumlah instrumen plastik mika, seperti recorder, pianika, drumband, menyerbu kita bahkan dibakukan sebagai alat pendidikan musik dasar (barat) di sekolah. Pendidikan taman kanak-kanak dan anak usia dini berlomba-lomba memiliki perangkat drumband, seakan-akan sebagai ukuran (standar) kemajuan pendidikan musik sekolah setempat.
Mulai belajar suling bambu sejak sekolah menengah pertama kelas tiga, masa Agus sekolah menengah atas terkena imbas produk plastik bernama recorder/suling plastik keluaran merk terkenal dunia yang 'menjajah' Indonesia, sejak kurikulum 1986 hingga kini, prihatin Agus ’Patub’.(hen/ppsf)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...