by admin|| 27 Oktober 2018 || 12.232 kali
Rangkaian gelar budaya dalamacara Festival Desa Budaya 2018 Kabupaten Sleman berlangsung sangat meriak danmenarik perhatian pengunjung. Sabtu (27/10) Festival Desa Budaya diadakan diLapangan Dusun Pokoh,Wedomartani,Ngemplak,Sleman ,acara tersebut di buka olehWakil Kepala Dinas Kebudayaan DIY.
Dengan tajuk “Toto Titi Tentrem” acara yang diselenggarakan oleh DinasKebudayaan DIY tersebut mendapat apresiasi oleh masyarakat umum. Hal tersebutdapat di lihat dari banyaknya pengunjung yang menikmati sajian pementasan senipertunjukan dan gelaran pameran.
FDB 2018 Kabupaten Sleman diikutioleh 12 peserta/Desa Budaya yang berada di seluruh wilayah Kabupaten Sleman.Dari 12 Desa Budaya tersebut antara lain Desa Budaya Wedomartani, Banyurejo, Margodadi,Pendowoharjo, Sinduharjo, Wonokerto, Girikerto, Bangunkerto, Sendangmulyo,Argomulyo, Sendangagung dan Margoagung. Dua belas Desa Budaya yang menjadipeserta FDB 2018 tersebut diwajibkan untuk menggelarkan seluruh potensi yangdimilikinya. Ragam potensi yang ditampilkan adalah sesuai dengan potensi lokalyang ada seperti produk produk unggulan kerajinan,Kuliner,PengobatanTradisional,Dokumentasi Situs situs bersejarah dll.
Selain menampilkan ragamkerajinan ,Kuiner dan sebagainya Desa Budaya juga wajib menampilkan kesenianpertunjukanya dengan durasi waktu yang telah di berikan oleh panitia. Kesenianpertunjukan yang digelar didepan Dewan Juri memiliki karakteristik dan kekhasan sesuai dengan sejarah desa masing- masing.
“Festival Desa Budaya tahun ini banyak menampilkan potensi lokalseperti cerita rakyat yang dikemas dalam seni pertunjukan dan potensi kerajinandan kuliner” demikian kata Hadi Mulyono selaku monitoring Desa Budaya. “harapanya di Sleman pada tahun tahunmendatang akan lebih meningkat dan bertambah lagi jumlah Desa Budayanya,Karenaterdapat beberapa keuntungan diantaranya dengan ditetapkan sebagai desa budayaakan mendapatkan tenaga pendamping yang dapat memotivasi masyarakat agar tetappeduli dengan kelestarian budaya dan mendapatkan fasilitasi kegiatan” imbuhHadi Mulyono disela sela acara.
Menurut Ali As’ad selaku Panitia “ Acara ini terselenggara pertama melaluipenyatuan ide, Gagasan dan Konsep karena kita sudah mengevaluasi kegiatansebelumnya, sehingga kita mendapatkan ide ide yang baru seperti kemasan dalamstan pameran yang mengkonsep dari beberapa rumah adat yang ada di desa masingmasing sehingga nuansa desa dan kearifan lokalnya lebih terangkat”. (Markeye)
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...