Macam-macam Tingkah Polah Seniman, Biarkan Alam yang Mengurusnya

by admin|| 29 Oktober 2018 || 14.265 kali

...

Sekelompok wayang dari Eropa pentas di Indonesia dan mengusung diri sebagai kandha buwana. Dalam dunia pedalangan wayang, kandha buwana merupakan tingkatan tertinggi. Herman Sinung Janutama, budayawan dan peneliti filsafat Jawa, yang menyaksikan pentasnya di Surakarta, laksana diingatkan pada sebutan menange zaman edan yang dikemukakan Ranggawarsita. Selain itu, yang membuatnya merinding, ki dalang Isaac Cohen (Matthew Isaac Cohen, profesor dari London, Inggris, kelahiran Amerika Serikat) menceritakan secara terperinci mengenai kejadian ketika Janaka masuk di wilayah Ki Lurah Semar, di Karang Kadempel. Ajaran Semar kepada Janaka, mantra-mantra, aji-ajian, mampu diceritakan sedemikian rinci. Tidak pernah ada dalang (ratusan dalang di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta) yang bertindak jauh seperti itu. Enam jam penuh berlangsung, tidak ada artis bintang tamu, sindennya pun orang mancanegara.

Rama Kuntara pernah berkata bahwa sapolah-polahe pedalangan niku, dinengke mawon. Nantinya akan tersaring dengan sendirinya, ungkap Trisno Santoso, doktor dari jurusan pewayangan ISI Surakarta, yang juga sering dipercaya sebagai juri wayang tingkat regional dan nasional. Maksudnya, yang bagus bisa terus ada, sedangkan yang dianggap masyarakat tidak bagus, akan ambles dengan sendirinya.

Tidak usah khawatir akan ulah seniman. Seniman itu bangganya kalau membuat perubahan, dan akan lebih bangga lagi kalau gagasan perubahannya itu mendapatkan tanggapan dari masyarakat. Akan lebih bangga dan gumendhung lagi kalau gagasan perubahannya itu diikuti seniman lain.

Sejak dulu, sudah ada gagasan-gagasan dari seniman, baik seniman dalang maupun bukan dalang. Apakah anda pernah mendengar senirupawan bernama Heri Dono, Mbah Ganda Darman, Ki Narta Sabda, Ki Nyata Carita, dan lain-lain?

Heri Dono pernah membuat wayang kampung, sekarang sudah tidak ada. Di Yogyakarta pernah muncul wayang wacana winardi, sekarang sudah punah. Di Keraton Surakarta pernah ada wayang dupara, kini juga tinggal nama. Ada wayang suket, ada wayang listrik, wayang air, wayang pring, wayang durah, wayang sandosa, wayang kancil, wayang tato, wayang sampah, wayang buda, wayang gedhog, wayang sada, dan masih banyak lagi. Oh, ya, di Magelang ada wayang onderdil. Pokoknya banyak, namun yang bertahan, ya, tetap wayang kulit.

Sekarang, di Kartasura ada Dalang Pangruwat Sejati. Pernahkah anda mendengarnya?(hen/ppsf)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta