by admin|| 29 Oktober 2018 || 14.294 kali
Pada zaman sekarang dan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebenarnya masyarakat punya banyak pilihan menonton film yang dapat dinikmati dengan mudah di rumah, bahkan dari telepon genggam. Meskipun demikian, menonton bersama tetap mendapat sambutan meriah masyarakat di pelosok.
Warga perumahan Dirgantara Asri, Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, nonton bareng film produksi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Diprakarsai ikatan pemuda Dirgantara Asri (Ikadirga), kegiatan menyambut peringatan Sumpah Pemuda ke-90 tahun ini digelar secara swadaya di lapangan bulutangkis perumahan setempat.
Film yang ditayangkan pada nonton bareng tersebut adalah film dokumenter ”Yogya Kembali”, yang mengangkat di balik peristiwa yang jarang diketahui, ketika Belanda menyerang kembali Yogyakarta pada 1949. Film ini ditulis Aan Ratmanto, pemerhati sejarah bangsa Indonesia kelahiran Bantul, yang meneliti latar belakang peristiwanya dari sumber pustaka di Semarang, Jawa Tengah. Kemudian, film fiksi ”Jenang Keju”, yang mengundang tawa, karya Senoaji Julius, praktisi film dan pengajar pada Akademi Film Yogyakarta (Yogyakarta Film Academy).
Meskipun sederhana, dengan alat sorot dan layar standar saja, nonton bareng pada malam minggu itu, Sabtu, 27 Oktober 2018, dengan lesehan menonton film di lapangan, bisa dirasakan semangat guyub rukun di antara para penonton, apalagi mereka jarang mendapat kesempatan menonton film bersama. Anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak pun dapat menikmati teh hangat, kacang rebus, dan camilan gorengan.
Mereka tambah terhibur dengan selingan kuis berhadiah, setelah film pertama dan kedua ditayangkan. Di antara penonton, salah satu warga yang berumur 79 tahun, dan akrab disapa Eyang Wiwik, merupakan saksi hidup, ketika ayahnya dulu ikut berjuang dengan Tentara Pelajar di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebenarnya, setelah kedua film itu, acara peringatan ditutup, namun masih ditambah dengan satu lagi tayangan film ”Kleang Kabur Kanginan”. Kegiatan pemutaran film di perumahan Dirgantara Asri, untuk memperingati Sumpah Pemuda, dibuka dengan menyanyi bersama lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”, dan lagu wajib nasional ”Bangun Pemudi Pemuda”.
Melalui produksi film dana keistimewaan, Dinas Kebudayaan DIY (seksi perfilman) berupaya melestarikan, menanam, dan menumbuhkembangkan nilai-nilai luhur budaya Jawa Yogyakarta, serta jiwa dan semangat keindonesiaan, sekaligus sebagai upaya penyebarluasan informasi yang menghibur kepada masyarakat, dengan mengangkat sumber daya perfilman di Daerah Istimewa Yogyakarta.(hen/ppsf)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...