JUMPA PERS PERINGATAN SERANGAN UMUM 1 MARET KE-70

by admin|| 27 Februari 2019 || 1.710 kali

...



Dalam rangka persiapan penyelenggaraan Peringatan Serangan Umum 1 Maret, Dinas Kebudayaan mengundang rekan-rekan media untuk bersama-sama mempublikasikan seluruh rangkaian acara dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan pendukung. Sekitar 25 orang rekan media cetak maupun elektronik berkumpul dan menghimpun informasi dari Bapak Rully Andriadi, S.S (KepalaBidang Sejarah, Bahasa, Sastra, dan Permuseuman), Drs. I Gede Adi Atmaja (Kepala Seksi Sejarah), Muhammad Yheldi (Komunitas Djokjakarta 1945), serta S. Sudjono (Paguyuban Wehrkreis III). 
Berikut ini informasi yang disampaikan kepada rekan-rekan media.


Latar Belakang
Yogyakarta adalah bagian penting dalam sejarah Indonesia.Salah satu peristiwa penting dalam penegakan kedaulatan RI adalah Serangan Umum 1 Maret 1949. Peristiwa ini penting tidak hanya karena Tentara Nasional Indonesia telah berhasil mengalahkan tentara Belanda namun peristiwa ini merupakan wujud nyata dari semangat persatuan bangsa Indonesia (pada waktu itu Kraton, Tentara, dan Masyarakat) untuk menegakkan kembali kedaulatan negara. Peristiwa ini juga memiliki implikasi internasional yang luas karena berhasil meyakinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendesak Belanda agar kembali ke meja perundingan. Desakan PBB ini kemudian direspon dengan penyelenggaraan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada bulan Desember 1949 di Den Haag, Belanda yang diikuti oleh delegasi dari Indonesia, Belanda, dan negara-negara lain yang ditunjuk oleh PBB. Akhirnya KMB ini melahirkan kesepakatan berupa pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda. Pengakuan ini kemudian menjadi landasan penting untuk tahap penegakan kedaulatan secara lebih luas lagi di antara bangsa-bangsa merdeka lain di dunia. Berawal dari serangan umum ini, kedaulatan negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus ditegakkan kembali. 

Tujuan

Ada empat tujuan pokok peringatan ini. Pertama, meneladani semangat cinta tanah air dan perjuangan para pahlawan. Kedua, terwujudnya aktualisasi diri dari para pecinta sejarah. Ketiga, terwujudnya transfer pengalaman, pengetahuan dan semangat kejuangan serta penyampaian keteladanan kepada masyarakat/generasi. Keempat, mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai Kota Perjuangan.


Rangkaian Acara
Tanggal 27 Februari, telah dilakukan bersih-bersih tetenger di Ngejaman, Kraton Yogyakarta. Dinas Kebudayaan bersama Werhkreis III,Komunitas Djokjakarta 1945, Museum Benteng, serta pelajar dan warga sekitar mengadakan Bersih-bersih Tetenger di Ngejaman, Kraton Yogyakarta tanggal 27 Februari 2019 dari pukul 07.30-10.00. Tetenger yang dimaksud adalah tempat bertemunya Sultan Hamengku Buwono IX dan Letkol Soeharto.Tanggal 28 Februari 2019 pukul 19:00 - 23:00 WIB di Plaza Monumen Serangan Umum, Dinas Kebudayaan DIY bersama dengan Paguyuban Wehrkreis III Yogyakarta menyelenggarakan Malam Tirakatan. Acara ini akan dihadiri pelajar, pelaku sejarah, TNI-POLRI,Organisasi Pejuang, Ormas, dan Instansi terkait serta masyarakat. Acara ini akan diisi dengan Wayang Kulit (dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta) dan Kisah Perjuangan serta pemutaran film “After 70 Year” karya Generasi Penerus PWK III Yogyakarta Kota Yogyakarta.Tanggal 1-3 Maret akan dilaksanakan Pameran Alutsista di depan Museum Benteng Vredeburg.  Sementara itu, Dinas Kebudayaan DIY bersama Komunitas Djokjakarta 1945 menyelenggarakan Jambore Kesejarahan. 150 peserta dari dalam dan luar Yogyakarta yang merupakan pelaku,pengamat, serta pemerhati kesejahan akan bersama-sama merefleksikan kembali Peristiwa Serangan Umum 1 Maret. Narumber yang akan dihadirkan dari TNI,Akedimisi, Pelaku Sejarah, maupun dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.Adapun acara ini diselenggarakan di Hotel De’Senopati tanggal 1 dan 2 Maret. Acara puncak akan dilaksanakan tanggal 3 Maret dari pagi hari hingga siang. Defile,parade, pawai kebangsaan, dan budaya akan mulai berjalan dari Gedung DPRD menuju Titik 0 kilometer mulai pukul 08.00. Di Titik 0 kilometer akan disajikan sosiodrama berupa teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh Komunitas Djokjakarta 1945 dan Kodim 0734 Kota Yogyakarta. Pawai dan teatrikal akan melibatkan 3000 orang.  Panggung kehormatan berada di sisi utara-bara ttitik 0 kilometer.


Pengajuan Sebagai Hari Besar Nasional
Pada tanggal 31 Oktober 2018, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Hamengku Buwono X telah menandatangai surat kepada Bapak PresidenRI tentang Usulan Penetapan 1 Maret sebagai Hari Besar Nasional. Salah satupokok isi surat adalah bahwa tanggal 1 Maret diusulkan menjadi Hari Besar Nasional dengan nama Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Usulan ini didukung dengan kajian sejarah Dinas Kebudayaan DIY yang melibatkan para ahli sejarah pada tahun 2018.


Sumber Dana
Semua acara yang diselenggarakan dibiayai oleh APBD Dana Keistimewaan melalui Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Tambahan

Bersama acara-acara tersebut di atas, beberapa komunitas masyarakat dan instansi pemerintah juga menyelenggarakan berbagai acara untuk memperingati Serangan Umum 1 Maret. Diantaranya, Upacara Peringatan, Pameran di Museum Benteng Vredeburg, Seminar, Ziarah ke makam Pahlawan, serta doa bersama. (VS)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta