Jelajah Budaya SMK Negeri 6 Yogyakarta di Museum Sejarah Purbakala Pleret dan Situs-Situs Bersejarah

by admin|| 27 Februari 2019 || 2.030 kali

...

 Terletak di tenggara Yogyakarta, Museum Sejarah Purbakala Pleret atau lebih dikenal dengan Museum Pleret mulai mendapat perhatian luas dari masyarakat maupun komunitas yang peduli dengan sejarah Yogyakarta. Salah satu wujud kepedulian kepada sejarah ini ditunjukkan oleh siswa dan siswi SMK Negeri 6 Yogyakarta yang berkunjung ke Museum Pleret dan situs-situs bersejarah di Kecamatan Pleret pada hari Sabtu, 23 Februari 2019 kemarin. Kegiatan yang bertajuk “Jelajah Budaya SMK N 6 Yogyakarta” ini merupakan program kegiatan tahunan Pramuka di sekolah tersebut. Dewan Ambalan dan guru SMK N 6 Yogyakarta sebagai penggerak kegiatan yang melibatkan 404 siswa dan siswi ini mempunyai tujuan yang luhur. Tujuan luhur dari kegiatan ini adalah memupuk kecintaan dan kebanggaan generasi muda Indonesia melalui pengenalan sejarah bangsa. Dalam hal ini, Museum Pleret dan situs-situs di Kecamatan Pleret merupakan saksi dari embrio berdirinya Daerah Istimewa Yogyakarta. Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta tidak akan mewujud tanpa adanya sejarah yang pernah terjadi di Pleret ini.  

Upacara pembukaan yang dipimpin oleh Dra. Kunthi Handayani selaku Wakil kepala SekolahSMK N 6 Yogyakarta mengawali rangkaian acara Jelajah Budaya. Seluruh siswa tampak khidmat menjalani rangkaian upacara yang diselenggarakan di halaman Museum Pleret. Selepas upacara, semua siswa-siswi dibagi menjadi tiga kelompok besar yang akan berkunjung secara bergantian ke tiga situs dengan berjalan kaki. Tiga situs tersebut adalah Situs Kerto di Dusun Kerto, Situs Masjid Kauman di Dusun Kauman dan Situs Sumur Gumuling di dalam kompleks Museum Sejarah Purbakala Pleret. Pak Susanto, edukator Museum Pleret memberikan penjelasan mengenai situs Kerto, sedangkan Pak Rahmat sebagai juru pelihara juga ikut memberikan penjelasan mengenai situs Masjid Kauman. Siswa-siswa yang berkunjung ke Situs Sumur Gumuling didampingi oleh Mbak Ariani dan Mbak Novi yang merupakan edukator Museum Pleret.

Beberapa hal penting yang selalu ditekankan oleh pemandu dari Dinas Kebudayaan DIY adalah nilai sejarah yang terkandung dalam situs-situs tersebut. Bahwa situs Kerto yang berupa umpak ditengarai merupakan komponen bangunan siti hinggil Keraton Kerto. Keraton Kerto sendiri merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam yang diperintah oleh Sultan Agung pada tahun 1618. Sedangkan peninggalan situs Kauman merupakan sisa-sisa bangunan Masjid Keraton Pleret yang dipimpin oleh Amangkurat I pada tahun 1648. Masjid ini dulu disebut dengan nama Masjid Ngeksigondo akan tetapi sekarang lebih terkenal dengan sebutan Masjid Kauman karena terletak di Dusun Kauman Pleret. Di sini, para siswa juga mengamati tinggalan arkeologis yang berupa umpak dan beberapa bagian dinding masjid. Lain halnya dengan situs Sumur Gumuling yang terletak di dalam komplek Museum Pleret. Situs ini merupakan sumur yang menjadi salah satu sumber air Keraton Pleret pada masanya dan konon menjadi sumber air untuk jamasan pusaka keraton. Di Museum Pleret sendiri, para siswa peserta jelajah juga mengamati benda koleksi museum berupa umpak, Keris Sabuk Inten yang ditemukan saat ekskavasi situs Masjid Kauman, fragmen-fragmen Pabrik Gula Kedaton, jobong, serta arca-arca peninggalan zaman Hindu-Buddha yang ditemukan di wilayah Kabupaten Bantul. Kronik Kerajaan Mataram Islam secara runtut dijelaskan kembali melalui tayangan film “Menelusuri Jejak Kejayaan Mataram Islam di Pleret.” Selepas kloter terakhir selesai menikmati tayangan film di ruang audiovisual Museum Pleret, acara Jelajah Budaya SMK N 6 Yogyakarta diakhiri dengan upacara penutupan yang diikuti oleh seluruh peserta.(ran,pambud) 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta