Penilaian desa budaya dilakukan secara terukur dan terbuka, sesuai dengan keadaan di lapangan

by admin|| 01 Maret 2019 || 2.020 kali

...

Format penilaian desa budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2019, tetap berpedoman pada Peraturan Gubernur Nomer 36 Tahun 2014. Dengan demikian, desa budaya diharapkan mampu memusatkan perhatiannya terhadap upaya menggarap sumber daya masing-masing untuk memperbaiki statusnya. Pada lain sisi, kebingungan desa terhadap statusnya, segera bisa teratasi.

Segala sesuatu sumber daya di desa, bisa menjadi prestasi. Misalnya, desa punya kesenian jathilan, bisa tumbuh subur, bukan satu dua kelompok saja. Selain itu, upacara adat wiwitan bisa digelar lima kali dalam setahun, secara berkelompok, sehingga dapat menghemat beaya pelaksanaannya, dibandingkan dengan perseorangan. Dukungan masyarakat seperti ini, bisa dipertimbangkan sebagai hal lain untuk penilaian.

Proses penilaian dibiarkan mengalir secara terbuka dan terukur, membahasakan instrumen agar pas dalam menggambarkan keadaan sesungguhnya di lapangan. Bukan dengan kompromi, dan tidak terjebak pada formalitas, melainkan pertimbangan dari segala segi, dan melibatkan para pihak. Salah menilai, bisa berakibat buruk.

Hal tersebut mengemuka pada rapat koordinasi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tenaga ahli verifikasi, dan tim monev pendamping desa budaya. Tenaga ahli verifikasi  (lima orang), dari segi adat tradisi, kesenian dan permainan tradisional; bahasa dan sastra; kerajinan, masakan, dan pengobatan tradisional; serta tata ruang, bangunan, dan warisan budaya. Sedangkan tim monev sebanyak sembilan orang.

Selain membahas masalah tersebut, rapat yang dipimpin kepala bidang pemeliharaan dan pengembangan adat tradisi, lembaga budaya, dan seni, Dra. Y. Eni Lestari, didampingi kepala seksi lembaga budaya, Dra. Endang Widuri, juga mengenai jadwal peninjauan di desa budaya. Jadwal peninjauan di 56 desa budaya, mengambil rute dari Kabupaten Gunungkidul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta, Bantul, sampai Kabupaten Sleman, yang dimulai pada 11 Maret 2019. Rapat koordinasi tersebut diadakan pada Kamis, 28 Februari 2019, di ruang Nakula, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.(hen/lembud)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta