Festival Budaya Kontemporer Tatto Istimewa Siap Digelar Akhir Pekan Ini

by admin|| 28 Juli 2016 || 20.841 kali

...

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tato merupakan salah satu bentuk ekspresi dari karya seni. Dalam perkembangannya, sejak satu dekade terakhir seniman maupun pengguna tato meningkat pesat.

Bagi penggunanya sendiri saat ini tidak hanya digunakan oleh orang tertentu, namun berasal dari beragam usia, profesi dan lainnya. Tato hampir bisa ditemui di semua kalangan, khusunya di kalangan masyarakat urban.

Tato sudah tidak menjadi sesuatu yang asing saat ini. Seiring berjalannya waktu bermunculan banyak komunitas yang memiliki peran sentral atas perkembangan seni tato di masyarakat.

Dengan bermunculnya banyak komunitas sendiri, hadir pula berbagai acara yang memfalitasi seniman maupun pengguna tato.

Pada tahun 1997, di Yogyakarta berdiri sebuah komunitas atau organisasi yang dulunya berdiri sebagai agen gerakan aktivisme dalam rangka meruntuhkan dominasi Orba, bernama Java Tatto Club (JTC).

Menurut mereka, tato merupakan sebuah bentuk kebebasan berekspresi, memposisikan kembali tato sebagai warisan budaya, juga mengkampanyekan tato sebagai seni yang dinamis sesuai zamannya.

 

2011 lalu, komunitas ini menggelar sebuah acara khusus tato bernama Festival Tatto Istimewa. Ketika itu apresiasi dari masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya begitu besar terhadap perhelatan tersebut.

Di tahun 2016, acara serupa kembali digelar dengan nama Festival Budaya Kontemporer, Tatto Istimewa 2016 yang diselenggarakan oleh JTC serta didukung oleh Dinas Kebudayaan DIY.

Dalam jumpa persnya, Kamis (28/7/2016) siang, panitia penyelenggara mengumumkan acara tersebut akan dilaksanakan pada Sabtu, (30/7/2016) nanti di Jogja Nasional Museum.

Acara tersebut nantinya akan diramaikan dengan kontes tato yang dibuat saat acara berlangsung dengan tema Tatto Haba. Selain itu adapun tatto show, penampilan musik dan masih banyak lagi dalam acara tersebut. (*)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta