Kisahkan Narasi 'Jogja Kembali' yang Terpenggal

by admin|| 03 Agustus 2016 || 2.952 kali

...

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beberapa waktu lalu, Dinas Kebudayaan DIY telah memilih sebanyak enam proposal film, dan didanai dengan dana keistimewaan untuk produksinya.

Keenam film tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori fiksi dan dokumenter.

Untuk kategori fiksi, tiga proposal yang terpilih adalah "Happy Family" (Hide Project Films), "Ruah" (Hibernasi Film) dan "Kleyang Kabur Kanginan" (Lookout Pictures Indonesia). Sementara untuk kategori dokumenter yang lolos ada "Jamu: Warisan Antar Generasi Perempuan" (Ruang Imajinasi Film), "Jogja Kembali" (Cinemato) dan "Sosrokusuman" (Labide Film).

Aan Ratmanto, pembuat ide film dokumenter "Jogja Kembali" menuturkan, ide tersebut awalnya berasal dari penelitian tesisnya beberapa waktu lalu yang ia coba gambarkan ke dalam bentuk visual. Filmnya tersebut mengisahkan tentang narasi atau sejarah "Jogja Kembali" yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia, khususnya Yogyakarta.

Dalam penggarapannya, Aan bersama tim menyertakan sebanyak delapan narasumber kompeten yang bisa menceritakan tentang kejadian tersebut. Mulai dari pelaku sejarah maupun guru besar ilmu sejarah. Selain itu iapun menyertakan sebuah animasi dalam filmnya, sebagai bagian isi cerita untuk menerjemahkan dokumen-dokumen tentang peristiwa tersebut.

"Kami sudah berjalan selama 10 hari produksi film ini. Kira-kira sekarang sudah mencapai 60% untuk film ini. Kemarin sedikit mengalami proses syuting karena menyesuaikan jadwal dengan narasumber kami," kata Aan saat ditemui Tribun Jogja, Selasa (2/8/2016) kemarin di Kantor Dinas Kebudayaan DIY.

 

Aan berpendapat, film dokumenter tentang sejarah sangat perlu diangkat olehnya maupun para sineas lainnya. Masih banyak sejarah-sejarah di Yogyakarta, baik sejarah klasik maupun kontemporer yang masih perlu didalami juga diketahui oleh masyarakat Indonesia.

Menurutnya hal inipun dapat disambut baik oleh para sineas yang ke depannya mendapatkan kesempatan yang sama dipilih untuk didanai dengan dana keistimewaan, untuk lebih melihat lagi sejarah-sejarah yang belum banyak diketahui dan dinarasikan dalam sebuah bentuk film.

"Film itu media sangat efektif untuk memberikan apresiasi pembelajaran lintas budaya lewat audiovisual dan merupakan media yang sangat mudah dipahami masyarakat," lanjut Kepala Seksi Perfilman Dinas Kebudayaan DIY, Sri Eka Kusumaning Ayu.

Ia mengatakan, rata-rata film yang didanai itu sudah mencapai 60 persen dalam proses penggarapannya. Para filmmaker telah memulai proses produksi filmnya masing-masing sejak Juni 2016 kemarin.

"Kami targetkan akhir September 2016 sudah selesai semua dan dipertontonkan kepada masyarakat. Mudah-mudah lancar dan tidak halangan," jelasnya. (*)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta