by admin|| 10 Agustus 2016 || 1.522 kali
Kongres Bahasa Jawa di tahun 2016, merupakan kongres yang keenam. DIY dipercaya menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini, yang akan diselenggarakan pada 8 hingga 12 November 2016 mendatang.
Sekretaris 3 Kongres Bahasa Jawa VI, Vishnu Satyagraha mengatakan, kongres saat ini mengambil tema "Basa Jawa Triwikrama", dengan subtema "Pengoptimalan Peran Bahasa dan Sastra Jawa di Kabupaten dan Kota yang Berakarkan Budaya Jawa untuk Memperkuat Kebudayaan Nasional".
Triwikarama di sini dimaknai sebagai gerakan reformasi. Melalui KBJ VI, masyarakat Jawa harus mampu membangunkan segala kekuatan untuk mereformasi permasalahan yang dihadapi masyarakat Jawa, berkaitan dengan kondisi bahasa Jawa yang selama ini telah mengecilkan 'debit' budaya Jawa.
"Kongres yang keenam ini berbeda dengan lima kongres sebelumnya. Kongres sekarang lebih riil dan bisa dilaksanakan. Strateginya lebih nyata dan bahasa Jawa bisa bertahan di era globalisasi," kata Vishnu, Selasa (9/8/2016), di Kantor Dinas Kebudayaan DIY.
Ia melanjutkan, hasil dari lima kongres sebelumnya hanya berhenti dalam romantisme-romantisme bahasa Jawa, dan sedikit sulit untuk direalisasikan terhadap kehidupan saat ini.
Dalam kongres tersebut nantinya akan dihadirkan puluhan pemakalah yang dibagi menjadi empat jenis pemakalah, yaitu pemakalah kunci, pemakalah utama, pemakalah khusus dan pekalahan umum.
Setiap pemakalahan akan menyampaikan topiknya masing-masing. Seperti pemakalah kunci diisi oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Rasyid Baswedan, yang membawakan topik tentang kebijakan pemerintah dalam pengoptimalan peran kebudayaan daerah untuk memperkuat kebudayaan nasional.
"Sementara untuk pemakalah utama sendiri akan diisi oleh gubernur masing-masing provinsi dan tentunya dengan membawakan topik yang berbeda. Untuk pemakalah khusus sendiri akan diisi oleh bupati atau walikota yang ditunjuk pemerintah daerah provinsi masing-masing dengan kekhasan dialek wilayahnya," ujarnya.
Bagi pemakalah umum sendiri dijelaskan Vishnu diperuntukan untuk siapapun yang menaruh kepeduliannya terhadap bahasa dan sastra Jawa, dan bersedia menyumbangkan pemikirannya sesuai dengan subtema.
Pemakalah itupun diharuskan untuk mengumpulkan makalah yang akan dipresentasikan saat kongres.
Setelah dilakukan pengumpulan, pihak panitia akan menyeleksi pemakalah umum yang dapat menyampaikan isi makalahnya.
"Untuk pesertanya sendiri tentunya dari ketiga provinsi tersebut, Jatim, Jateng dan DIY. Kami tidak mengundang, namun membuka pendaftaran bagi para peserta yang ingin mengikuti kongres," papar Kepala Bidang Sejarah, Sastra dan Bahasa Dinas Kebudayaan DIY, Erlina Hidayati. (*)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...