Warna-warni Seni di DIY

by admin|| 22 Agustus 2016 || 23.276 kali

...

RADARJOGJA – Jogjakarta sebagai kota pendidikan, selalu menjadi jujukan para pelajar daerah. Identitas kedaerahan yang melekat justu mampu menguatkan keistimewaan Jogjakarta. Julukan Jogjakarta Indonesia Mini berangkat dari peran pelajar daerah mengisi warna-warni seni di DIJ.

Salah satu kelompok seni yang cukup mencolok adalah Behind The Scene Theatre (Betha). Kelompok seni yang didirikan para pelajar daerah ini anggotanya multisuku. Dalam setiap penampilannya selalu menunjukkan kebhinekaan.

”Anggota berasal dari berbagai daerah. Mulai dari Lombok, Kalimantan, Madura, Palu, Tulungagung, Sumatera hingga Jogjakarta sendiri,” kata salah seorang pendirinya Roci Marciano, kemarin.

Pria kelahiran Pasaman Timur, Sumatera Barat, 6 Maret 1986 ini mengungkapkan, Betha memiliki semangat tinggi dalam seni. Berdiri tahun 2007, Betha selalu mengemas pementasan teater dengan cara yang brilian. Termasuk memadukan beragam kebudayaan Indonesia.

Seperti belum lama ini mereka menggarap naskah Sri Murtono yang berjudul Genderang Barata Yudha. Kolaborasi multisuku tidak hanya dari pemain. Garapannya juga terjadi kolaborasi, baik dari sisi kostum, gending hingga aksen pelafalan naskah.

”Kami selalu menanamkan konsep bumi dipijak di situ langit dijunjung. Esensial Jogjakarta tetap ada, tapi kami kolaborasikan dengan kultur masing-masing pemain,” ujarnya.
Alumnus Jurusan Teater ISI Jogjakarta ini mengungkapkan, ada pegangan khusus dalam membawa kultur masing-masing. Para penggawanya tidak mengemas dalam kultur daerah murni. Namun dikemas sebagai sisipan yang kesannya lebih universal.

Roci menilai, cara ini lebih efektif untuk mengenalkan kultur nusantara. Alasannya tidak semua penikmat pertunjukan mengetahui secara detail identitas daerah. Dalam hal ini pengucapan bahasa daerah sebagai pengantar pertunjukan.

Pengenalan keindahan seni budaya nusantara dikemas melalui kostum dan logat bahasa. Seperti penggunaan baju adat Sumatera dalam pementasan, logat Kalimantan dalam naskah. Hingga mengusung gerak tari Jawa Barat dalam olah gerak tubuh.

”Sebagai contoh kita ambil logat-logat yang sering dipertontonkan di televisi. Jadi penonton masih bisa memahami apa yang kita ucapkan dan tampilkan,” ungkapnya.

Aksi para seniman lintas suku ini juga tercatat dalam lakon Karma di Ladang Kurusetra. Lakon yang disutradarai Rano Sumarno ini mengkombinasikan banyak kesenian daerah. Olah gerak tubuh mengadaptasi Ronggeng Gunung dari Jawa Barat dan kostum ketoprak gaya Jogjakarta.

Para penggawa Betha juga pernah menampilkan seni gaya Jogjakarta. Ini terangkum dalam lakon Pak Dalang yang dipentaskan medio 2011-2012. Naskah ini menceritakan sosok dalang dari Wonosari Gunungkidul.

”Tidak pernah ada kendala dalam setiap pementasannya. Justru kami bisa menikmati pola pementasan ini. Warga Jogjakarta juga terbuka dan hangat menyambut kesenian budaya daerah lainnya,” kata Roci.

Roci menilai Jogjakarta kota yang ideal untuk belajar seni. Dia sependapat dengan seniman lainnya, bahwa Jogjakarta merupakan kawah candradimuka. Memiliki peran penting dalam sejarah lahirnya setiap seniman. (dwi/ila/ong)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta