WONOSIDI LOR BERDOA UNTUK KORONA

WONOSIDI LOR BERDOA UNTUK KORONA

Macapat merupakan seni tradisi yang ada sejak jaman dulu. Sunan Kalijaga merupakan sosok yang memasyarakatkan macapat. Kini macapat banyak digunakan untuk campursari, suluk dalang, ajaran moral, salawatan, iringan jathilan, kethoprak juga menggunakan macapat. Artinya macapat dapat digunakan untuk berbagai hal di kehidupan. Di kraton Ngayogyakarta Hadiningrat digunakan untuk mengungkapkan berbagai hal yang kemudian ditulis menjadi naskah beraksara Jawa. Penjelasan dari KMT Projo Suwasono yang pada malam itu menjadi narasumber dalam Gelar Macapat yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kundha Kabudayan DIY.

Macapat adalah seni suara, sama halnya dengan campursari, dangdut, dan sejenisnya. Namun, ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi dalam macapat seperti guru lagu, guru wilangan, guru gatra. Dari aturan-aturan itulah kemudian masyarakat kini memahami tembang macapat merupakan menggambaran kehidupan dari lahir sampai mati.

Malam itu KMT Projo Suwasono memimpin berdoa dalam lantunan tembang macapat singgah-singgah kala singgah, pan suminggah Durga Kala sumingkir, singa ama sing awulu, lan suku sing asirah, sing atenggak miwah kala sing abuntut, padha sira suminggaha, muliha mring asal neki. Doa tersebut merupakan rapal doa yang ada sejak dahulu ketika agama samawi belum datang ke nusantara.

Selanjutnya dilantunkan doa tolak korona covid sangalas korona, mugi enggal sumingkir ingkang tebih, aywa sami ngaru biru, ing tanah Nuswantara, para warga tansah nyuwun mring Hyang Agung, tinebihna ing rubeda, rahayu ingkang pinanggih.

Dengan dilantunkan doa-doa tersebut yang berbalut dengan tradisi Jawa yang adiluhung, harapannya semua masyarakat selalu taat dengan protokol kesehatan, tetap sehat dan terhindar dari pandemi virus korona.

Setya Amrih Prasaja, S.S. perwakilan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta di memberikan pujian kepada pemuda-pemudi Wonosidi Lor, Wates, Kulon Progo (23/6). Mereka dengan kidmat semangat melantunkan macapat doa tersebut. Pemahaman generasi muda terhadap warisan leluhur yang seperti ini patut dijadikan teladan bagi pemuda pewaris kebudayaan. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta dengan salah satu Sub Kegiatannya Pembinaan Pengembangan Bahasa dan Sastra berusaha sebaik mungkin menjalankan amanah Undang-Undang nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan. (HAY)