Kidung Talang Kencana Berkumandang di Kali Opak

by bahasa|| 24 Juni 2021 || || 1.459 kali

...

Kidung Talang Kencana Berkumandang di Kali Opak

 

Katanya sih di sini dulu ada,

naskah berakasara Jawa

yang menceritakan sekitar sini

 

sepenggal kalimat dari Akhmad Fikri yang kemudian mengilhami penciptaan puisi yang membahas Binataran Wetan, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Daerah itu sangat dekat dengan Situs Payak, petirtan era Prambanan. Di Pendapa Maturka (Masyarakat Turut Kali) ia bercerita sembari masih melacak keberadaan naskah beraksara Jawa paling tidak ada naskah modern yang mendokumetasikan sastra lisan tersebut dalam bait puisi.

 

Konon katanya naskah beraksara Jawa itu menceritakan sumber air yang mengalir dari gugusan gunung sewu (Nglanggeran) ke laut selatan. Patirtan Situs Payak tentu dapat diterima ketika ada pita kait yang menghubungkan sumber air dengan pemandian di jaman lampau.

 

Akhmad Fikri, ia bukan seorang Jawa, namun dedikasinya untuk kebudayaan Jawa begitu mengakar di dalam dirinya. Kini tidak dapat lagi dipisahkan antara dirinya dengan kejawaan yang kini ia ugemi. Kecintaannya pada budaya Jawa melahirkan 11 bait puisi berbahasa Indonesia berjudul Kidung Talang Kencana yang membahas daerah yang ia tempati kini.

 

Puisi itu kemudian disadur oleh Ki Bekel Setyo Amrih Prasajo dengan judul yang sama Kidung Wahyu Talang Kencana. Berbahasa Jawa dan beraksara Jawa. Ia berhasil menyadurnya menjadi tembang Macapat. Berjumlah 7 pada dengan 2 pupuh Sinom dan Kinanthi.

 

Kidung Wahyu Talang Kencana

Niatku membuka gapura praja

Melalui kepasrahan hati kepada Tuhan

Yang menguasai alam jagat

Hingga sujud sembahku sepanjang saat  (kutipan asli)

 

Niyatku ambuka dwara, praja sinisihan

Widdhi, kang masésa jagad loka, sembah

sungkem pangabekti, kidung wahyu

pinasthi, talang kencana satuhu, lampahé

samirana, angidung wahyu kaèksi,

lampahira cinarita jroning babad.  (kutipan saduran)

 

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta hadir untuk mengangkat hasil karya sastra tersebut dengan acara Gelar Macapat (18/6). Mbah Kadi yang merupakan tokoh macapat di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi dirigen dalam melantunkan tiap bait tembang macapat tersebut.

 

Kegiatan Gelar Macapat tersebut berupakan bagian dari pelaksanaan UU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 13 tahun 2012 melalui Kegiatan Pembinaan Pengembangan Bahasa dan Sastra (HAY).

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Aksara Jawa Menolak Punah

by bahasa || 21 April 2021

Terakhir diadakan pada 1922, Kongres Aksara Jawa kembali diselenggarakan pada 22 sampai 26 Maret 2021 di Yogyakarta. Kongres Aksara Jawa I (KAJ I) ini diadakan karena aksara Jawa sudah semakin jarang ...


...
KAJ Berupaya Membangkitkan Kembali Aksara Jawa

by bahasa || 21 April 2021

Kongres Aksara Jawa (KAJ) I digelar Senin (22/3) hingga Jumat (26/3) di Yogyakarta. Lewat kongres ini, diharapkan aksara Jawa bisa kembali bangkit di era digital ini. Saat pembukaan, Gubernur DIY Sri ...


...
Dinas Kebudayaan DIY Gelar Cipta Dongeng 2021

by bahasa || 26 April 2021

Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Cipta Dongeng 2021. Gelaran ini guna memotivasi masyarakat mengembangkan cerita-cerita dan dongeng-dongeng yang berasal dari lingkungan ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta