Puluhan Karya dari 12 Provinsi Dipamerkan di Jogja

by admin|| 23 Agustus 2016 || 20.462 kali

...

Harianjogja.com, JOGJA – Sedikitnya 97 karya seni milik puluhan seniman dari 12 provinsi di Indonesia dipamerkan dalam pameran besar Karya Seni Undagi di Jogja Gallery, Jalan Perkapalan, Alun-alun Utara, sejak Selasa (23/8/2016) hingga 28 Agustus mendatang.

Pameran itu dibuka oleh Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (22/8/2016) malam. Pameran itu tampil berkat kurator Timbul Raharja dengan sejumlah ko-kurator, seperti Agus, Dafri dan Ahmad Nizam.

Direktur Kesenian Ditjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Endang Caturwati mengakui, pameran kriya undagi tergolong masih jarang di Indonesia.

Bahkan dengan menghadirkan banyak karya, Pameran Besar Seni Kriya Undagi yang digelar di Jogja Gallery adalah pertama kalinya di Indonesia.

Oleh karena itu, pihaknya akan mengupayakan dukungan, pameran serupa bisa digelar setidaknya dua tahun sekali di Jogja. Ia berharap, sejumlah seniman yang awalnya enggan untuk mengikuti pameran, bisa terinsipirasi untuk aktfi terlibat menjadi peserta.

“Ini sangat menginspirasi, dari Kementerian akan berupaya untuk memfasilitasi. Ke depan setidaknya anggota atau seniman yang ikut pameran kriya undagi ini harus bertambah,” terangnya kepada wartawan seusai membuka pameran, Senin (22/8/2016) malam.

Asisten Sekda Bidang Keistimewaan Setda DIY Didik Purwadi yang hadir mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai, pameran seni kriya undagi keputusan kreatif yang berinspirasi pada seni budaya Indonesia.

Pameran itu akan semakin menguatkan seni kriya undagi untuk selalu mendapatkan tempat yang lebih baik di masyarakat. Ia juga menyinggung soal pasca diundangkannya keistimewaan DIY, legislatif saat ini tengah berupaya menyelesaikan peraturan turunan atau perda di bidang kebudayaan.

“Kalau sudah jadi [Perdanya] akan jadi landasan hukum untuk melaksanakan berbagai giat kebudayaan dalam rangka mensejahterakan masyarakat,” ungkap dia

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta