Melanesia: Mengenal Masyarakat Indonesia Timur Melalui Budaya

by admin|| 25 Agustus 2016 || 15.099 kali

...

YOGYA (KRjogja.com) – Keramaian kirab budaya Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) ke-28 tentunya menjadi daya Tarik bagi wisatawan local maupun mancanegara yang sednag berlalu-lalang di kawasan Jalan Malioboro, Selasa (23/08/2016). Puluhan peserta dari berbagai daerah turut serta dalam memeriahkan acara kirab ini, salah satunya dalah Melanesia.

Melanesia sendiri merupakan suatu kelompok penggiat seni yang berisikan masyarakat dari daerah timur di Indonesia. Komunitas Melanesia sendiri merupakan penggabungan dari 3 daerah timur, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku serta Papua. Dengan memiliki kebudayan serta keinginan yang sama, ketiga daerah inibersepakat untuk membentuk sebuah wadah komunitas yang bergerak pada bidang seni dan budaya.

Keikutsertaan Melanesia dalam kirab budaya FKY-28 ini juga menjadi salah satu bukti bahwa komunitas ini bersungguh-sungguh dalam melestarikan dan mengenalkan budaya dari timur kepada masyarakat Jogja. “Karena kami tinggal di Jogja, maka kami juga menjadi bagian dari kota ini," terang Andre selaku kordinator utama Melanesia. Berdiri sejak September 2015, Melanesia berharap agar masyarakat Yogya bisa mengenal masyarakat timur serta keragaman budayanya.

Komunitas independen ini ternyata juga aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan seni dan budaya, tidak hanya berpartisipasi dalam FKY saja, Melanesia sudah memiliki acara rutin, salah satunya adalah Melanesia Roots Festival. Kegiatan yang sudah berlangsung selama 4 kali ini merupakan pagelaran musik serta penampilan seni tari dari daerah timur. “Seperti yang tadi saya bilang, Melanesia sangat serius dalam bidang seni dan budaya, tidak ada kepentingan," tambah Andre.

Dalam kegiatan kirab budaya kali ini, Melanesia menampilkan tarian budaya dari berbagai daerah timur, seperti Halikurai dari Atambua, Lamaholat dari Adonara dan Lembata, Kataga dari Sumba Tengah, serta Tari Api dari Bintuni Papua. Dengan memiliki latarbelakang yang sama, tarian ini ternyata memiliki kesamaan, yaitu untuk menyambut para penjuang yang pulang dari medan perang. Beda halnya dengan Tari Api, tarian ini merupakan sebuah ritual untuk melakukan pemujaan kepada Tuhan. Seiring perkembangan jaman, tarian Halikurai, Lamaholat dan Kataga saat ini menjadi tarian penyambut bagi para tamu yang datang berkunjung.

Di samping itu, untuk memfasilitasi para anggotanya dalam berkarya, Melanesia sendiri sudah memiliki sanggar. Sanggar yang diberi nama Arcaf ini terletak di Jalan Babarsari, Yogyakarta. Di sanggar ini, para penggiat seni dan budaya dari timur bisa mengeksplorasi berbagai macam sendi dan budaya, antara lain tari dan musik. Meskipun berlatar belakang budaya Indonesia timur, Melanesia sendiri tidak menutup pintu bagi daerah lain untuk ikut serta dalam kegiatan komunitas ini. “Kita beberapa kali sempat bekerja sama dengan daerah-daerah lain, ada Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, banyak sih daerah lainnya juga”, jelas Andre. Ia sendiri berharap kepada masyarakat serta pemerintah Yogya untuk bisa menerima kebudayaan dari masyarakat timur serta tidak memandang negatif tentang kegiatan masyarakat timur, terutama soal kebudayaan. “Karena Yogya miniatur Indonesia, maka Melanesia menjadi bagian dari Yogya”, tambah Andre. (Muhammad Akbar Samudra)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Perajin Batik Kulonprogo Perkuat Pasar Lokal untuk Jaga Produksi Tetap Stabil

by admin || 24 November 2016

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Perajin batik Kulonprogo mulai merasakan tanda-tanda kelesuan pasar batik yang biasa terjadi di akhir tahun. Untuk menjaga stabilitas produksinya, perajin batik ...


...
Kesenian Tari Hibur Peserta Funbike Gebyar Museum Pleret

by admin || 09 Oktober 2016

Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rombongan Funbike Gebyar Museum Pleret tiba di Museum Purbakala Pleret. Tari Sigrak Sesolak, Tari Nawung Sekar ...


...
'Selendang Sutra' Penyatu Mahasiswa

by admin || 07 Oktober 2016

YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogya (Disbud DIY) bersama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPMD) mengadakan 'Karnaval Selendang Sutra' 2016 guna mengurangi gesesekan ...


...
Disbud DIY Bersama Matra Akan Gelar Festival Gejog Lesung Keistimewaan

by admin || 07 September 2016

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY bersama Masyarakat Tradisi (Matra) Yogyakarta, akan menyelenggarakan Festival Gejog Lesung Keistimewaan, pada 9 dan 10 September 2016 ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2023

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta